BAB 30INTERMEZO

2.8K 70 10
                                    

Aku tidak tahu, apa yang harus aku lakukan sekarang. Apa aku harus menerima pertunangan ini atau tidak?

"Pita apa kamu mau bertunangan denganku. Sebagai bukti aku serius denganmu. Sebagai bukti aku mencintaimu." pinta Bara kepadaku.

Aku diam. Menatap ke arah Bara. Lalu beralih ke arah tamu dan keluarga Bara yang berkumpul di satu tempat. Yang menatap aku penuh harap menerima pertunangan ini. Jika aku menolak pertunangan ini. Maka aku akan dibenci oleh mereka semua. Terlebih kepada Berlian, aku yakin dialah orang yang pertama membenciku. Jujur, aku tidak siap di benci oleh Berlian. Berlian sudah aku anggap sebagai adikku sendiri. Bersama dengan Berlian aku nyaman. Berlian ada untukku saat aku marah kepada Bara. Selain itu, dia mengerti aku. Itu yang membuat aku menyukai Berlian.

Kedua, Maria dan Adam akan marah besar kepadaku. Karna aku telah mempermalukan wajah mereka dihadapan para tamu pentingnya. Aku yakin, tidak ada kata maaf untukku. Dan aku pastikan juga, Adam dan Maria pasti meminta Bara segera meninggalkanku.

Ketiga, Brayen dan Christian. Aku tidak tahu. Apa aku dibenci atau mereka berdua akan kecewa kepadaku. Sebab, mereka berdualah yang banyak cerita tentang Bara kepadaku.

Seandainya, aku tidak memiliki rasa kepada Bara. Mungkin ini adalah kesempatan bagus untukku. Lepas dari Bara. Tapi, kesempatan itu tidak penting lagi bagiku. Sejak, rasa itu tumbuh dalam hatiku dan berkembang menjadi cinta yang belum aku ucapkan kepada Bara.

Jika aku menerima pertunangan ini. Itu artinya, aku tidak akan pernah lepas dari Bara. Aku akan menjadi miliknya. Bagian dari keluarganya. Berarti, aku bisa hidup bahagia bersama Bara. Bayangan buruk yang selalu terlintas di kepalaku tidak akan terjadi. Mengingat setiap aku ingin bersama dengan Bara, selalu ada rasa takut amat mendalam. Dimana Bara pergi meninggalkan aku di depan mataku sendiri. Tapi, dari setiap kejadian yang terjadi, yang telah aku lalui bersama Bara. Bayangan buruk itu tidak pernah muncul lagi. Itu pertanda, aku bisa hidup bahagia bersama Bara.

Dan seharusnya, inilah yang aku lakukan. Menerima pertunangan ini. Bagaimana pun, Bara sudah berjanji kepadaku. Dia akan percaya kepadaku. Dan baru aku sadari... Maksud perkataan Adam kepadaku, bahwa Bara akan percaya kepadaku setelah ada ikatan. Ikatan pertunangan.

"Aku mau." Ucapku mantap. Bara tersenyum kepadaku. Lalu, Bara mengambil cincin dari kotak yang dipegang oleh Christian yang berdiri di samping kami sejak Bara meminta aku bertunangan dengan dia. Bara menyematkan cincin ke jari manisku. Lalu, aku pun melakukan hal sama dengan jari manis Bara. Setelah pertunangan kami berdua. Bara menatap aku intes. Mengelus pipiku dan mencium keningku seperti biasa.

"Boleh aku menciummu di depan mereka semua." Bisiknya di telingaku meminta izin. Aku mengangguk. Bara mendekatkan wajahnya ke wajahku. Wajahnya amat dekat hingga aku dapat merasakan deruh nafasnya. Hingga benda kenyal itu tersentuh ke bibir mungilku. Ciuman pertama aku dengan Bara di hadapan semua orang tanpa ada halangan. Jika mengingat kejadian sebelumnya. Selalu ada halangan. Terdengar suara deruh tepuk tangan dari tamu undangan setelah ciuman kami lepas. Aku malu, aku baru saja ciuman di depan umum. Bara merangkulku erat dan tertawa senang ke arah tamu undangan.

Kulihat Berlian tersenyum senang melihat aku dan Bara resmi bertunangan. Begitu juga, dengan Maria, Adam dan Brayen tersirat wajah bahagia mereka melihat kami berdua.

Ini baru tunangan. Bagaimana menikah nanti.. aku tidak bisa membayangkan kebahagian di wajah mereka semua.

Untuk merayakan moment indah kami ini. Aku dan Bara berdansa dengan diiringi lagu 'Perfect' dibawakan oleh Ed Sheeran.

Aku tidak menyangka. Jika kisahku akan berakhir bahagia seperti ini. Dulu, aku beranggapan bahwa aku akan menderita. Nyatanya, aku tidak akan menderita bersama Bara. Justru aku bahagia. Bara yang dulu memperkosaku kini menjadi laki-laki yang aku cintai. Semoga kedepannya aku hidup bahagia bersamanya.

#1 PITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang