BAB 16JANJI

1.6K 76 1
                                    

Esok harinya, aku sudah di perbolehkan pulang. Setelah aku memaksa Sinta untuk mengizinkanku pulang. Seharusnya, aku baru di perbolehkan pulang setelah satu atau dua hari lagi. Tapi, aku tidak mau. Aku tidak tahan terus berada di rumah sakit. Hanya tidur, di periksa dokter dan terkurung dalam ruangan VVIP. Tanpa diperbolehkan bebas kemana pun aku ingin pergi. Para pengawal akan selalu berada disisiku. Seperti lem yang tidak akan pernah lepas.

Aku pulang bersama dengan Bara. Padahal, aku sudah berpesan kepada Mia mengatakan kepada Bara tidak perlu menjemput aku. Aku masih marah padanya. Aku tidak ingin melihat dia. Tapi, Bara tetap datang dan bersikap biasa seperti tidak ada pertengkaran di antara kami. Bahkan, Bara berani menciumku dan bersikap mesra di hadapan para dokter dan suster yang mengantar aku keluar dari kamar inap rumah sakit.

Yang lebih parahnya, saat keluar dari kamar inap rumah sakit. Aku dikejutkan adanya, media yang berhamburan menuju ke arah kami, setelah kami sampai di lobi rumah sakit. Lantas aku menoleh ke Bara. Meminta penjelasannya tentang semua ini. Bara malah bersikap biasa saja. Aku tidak ingin wajahku masuk tv, koran dan majalah atau berita apapun. Aku pun melakukan hal konyol pada Bara. Memeluknya erat, menyembunyikan wajahku. Karna aksi nekatku itu, Bara memiliki ide untuk mengendongku ala bridal di hadapan para wartawan. Aku mengutuk diriku. Aku malah membuat berita yang heboh dan membenarkan. Aku memiliki hubungan dengan Bara. Lantas aku mendengar mereka memberi segudang pertanyaan kepada aku dan Bara. Lebih tepatnya kepada Bara.

"Pak Bara siapa gadis yang sedang anda gendong saat ini?"

Aku berdoa Bara tidak menyebut namaku. Jangan sebut namaku.

"Dia gadisku. Calon istriku"

Aku lega mendengar itu. Dia tidak menyebut namaku. Walau aku tidak terima dinyatakan sebagai calon istrinya.

Aku bukan calon istrimu!!!!

"Sudah berapa lama hubungan kalian berlangsung?"

"Sudah 3 tahun, sejak ulang tahun perusahaan milikku, Jackson Group"

Kenapa Bara malah membuat kebohongan pada media. Sejak kapan kita punya hubungan.

"Apa anda akan segera menikahi gadis yang anda gendong saat ini?"

"Tentu. Saya akan segera menikahinya" ucapnya menatap ke wajahku yang masih aku tutup menggunakan kedua telapak tanganku.

Kenapa para wartawan ini tidak berhenti bertanya. Dan kenapa juga kamu harus berkata seperti itu Bara. Aku tidak akan menikah denganmu.

"Apa anda mencintai gadis yang sedang anda gendong saat ini?"

"Ya, aku mencintainya melebihi aku mencintai diriku sendiri"

Dasar penipu. Terus saja, berbohong kepada mereka. Mungkin, mereka akan percaya dan menulis berita itu dengan cepat. Tapi, aku tidak akan pernah percaya lagi denganmu Bara. Tidak akan pernah.

Setelah pertanyaan itu, barulah pengawal mencegah para media untuk bertanya lagi pada Bara. Bara dan aku segera dikawal menuju mobil. Aku langsung masuk setelah mobil berada di hadapan kami. Aku bernafas lega. Berhasil keluar dari media yang suka menggosip kehidupan orang yang berpengaruh di negeri ini. Dan aku malah kena impas dari Bara.

Semoga saja, wajahku tidak tertampang diberita apapun.

Aku menoleh ke samping. Melihat Bara yang sedang menertawakan aku yang bersikap takut pada media.

"Puas"

"Ya, aku puas. Kamu memelukku dengan erat"

Aku mengepalkan tanganku ke arah wajahnya. Aku begitu kesal. Dia malah senang melihat bagaimana menderitanya aku dihadapan media.

#1 PITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang