40:00

742 110 82
                                    

Like the snow that just now stuck to the ground
Let's we breathe like the first time
...00:00...
.
.
.

Matahari sudah tak lagi memancarkan sinarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari sudah tak lagi memancarkan sinarnya. Cahaya oranye keemasan yang sempat tercipta pun telah hilang ditelan kelamnya malam. Walaupun tak terlihat satu orang pun di area kuil sana, yeoja itu terus saja berdoa dengan khusyuk di temani namja yang notabenenya adalah teman barunya. Tapi di sela-sela panjatan doanya, yeoja itu juga mengatakan bahwa ia sangat merindukan mereka, terutama seseorang yang sempat ia suka. Taehyung. Adalah orang yang pertama kali ia sebut dalam doanya. Tidak seperti apa yang dikatakan petugas keamanan tadi. Alih-ahlih membuat Heejin tenang, ia memberi saran agar yeoja itu berdoa di kuil dan ia juga mengatakan bahwa doanyalah yang akan bertemu mereka. Tapi bukan cara seperti itu yang Heejin mau, dia hanya ingin bertemu mereka kembali seperti dahulu. Terlebih dengan Taehyung. Ia sangat rindu akan semua hal yang namja tersebut lakukan. Dia berbeda. Dialah seorang namja yang mampu menciptakan pengaruh terbesar baginya.

"Oppa... Bogoshipo... Katakan padaku, bagaimana caranya bertemu denganmu kembali? Bagaimana caranya aku kembali menjelajah ke dunia yang kalian ciptakan? Katakan padaku..." [aku merindukanmu]

Soobin yang sedang memanjatkan doa, terkejut akan ucapan Heejin, "Apa itu doamu?"

Yeoja yang masih khusyuk itu beralih mengarahkan pandangannya ke arah Soobin seraya berdecak, "Aishh... Mengganggu saja!"

"Eoh? Wae? Kenapa kau menatapku seperti itu?"

"Sebenarnya bukan. Tapi bisa juga termasuk. Aku ingin tahu bagaimana caranya bertemu mereka kembali..."-yeoja itu kini melepaskan tangan yang ia satukan didepan dadanya.

Soobin menghembuskan napasnya kasar. Sungguh ia tak bisa melihat Heejin terus-menerus sedih seperti ini. Pikirnya setelah ia berhasil merubah isu itu, Heejin akan bahagia dan tak memikirkan tentang bangtan. Tapi ternyata...
Heejin palah kembali merindukan mereka.

Setelah Soobin mendapatkan sebuah sinyal, "Apa kau tidak ingat dengan suatu benda yang Yoongi katakan padamu? Mereka menggunakan benda itu untuk membawamu kesana, kan?"-seperti halnya seorang petunjuk, lagi-lagi Soobin mengatakan hal yang hampir Heejin lupakan.

Heejin diam. Ketika dirinya sedang mencerna perkataan Soobin, ia kembali teringat akan pertemuannya dengan Jungkook dan Yoongi tempo hari lalu, "Benar. Aku bisa menggunakan jam itu untuk kembali bertemu mereka. Ya. Jam itu!"-Heejin tampak gelisah, dirinya seakan ingin beranjak dari sana sesegera mungkin setelah sadar akan terdapat sebuah benda yang mungkin saja bisa mewujudkan keinginannya.

Mendapati Heejin yang seperti hendak pergi meninggalkannya, refleks Soobin menahannya, "Ya! Mau kemana?"

"Aku harus pulang sekarang"

"Kenapa terburu-buru? Mungkin kita bisa jalan-jalan dulu untuk menenangkan dirimu?"

Heejin menggelengkan kepalanya. Dirinya benar-benar tak mau kemana-mana sekarang selain pulang ke rumahnya untuk mencoba peruntungan menggunakan jam dinding itu. Tapi dengan berbagai alasan, hal tersebut tak mau ia katakan pada Soobin. Walaupun mungkin Soobin telah tahu apa yang ia pikirkan.

00:00 Zero O'clock || BTS✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang