I've been running toward where the sun rises, every single night
It's like I've been to someone's tomorrow
...My Time...
.
.
.Aku membanting knop pintu kamarku keras-keras. Ya seperti itulah kebiasaanku setelah mendengar pertengkaran yang selalu terjadi antara kedua orangtuaku. Rasanya aku sangat muak dengan mereka. Dengan cara apapun mereka tak dapat berdamai. Terlebih aku akan dimarah ketika aku melerainya.
"Eomma... Appa... Kenapa kalian selalu bertengkar? Kenapa kalian juga begitu tega denganku? Kalian begitu tega membiarkanku bersedih sendirian seperti ini. Aku lelah eomma. Aku lelah! Aku ingin kembali hidup bahagia seperti dahulu. Eomma... Kemana kebahagiaanku? Kenapa semuanya hilang? Kenapa?"-aku menangis dibelakang pintu kamarku dengan memeluk lututku yang kutekuk
Lebih baik aku tidak pulang tadi, lebih baik aku tetap bermain di pinggiran sungai han itu. Disana lebih sejuk dan damai. Aaah rumahku benar-benar neraka! Benar-benar neraka!
Kuhapus air mataku. Percuma saja jika aku terus menangis orangtuaku tetap saja tidak peduli denganku. Paboya!
Aku keluar dari kamarku. Tak ada siapapun. Kemana kedua orangtuaku itu? Apa mereka kembali pergi? Tapi ini sudah hampir malam. Ah sudahlah. Aku kembali berjalan kearah belakang rumah. Benar-benar sepi. Seketika aku mengingat oppaku yang selalu Setia menemaniku. Ah oppa... Semuanya telah berbeda.
Aku memasang headset ditelingaku. Kemudian sebuah lagu mulai kuputar dari handphone ku. Kini pikiranku berangsur-angsur tenang. Rumah pohon ini terasa menyejukkan sore-sore begini. Pemandangan matahari tenggelam itu sangat Indah. Sudah lama tak kulihat akhir-akhir ini. Dulu, aku memandangnya bersama oppa. Tapi, semenjak kejadian itu... Aku tidak lagi berkunjung kerumah pohon ini. Ah... Kenapa aku terus-menerus memikirkan oppaku... Terlebih semalam oppa meneleponku. Tapi apakah itu benar-benar dia?
"AAAAA MOLLA MOLLA MOLLAAAA!"
Aku berada dirumah pohon hingga larut malam. Ternyata aku ketiduran disana. Aku merasa tak nyaman tidur disana. Tak ada kasur yang empuk, tak ada bantal, maupun selimut yang hangat disini. Baiklah, lebih bak aku meneruskan tidurku dikamar.
"Omo! Ini benar-benar sudah malam. Aku sangat lama tertidur dirumah pohon itu"-aku bergumam sendiri setelah melihat jam dindingku yang menunjukan pukul 12 malam
00:00
Aku seperti dipaksa untuk menutup mataku. Bukan untuk tidur. Tapi...
Lagi-lagi aku berada ditempat ini.
"YA! SIAPA YANG MEMBAWAKU KESINI? AKU INGIN TIDUR! AKU TIDAK MAU TERUS-MEMERUS TERJEBAK DISINI! TIDURKU SELALU TERGANGGU KARENANYA!"-teriakku ketika menyadari bahwa aku kembali ketempat tujuh namja tampan itu"Berisik sekali kau. Ada apa? Kenapa baru datang langsung teriak-teriak seperti itu?"-sahut namja yang tiba-tiba berada dibelakangku
"Taehyung oppa... Aku ingin tidur. Hariku begitu berat rasanya. Aku ingin istirahat. Tapi kenapa aku berada disini. Aaa kembalikan aku"
"Eoh? Bagaimana caranya aku mengembalikanmu? Aku saja tidak tahu kau berasal darimana"
"Aaa aku tahu. Ini mimpi. Mimpi yang tak ada habisnya. Kembalikan aku keduniaku. Bangunku saja aku sudah lelah, aku tidak mau dibuat lelah juga oleh mimpiku"
"Aku sungguh tak mengerti apa maksudmu Heejin-a. Kau datang dengan sendirinya, dan kau menyuruhku mengembalikanmu? Aku sungguh tak mengerti maksudmu"
"Aku juga tidak tahu apa yang sebenarnya aku alami. Kenapa aku tiba-tiba disini? Dan kenapa semuanya berubah? Kenapa? Kenapa???"-aku mengacak-acak rambutku frustrasi
Airmataku mengalir sangat deras. Begitu sakit jika mengingat apa yang aku alami selama ini.
"Baiklah noona. Kami paham. Kami paham bagaimana perasaanmu. Kami pasti akan membantumu. I promise you"-Jungkook sedikit mengagetkanku, karena sedari tadi dia sungguh tak terlihat batang hidunya, terlebih disana juga terdapat Seokjin, entah dari kapan mereka hadir disekitarku
"Gamsahamnida oppa"
"Keep smile Heejin. You must smile when you with me"-Taehyung
Aku tak bisa menahan senyumanku ketika melihat Taehyung ber aegyo. Begitupula dengan yang lain. Bak pertunjukan komedi, mereka memamerkan aegyo mereka masing-masing.
"Baiklah, kalau begitu, bagaiman jika kita memetik buah dikebun itu? Aku ingin membuatnya menjadi sebuah cake"-seru Seokjin tiba-tiba
"Cake?"-Jungkook
"Iya kau mau membantuku memetiknya?"-Seokjin
"Ne"
"Aku juga ikut!"
"Baiklah. Jika semua membantukku, ini akan lebih cepat selesai"
"Heejin-a, ini untukmu"-Seokjin memberiku keranjang buah
"Gomawo"
Buah-buahan dikebun itu ternyata sangat banyak dan bermacam-macam. Aku mulai mengikuti apa yang mereka lakukan. Ya memetik buah. Ini sangat menyenangkan.
"Heejin-a! Kemarilah! Aku akan memberimu ulat bulu. Apa kau mau?"-Taehyung yang berada cukup jauh dariku melambaikan tangannya
"Ulat bulu katamu?"
"Ya. Kemarilah! Ulat bulu ini sangat cantik"
"Paboya! Aku tidak suka ulat bulu" (gila)
"Jinjja? Bagaimana jika aku melemparkannya kebajumu"
"Andwae!"-astaga namja sialan itu terus-menerus mengejarku ketika aku berlari
"Taehyung-i pabo!"
"Sudahlah sudah, jangan bermain-main terus seperti itu. Ayo, kita kembali kerumah. Kurasa semuanya sudah cukup"
Syukurlah, berkat ajakan Seokjin aku tak lagi dikejar oleh namja gila itu. Kini kami berempat beranjak menuju rumah tua tempat tinggal namja-namja yang kini bersamaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
00:00 Zero O'clock || BTS✓
FantasySemuanya berubah ketika netranya menatap jarum jam saling tumpang tindih di angka 12 malam. Bertemu tujuh namja tampan dan disuguhkan dengan hal-hal yang membingungkan. Hal ini terjadi begitu saja bukan tanpa alasan, melainkan permintaan dari seseor...