Terkadang kita harus melakukan sesuatu yang tidak kita sukai, demi sesuatu yang amat kita sayangi.
☆Muhammad Anaz Al Farizqi☆
*****
"Eh berhenti bentar bisa nggak?" tanya Azna.
Anaz menaikkan satu alisnya, kemudian ia melirik Azna yang sedang menatap ke luar jendela mobil.
Anaz ikut memandang apa yang di tuju pada pandangan mata Azna.
Di pinggir jalan, nampak pedangan bunga.
"Mau ngapain?" tanya Anaz balik.
"Gue pingin beli bunga buat Ummi," jawab Azna yang langsung diangguki oleh Anaz.
Anaz menepikkan mobil di bahu jalan kembali, ia melangkah keluar setelah mematikkan mesin mobil, menyusul Azna yang terlebih dahulu berjalan ke arah pedagang bunga.
Gadis itu nampak sibuk memilih bunga, mencium aromanya, melihat bentuk ataupun dari segi warna bunga yang menurutnya menarik.
"Ummi lo, suka bunga apa?" tanya Azna pada Anaz yang lagi duduk di bangku.
"Nggak tahu," jawabnya singkat.
"Masa nggak tahu sih," seloroh Azna.
"Emang nggak."
Anaz menjawab Azna singkat, padat. Ia memilih fokus pada kamera yang ia bawa, memotret beberapa bunga di depannya.
Azna memanyunkan bibir beberapa senti, merasa di acuhkan dengan pria yang menemaninya.
"Gimana ya? Aku jadi dilema, bingung mau pilih yang mana. Mau beli, takut Ummi nggak suka," gumam Azna, ia lebih berbicara kepada diri sendiri.
"Mau lo beli bunga manapun, pasti Ummi suka kok. Lagian Ummi udah dasarnya suka sama lo," jawab Anaz.
Azna memilih duduk di bangku samping Anaz, bangku ini berhadapan langsung dengan berbagai bunga. Matanya sibuk mencari bunga yang menarik di pandang.
"Ini gimana?" tanya Azna pada Anaz.
Pria itu kini berdiri di depan Azna cukup jauh, ia membelakangi Azna yang sedang memilih bunga, ia lebih menghabiskan waktu memotret gedung pencakar langit juga macetnya ibu kota.
Anaz menoleh, saat mendengar suara Azna, ia mendapati bunga di depan mata, wajah gadis itu tertutup sebuket bunga, yang terlihat hanya senyumannya saja.
Anaz mengabadikan Azna dengan bunga yang menutupi wajah, secepat kilat. Sebelum gadis itu menyadarinya.
"Cantik," gumam Anaz, saat melihat hasil jepretan fotonya.
"Azna beli ini aja ya kalau gitu," ucap Azna tersenyum lebar, ia mengalihkan bunga yang tadi ia tunjukkan pada Anaz.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Fine (END)
Teen FictionShakira Azna Mutiara gadis ceroboh, heboh, cerewet, lebay, ceria, ralat, ceria hanya untuk menutupi kesedihannya. Pintar merupakan sebuah kelebihan bagi dirinya. Mungkin ia tidak senang dengan kepintaran yang ia miliki, bukan mungkin itu memang pas...