Semuanya berubah ketika netranya menatap jarum jam saling tumpang tindih di angka 12 malam. Bertemu tujuh namja tampan dan disuguhkan dengan hal-hal yang membingungkan. Hal ini terjadi begitu saja bukan tanpa alasan, melainkan permintaan dari seseor...
Don't know what to do with Am I living this right? Why am I alone in a different time and space? ...My Time... . . .
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Kini aku berada disebuah rumah kecil yang letaknya tak jauh dari rumah ketujuh namja itu. Kubebaskan pandanganku kehamparan rerumputan yang luas didepanku. Angin berhembus pelan meniup rerumputan itu seiring dengan helaan nafasku. Aku berusaha mencoba menghilangkan sesak didadaku yang akhir-akhir ini aku rasakan. Ini sungguh menyiksa. Aku tak terbiasa dengan semua ini.
"Heejin-a? Kau sedang apa?"-tiba-tiba suara seseorang membangunkan lamunanku
"Eoh kkamjagiya"-kulihat Jungkook telah berdiri disampingku
"Mi-mianhae. Aku tak bermaksud mengagetkanmu. Mianhae"
Aku tak menjawab.
"Bolehkah aku duduk disampinngmu?"
Aku menatapnya sejenak dan mengangguk pelan.
"Aku dan yang lainnya mencarimu sedari tadi. Kenapa kau tak bilang kalau ingin kesini. Aku bisa menema--"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dengan cepat aku memotong perkataanya, "Kini aku sudah biasa tanpa teman. Menurutku menjalani aktivitas seorang diri akan lebih baik"-aku tersenyum datar kearahnya
"Benarkah? Jadi jika bulan menjalankan aktivitasnya seorang diri, tanpa matahari, apakah bisa berubah-ubah dan bersinar seperti yang kita lihat selama ini?"
"Eoh?"
"Walaupun bulan berjalan tanpa matahari, tapi dia tetap membutuhkan matahari untuk bersinar"
Kuingat kembali bagaimana cara bulan bersinar dan merubah-ubah bentuknya.
"Jadi?"
"Bayangkan saja kau bulan. Bulan dan matahari sama-sama benda langit, tapi bulan tak bisa memancarkan sinarnya sendiri, akhirnya ia meminta cahaya matahari untuk memberi sinar untuknya"
"Kalau matahari tak mau memberi sinarnya apakah bulan itu akan kehilangan nyawanya?"
"Bisa saja. Tapi kau lihat? Matahari tak pernah bosan berbagi sinarnya pada bulan"-setelah mendengarkan perktaan Jungkook, kini aku yang sedari tadi menatap kearah rerumputan beralih menatap matahari yang akan tenggelam oleh padang rumput itu
