tiga puluh empat : i promise you

1.1K 125 6
                                    

"Selamat pagi!" Sapa Sooyoung kepada Sungjae yang baru keluar dari kamar.

"Pagi yah" ucap Ara yang sudah berumur 2 tahun setengah. Tapi Bukannya menjawab sapaan anak dan istrinya, Sungjae malah berjalan mengarah ruang tamu. Sooyoung yang merasa aneh dengan suaminya, langsung menyusul suaminya yang sedang memakai sepatu di ruang tamu.

"Ayah nggak sarapan? Aku ud—"

"Nggak, buru-buru" potong Sungjae lalu berjalan keluar rumah untuk mengendarai mobil.

"Udah bikin bekel" sambung Sooyoung.

"Pagi amat, pak supir aja belum dateng" ucap Sooyoung lalu ia kembali ke meja makan.

"Ayah mana Bun?", Tanya Junkyu.
Sooyoung hanya mengangkat kedua bahunya.

"Ayah nda mam?" Tanya Ara. Sooyoung menggeleng lalu tersenyum, "Ayah buru-buru sayang"

"Abang hari ini ada kegiatan apa?" Tanya Sooyoung untuk mengalihkan perhatian anak-anaknya.

"Aku pulang sore ya Bun, aku futsal"

Sooyoung tersenyum manis, "Hati hati kamu kalau ada kegiatan diluar sekolah. Bunda nggak mau kamu kenapa-kenapa."

"Oiya, gimana temen sekolah kamu?" Lanjutnya.

"Baik baik kok Bun" jawab Junkyu seadanya.

"Kalau ada apa-apa, cerita sama Bunda ya bang. Jangan disimpen sendiri.. okay? Ada Bunda disini yang selalu bela kamu kalau kamu di apa-apain sama orang"

Junkyu kaget ngeliat bunda nya jadi mellow gini, "Bunda kenapa?"

"Lah, gapapa, bunda serius tau"

"Iya nanti aku cerita ke bunda"

"Promise?"

"Abang promise you, Bun"

🥝

"Ara, tolong ambilin bunda handphone dong sayang"

Ara kecil pun melangkah kan kakinya menuju meja.

"Ini bun"

"Makasih, cantik"

"Sama sama bunda"

Wendy unnie♥️


Unnie

Aku titip Ara boleh ga?

Aku ada urusan

Dirumah nggak ada orang


Iyaaa bawa aja kesiniii gapapaa

Okayy makasih ya♥️


Sama sama sayang♥️

"Ara sini dengerin bunda" ucap Sooyoung kepada anak bungsunya. Ara pun menghampiri Sooyoung yang ada di sofa.

"Ara, bunda ada urusan.. bunda tinggal Ara dulu ya? Nanti Bunda anterin Ara kerumah Tante Wendy. Nanti main ya sama Kakak Ryujin.. baik baik Ara disana, jangan nakal okay? Bunda usahain nggak lama ninggalin Ara, Ara jangan nakal sama Tante Wendy. Ya sayang? Nurut ya sama bunda?"

"Bunda mau kemana?" Tanya Ara.

"Ada urusan sama temen bunda.."

"Aya nda bole ikut Bun?"
(Ara nggak boleh ikut Bun?)

"Ara sama Tante Wendy aja ya? Please.."

"tapi nanti beliin Aya mainan bayu ya?"
(Tapi nanti beliin Ara mainan baru ya?)

"Iya sayang"

"Pwomis?"
(Promise?)

"Ngikutin Abang ya kamu? Printernya anak bunda, iya sayang. Bunda promise you, Ara"

"Okayyy!"

🥝

Setelah menitipkan Ara kepada Wendy, Sooyoung mulai menyusuri kota dengan mobilnya.

Halo, young? Lo dimana?

Dijalan, barangnya sama lo kan?


Kagak, gua jual

Dahlah berisik. Mau nyetir gue. Bye


Bye

Setelah mematikan telefon, Sooyoung kembali fokus ke jalanan. Hari ini jalanan terlihat sepi, tumben. Biasanya bakalan macet bahkan sampe stuck, mungkin emang dunia lagi berpihak sama Sooyoung hari ini.

Nggak sampe 20 menit, akhirnya Sooyoung sampe di tujuan.

"Kenapa ga ketemuan aja sih? Kenapa harus lo kesini? Jauh woi"

"Lebay, udah ah gue mau langsung pulang. Maaf ya ngerepotin. Nggak lo buka kan?"

"Kagak Sooyoung.. yaudah hati-hati. Byee"

"Daaah"

🥝

Berhubung jalanan sepi, ditambah ia kepikiran dengan Ara yang ada dirumah Wendy. Sooyoung pun melajukan mobilnya dengan kecepatan diatas biasanya.

Sooyoung masih dengan santai menginjak pedal gas, sampai akhirnya ia merasa ada yang aneh. Mata Sooyoung pun menyipit untuk memfokuskan pandangannya. Akhirnya, ia menyadari keanehan itu, jantung Sooyoung terasa berhenti,

"Ay—"







BRAAAKKK!!













🥝

Keluarga Enam 6️⃣✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang