Aku tidak menyangka, Bara memberi aku kejutan. Kejutan membawa aku liburan ke luar negeri. Ke negara Belanda. Negara impianku yang ingin aku kunjungi suatu saat nanti. Belanda yang terkenal dengan sebutan Netherland, yang artinya negara yang terletak di dataran rendah. Selain itu, Belanda juga terkenal dengan sebutan, negera kincir angin, negara keju makanan favorit aku, negara bunga tulip. Negara yang memiliki 9 keunikan yang ingin sekali aku kunjungi. Jika telah sampai di Belanda.
Awalnya, aku tidak percaya pada Bara. Jika dirinya, ingin membawa aku liburan ke luar negeri. Aku mengira, Bara berbohong. Mengingat kejadian kemarin. Bara membawa aku ke mall, bukan ke tempat yang aku ingin.
Aku masih mengingat, bagaimana Bara memberi aku kejutan ini. Setelah kami berdua berpelukan cukup lama, dalam diam di depan mansionnya. Kami berdua tidak menyadari jika aksi kami ini, di lihat oleh para pelayan dan para pengawal Bara.
Hingga, suara bariton Mia menyadarkan kami dan menatap sekeliling kami. Kami berdua tertawa pecah. Tertawa senang bersama untuk pertama kali. Di saat itulah, Bara memberitahukan. Dia ingin mengajak aku liburan ke luar negeri.
Liburan yang merupakan usulan Marta. Jujur aku kecewa mendengarnya. Tapi, setelah tahu. Kemana tujuan liburan yang di maksud Bara. Aku kembali senang. Dan mengerti, percakapan mereka yang tidak aku dengar sama sekali waktu di ruangan Marta.
Saat ini, kami sedang perjalanan ke bandara. Semua barang-barang telah di persiapkan Mia. Hubunganku dengan Mia kembali baik. Aku meminta maaf atas sikap kasarku. Dan menjelaskan kesalahpahaman kami. Untungnya, Mia tidak memiliki dendam kepadaku. Sayangnya, Mia tidak dapat ikut dengan kami. Kata Bara, Mia harus mengurus mansion. Padahal, aku berharap besar Mia dapat ikut bersama kami. Aku juga tidak dapat memaksa Bara. Jika itu adalah perintahnya.
Kami sampai di bandara, lebih tepatnya di lapangan bandara. Aku tercengang setelah keluar dari dalam mobil.
"Jet pribadi."
Tanyaku, tidak percaya. Bara mengangguk dan langsung memelukku.
"Tentu saja. Kamu pikir kita akan menaiki pesawat komersial."
Aku mengangguk. Mengingat, waktu kami berangkat ke Bali. Lalu, Bara menuntunku berjalan ke arah pesawat jet. Di sisi tangga jet, ada seorang pria bersetelan rapi berdiri tegap menatap ke arah kami.
"Selamat pagi, tuan Bara dan nona Pita." sapanya. Aku terus memperhatikannya dari bawah sampai ke atas. Pria ini cukup tampan dan masih muda. Aku penasaran kepadanya.
"Selamat pagi, juga Christian."
"Christian" ulangku menatap Bara.
"Ada apa, Pita. kenapa kamu terkejut."
"Tidak apa-apa. Aku tidak menyangka, dia adalah asisten kepercayaanmu yang sering Mia ceritakan kepadaku."
"Apa aku tidak pernah menceritakannya kepadamu."
Aku geleng kepala.
"Hai.. Christian. Aku, Pita senang bertemu denganmu." Sapaku ramah. Christian membalas sapaanku dan uluran tanganku.
Jabatan tangan kami tidak berlangsung lama. Bara langsung memberi peringatan keras untuk Christian membuang jauh niatnya untuk menyukaiku.
Mendengar itu, aku langsung mencubit perut sixpac Bara. Bara kesakitan. Lebih tepatnya, pura-pura kesakitan.
"Kenapa kamu mencubitku." Bara mengelus perut yang aku cubit tadi.
"Karna aku kesal kepadamu. Christian hanya membalas jabatan tanganku, bukan merayuku atau apapun. Kamu jangan berlebihan deh. Walau, sejujurnya Christian lebih menarik denganmu." Godaku pada Bara yang sudah memasang muka cemburunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
#1 PITA
RomanceAku membuka mataku. Menatap sekelilingku. Aku berada di dalam kamarku sendiri. Kamar rapi seperti biasa. Kuraba diriku, pakaianku masih sama dan utuh. Saat aku ingin bangkit berdiri. Aku merasakan sakit di selangkangan. Ku berlari ke kaca dan ku lih...