I can't step my feet
I think I'm late, the world is so disgusting
...00:00...
.
.
.Malam itu benar-benar sepi. Semua yang berada didunia ini mungkin sudah berselancar dalam dunia mimpi. Tapi aku? Aku tidaklah bisa seperti mereka untuk hari ini. Entah mengapa diriku yang terbaring sendiri diranjangku kini terus memikirkan kejadian yang aku alami hari ini.
Hari yang berat. Begitulah yang aku rasakan. Semua orang yang aku sayangi pun tidaklah mengetahui betapa beratnya hidupku. Orangtua yang tidak akan mungkin menemukan keharmonisan mereka sebagai keluarga, kehidupan sekolahku yang selalu membuatku takut akan tetap bertahan menempuh ilmu, hingga ketakutan akan adanya kesedihan yang lebih berat yang mungkin saja akan aku alami dalam waktu dekat ini. Semuanya sangat menyiksa pikiranku. Apa yang bisa aku lakukan untuk mencegah semuanya? Apa yang bisa aku lakukan agar aku kembali hidup bahagia seperti dahulu? Aku tahu. Aku tahu! Aku tahu itu sangatlah tidak mungkin.
Orangtuaku selalu bertengkar setiap hari. Dalam masalah sekecil apapun mereka selalu memperbesarnya. Hingga mereka memutuskan untuk tidak akan hidup bersama lagi. Mereka gila! Bagaimana bisa seenaknya berbicara seperti itu didepan anak satu-satunya ini? Bagaimana jika itu menjadi kenyataan? Bagaimana hidupku selanjutnya? Ah aku tidak tahu...
Kehidupanku dirumah saja sudah membuatku muak, tapi aku dipaksa untuk tetap sekolah...Ah sekolah? Sekolah adalah neraka kedua setelah rumahku. Diantara dua tempat itu aku sama sekali tak menemukan kebahagiaan belakangan ini. Kesalahan apa yang telah aku buat hingga hidupku semiris ini? Kenapa semuanya seperti menolak kehadiranku? Perisakkan itu sangat mengusik hidupku. Aku bukanlah yeoja cupu yang pantas dirisak. Bahkan aku tidak tahu apa kesalahanku hingga teman-temanku tega merisakku seperti itu.
Aaaa semuanya terasa berat! Dimana kebahagiaanku? Kenapa dia hilang begitu saja setelah kejadian itu?! Satu orangpun tak ada yang peduli kepadaku. Aku benci dunia ini! Aku sangat membencinya!
Air mataku terus mengalir dengan derasnya. Tanpa tersadar membangunkan bulan yang sedang terlelap dari tidurnya. Oh, itu sangatlah tidak mungkin.
Mataku melirik kearah jam dinding tua dikamarku.
Pukul 23:59.
Aku terus menatapnya sembari berpikir ingin mengulang kejadian yang sangat fatal pada hari itu.00:00
Seperti bermimpi. Aku menuju dunia lain tanpa merasakan kakiku menapak tanah. Oh, kakiku melayang? Itu sangat mustahil! Tapi kemustahilan itu benar-benar aku alami sekarang.
Aku tidak berjalan, tetapi tubuhku terus bergerak maju. Bingung. Itulah yang aku rasakan. Semuanya serba biru, seperti menuju dunia angkasa. Ah kialauan cahaya itu sangat menyilaukan mataku sedari tadi. Tapi, aku hendak kemana? Siapa yang membawaku kemari?
Mataku tertutup rapat ketika cahaya itu semakin menyilaukan mataku. Terasa, tubuhku terhempas kuat bersamaan dengan cahaya biru itu.
I'm afraid.
"Annyeonghaseyo noona"-sapa namja yang kini telah berada didepanku
"Eoh? Siapa kau?"-tanyaku bingung
"Jeon Jungkook imnida"-jawab namja itu sambil membungkukkan badanya 90°
"Ah aku tidak perlu tahu namamu. Aku hanya bertanya kenapa kau berada dikamarku malam-malam begini?"
