empat puluh : lemas

1.1K 156 10
                                    

Sungjae langsung berlari ke mobil dan buru-buru memasuki mobil. Melihat Ayahnya dengan wajah kalut, Junkyu bingung.

"Ayah kenapa?"

"Bunda.."

"Bunda kenapa?"

Bukannya menjawab, Sungjae malah langsung menekan pedal gas mobilnya. Tapi saudara-saudara, Sungjae menyetir dengan kecepatan batas normal kok. Saking terburu-burunya Sungjae, ia bahkan meninggalkan supir pribadinya ditempat syuting dan menyetir sendiri menuju Rumah sakit.

Selama perjalanan, baik Sungjae, dan Junkyu sama sama terdiam. Tangan Junkyu mulai berkeringat, ia menatap adiknya yang sedang bermain boneka. Junkyu lantas menggenggam tangan kecil Adiknya dengan wajah panik.

Kondisi Bunda makin nggak stabil ya?

Sejujurnya, Junkyu sendiri ingin berfikir positif. Tapi perilaku ayahnya membuat dia menjadi berfikiran yang negatif tentang Bundanya.

🥝

Sungjae yang menggendong Ara sedang berlari di lorong rumah sakit, diikuti oleh Junkyu di belakangnya. Setelah sampai ruangan Sooyoung, Sungjae termenung didepan pintu.

Kakinya tiba-tiba kaku, tidak bisa bergerak. Sedangkan Junkyu jadi bingung, kenapa ayahnya tiba-tiba diam.

Sungjae menurunkan Ara dari gendongannya, dan memberikannya kepada Junkyu untuk digandeng. Dengan segala rasa ragu dan takut, Sungjae melangkahkan kaki mendekati pintu.

Klek!

Sungjae benar-benar takut.

Didorong pintu tersebut secara perlahan oleh Sungjae.






Terlihat ada seorang dokter bersama dua orang suster di dekat ranjang Sooyoung.

Dan Sooyoung..

Sooyoung bangun.

Sooyoung sadar.

Sooyoung benar-benar membuka matanya.

Melihat Sungjae, dokter dan suster tersebut langsung keluar meninggalkan ruangan.

Sungjae lemas.

Mata indah yang biasa ia tatap ketika bangun tidur,

akhirnya dapat ia lihat lagi.




Sungjae berlari menuju tempat tidur Sooyoung, menghujani wajah Sooyoung dengan ciuman kecil dari bibirnya. Dan lagi-lagi, air mata mengalir pada mata lelaki tersebut.

"Sooyoung.."

Cup!

"Sayang.."

Cup!

"Hiks hiks"

Cup!

"Yook Sooyoung, aku ngg— nggak mimpi kan? Hiks"

Cup!

"Hiks hiks"

Cup!

"Sooyoung"

Lalu Sungjae menempelkan dahi serta hidungnya ke wajah Sooyoung. Wajah Sooyoung jadi ikut basah karena air mata Sungjae. Sungjae juga menggenggam erat lengan Sooyoung.

Sungjae benar-benar menangis.

Setelah itu ia langsung menarik kursi di samping tempat tidur Sooyoung dan mengusap lembut pipi istrinya. Dan tentu saja air mata tidak berhenti, dan terus mengalir.

"Sayang.." ucap Sungjae yang masih mengusap pipi dan rambut Sooyoung.

"Maaf yah.." ucap Sooyoung dengan suara lemahnya.

"Nggak ada yang perlu dimaafin. Kamu kembali sama aku aja udah lebih dari cukup buat aku." Sungjae benar-benar tidak ingin melepaskan tatapannya dari sang istri.

"Junkyu.." panggil Sooyoung.

Dibelakang Sungjae, ternyata Junkyu juga sudah menangis sesenggukan. Matanya benar-benar merah, bahkan hidung Junkyu pun ikut menangis.

"B—bunda.." ucap Junkyu lalu berlari kearah Sooyoung dan mencium pipi bundanya.

"Bunda jangan tinggalin Abang.."

"Bunda maafin Abang"

"Bun—hiks hiks"

Sooyoung tersenyum melihat perilaku anak sulungnya.

"Ara sini sayang" panggil Sungjae kepada Ara yang sedang termenung melihat keluarganya menangis.

"Bang ngish, ayah ngish. Bunda sama Aya doang yang nda ngish" ucap Ara seraya mendekati Sungjae.

"Kiss bunda nya dong" ucap Sungjae seraya menggendong putrinya dan mendekatkan nya pada Sooyoung.

Dan Junkyu masih menangis.

"Abang udah nangisnya. Nggak malu apa sama bunda?" ucap Sungjae.

"Ayah juga nangis! Sama aja!" Jawab Junkyu, sedangkan Sooyoung hanya tersenyum melihat kelakuan anak dan suaminya.

Sungjae ikut tersenyum melihat istrinya tersenyum, senyuman yang sudah lama Sungjae tidak lihat. Senyuman yang hanya dimiliki oleh Park Sooyoung.

🥝

Heheheheeee udah selesai sedih-sedihnya. Gimana, suka ga? Semoga suka ya dari awal sedih sampe sedihnya selesai mweheheeee. Maaf kalau kurang memuaskan, ak masih belajar mwehe. Semangat ya untuk yang besok atau sebentar lagi UN. Oiya, jaga kesehatan ya sayang sayangnya aku! Makan yang sehat, istirahat yang cukup, jangan keluar rumah kalau ga penting-penting amat. Me luv u guise!

Keluarga Enam 6️⃣✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang