Semuanya berubah ketika netranya menatap jarum jam saling tumpang tindih di angka 12 malam. Bertemu tujuh namja tampan dan disuguhkan dengan hal-hal yang membingungkan. Hal ini terjadi begitu saja bukan tanpa alasan, melainkan permintaan dari seseor...
Is something will changing? Looks like won't be like that ...00:00... . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku tidaklah langsung kembali kerumah. Kuputuskan untuk mampir kesebuah toko baju. Aku berniat mengganti pakaianku yang bau ini terlebih dahulu.
"Ya agassi. Kami tidak mau melayani seorang pengemis disini. Mianhae"-ucap seorang admin toko itu padaku [gadis. maaf]
"Pengemis katamu? Kau gila?"
"Anda yang gila. Saya tahu anda tidak punya uang tapi memilih sepasang baju yang tidak mungkin anda bisa membayarnya"
Sebelum ahjuma itu menjatuhkan harga diriku lebih dalam, aku segera menunjukkan kartu hitamku yang sedari tadi berada disarangnya.
"Mwo? Itu milik anda?"-seketika ahjuma itu celingukan ketika melihat kartu hitam yang baru kukeluarkan dari dalam dompetku
Kartu hitam yang sangat berharga. Hanya beberapa orang terkaya di Korea saja yang bisa memilikinya. Aku? Oh aku bukankalh orang kaya itu. Hanya saja eomma dan appa memberiku hadiah ini dihari ulang tahunku yang ke 17 kemarin. Aku tidak pernah mengecek isinya, tapi dia tidak habis-habis walaupun aku terus memakainya.
"Ya. Ini milikku"-dengan nada sewot aku membalas pertanyaan ahjuma yang canggung itu
"Ba-baiklah. Joseonghabnida"-dengan hormat yang sedalam-dalamnya, ahjuma bermuka yeoja itu membungkuk meminta maaf
"Jangan sekali-kali menilai seseorang hanya dengan tampilannya saja"
"Baiklah. Sekali lagi, maafkan saya"
Aku tidak menjawab permintaan maaf ahjuma itu. Terlebih aku melenggang keluar toko itu.
⏱️
"Kenapa pulang sore begini Heejin-ssi? Apa harimu begitu padat?"-tanya asisten itu ramah ketika aku baru memasuki rumahku, sekali lagi, itu hanyalah pura-pura
Aku menghiraukannya. Aku sangat lelah hari ini. Menghabiskan waktuku sendirian diluar sekolah. Aaaa, aku sama sekali tidak memiliki teman!
"Heejin-ssi makan dulu"
"Tidak. Aku sudah kenyang makan diluar"
"Begitu saja setiap hari, aku tidak repot-repot memeasak untukmu"-gumam asisten itu samar-samar kudengar
Sebelum aku masuk kekamarku, jelas aku dengar sebuah guci dirumahku pecah.
"HEEJIN-A! KAU SELALU SAJA MEMBUAT KEKACAUAN! APA YANG SEBENARNYA KAU LAKUKAN HEEJIN... KENAPA KAU DI SCORES SELAMA 2 MINGGU?"-teriak eomma dari bawah
"EOMMA TAHU ITU? EOMMA PEDULI DENGANKU?"-sahutku
"KAU SELALU MEMBUAT EOMMA DAN APPA MALU! JIKA KAU TERUS SEPERTI INI. APPA TAK SEGAN-SEGAN MENCABUT SEMUA FASILITAS YANG KAMU MILIKI SEKARANG!"-appa menimpali, entah kenapa dia beralih padaku setelah bertengkar