"Kau yakin ini kamarmu?"-sahut namja dari belakangku yang berhasil membuatku terkejut
"Eoh? Siapa kau?"
"Kim Taehyung imnida"-hal yang sama pun namja itu lakukan seperti namja sebelumnya
"Siapa kalian siapa?! Kenapa kalian seenaknya masuk kedalam kamarku?"
"Sudah kutanyakan. Apakah ini kamarmu?"-sahut namja yang bernama Taehyung itu
Aku melihat sekitar. Tak ada ranjang tidurku, tak ada meja belajarku, tak ada lampu kamar, tak ada lemari, tak ada jam dinding itu, dan tak ada...
Semuanya tak ada! Semuanya berbeda!
"Dimana aku?"-tanyaku setelah memperhatikan sekelilingku
"Akhirnya kau merubah pertanyaanmu noona"-jawab Jungkook dengan senyuman smirknya
"Aku bertanya, dimana aku sekarang?"-tanyaku kembali dengan penuh penekanan
"Kau... Kau mungkin tersesat?"-kini Taehyung yang menjawab pertanyaanku
"Tersesat? Bagaimana bisa aku tersesat? Beberapa detik yang lalu aku berada didalam kamarku. Dan aku tidaklah kemana-mana. Paboya"
"Jinjja? Lalu, bagaimana bisa kau berada disi--"
"Oh oh oh tidaklah usah menjawab pertanyaannya. Ayolah, akan kuantarkanmu ketempat yang mungkin tidak seaneh ini"-Jungkook memotong pertanyaan Taehyung
"Kemana?"
"Ikuti saja aku"
"Shireo! Aku hannya ingin pulang! Aku tak ingin pergi bersamamu. Aku tahu, kau pasti akan mengajakku kejalan yang sesat. Naega shireo!" [tidak mau. aku tidak mau]
"Eoh? Percayalah padaku. Aku tidaklah menyesatkanmu. Aku hanya ingin menolongmu. Dan percayalah, aku bukanlah namja jahat--
Siapa namamu?"-Jungkook mencoba membujukku"Park Heejin"-jawabku singkat
"Baiklah Heejin-a. Ikuti aku dan Taehyung hyung"
"Kemana?"-kini nada bicaraku tak sesewot sebelumnya
"Ikuti saja kami apa susahnya!"-sahut Taehyung
"Ya! Aku tidak mau mengikuti kalian jika kalian hendak ke jurang!"
Kedua namja itu cekikikan mendengar bantahanku.
"Eoh? Apa yang salah? Aku berkata benar. Aku takut jika kalian mengajakku bunuh diri"-aku benar-benar bingung sekaligus geram dengan keduanya
"Itu sebaliknya. Jika kau tidak ikut bersama kami. Bisa saja dirimu yang akan masuk kedalam jurang. Jurang kehidupan yang sangat mengerikan"-Jungkook
"Apa maksudnya?"
"Tidak usah banyak tanya noona park! Ikuti saja kami!"
Aku hanya bisa menghela napas panjang. Kedua namja itu benar-benar aneh, tapi, keduanya benar-benar tampan. Eoh aniya! Hmm sebenarnya mereka hendak membawaku kemana?
Dan aku baru sadar. Jam 00:00 ku kini berganti dengan siang hari.
______________________________________
Cerita mengandung teori rumit yang harus dipecahkan. Mampukah anda membantu sang main cast memecahkan teori tersebut? Ataukah anda hanya bisa mengikuti alurnya hingga akhir untuk memecahkan rasa penasaran anda? Or stop on your way? Up to you~
KAMU SEDANG MEMBACA
00:00 Zero O'clock || BTS✓
FantasySemuanya berubah ketika netranya menatap jarum jam saling tumpang tindih di angka 12 malam. Bertemu tujuh namja tampan dan disuguhkan dengan hal-hal yang membingungkan. Hal ini terjadi begitu saja bukan tanpa alasan, melainkan permintaan dari seseor...