Selamat ulang tahun, Kak!
Aku harap Kakak suka hadiahnya!
-Meisie Tjandra-
***
Gadis berseragam putih biru itu menggigit bibir bagian bawahnya dengan keras. Bingung dan gugup bercampur menjadi satu. Entah sejak kapan rasa ini mulai hadir dalam dirinya. Pasalnya, setiap bertemu dengan sosok itu, ia selalu merasa senang. Hatinya seakan berbunga-bunga, lebih daripada saat ia mendapat nilai bagus untuk ujian matematikanya. Saking gugupnya, sesekali gadis itu meremas rok seragam birunya.
"Kak Elang!" serunya, memanggil sosok yang ia tunggu sedari tadi. Senyumnya melebar saat mendapati sosok tersebut menoleh dan tersenyum padanya. Elang adalah sahabat kakaknya, laki-laki yang lebih tua darinya tujuh tahun. Laki-laki yang menjadi pusat perhatiannya, sejak ia hidup menuju angka lima belas tahun di dunia. Hari ini adalah hari kelulusan sekolah menengah pertamanya, bertepatan dengan ulang tahun sang pujaan hati.
Laki-laki yang memakai kaus putih itu melambaikan tangannya. Walau dengan rambut kusut dan agak panjang, Elang tetap tampan di matanya.
"Hai Mei. Abang kamu ada, kan?"
Kepala gadis kecil itu lantas mengangguk dengan cepat. "Ada, Kak. Tapi, sebentar! Jangan pergi dulu!" Perempuan itu berseru keras, mencegah sosok Elang agar tidak pergi.
"Kenapa? Ah, hari ini hari kelulusan kamu, kan?" ujarnya, saat melihat gadis itu masih mengenakan seragam putih birunya.
"Hm." Mei menunduk malu-malu. Hanya mendengar laki-laki itu ingat dengan dengan hari kelulusannya saja, ia merasa bahagia bukan main. Setelahnya, gadis itu mengangsurkan sebuah kotak persegi panjang warna hitam dengan pita warna putih sebagai hiasan di tengahnya, pada Elang yang mengernyit bingung.
"Selamat ulang tahun, Kak. Tabunganku hanya cukup untuk membeli ini. Tapi aku janji, untuk tahun-tahun berikutnya, aku akan lebih rajin menabung supaya bisa ngasih Kakak hadiah yang lebiiiih bagus. Aku harap Kakak suka hadiahnya," cerocosnya. Deretan giginya lantas terlihat saat senyumnya melebar, ketika Elang mengambil hadiah darinya.
"Jangan dibuka dulu! Aku, malu," ungkapnya dengan jujur, tetapi rupanya sudah telanjur. Elang sudah membuka penutup kotaknya dan berkata, "Cokelat?"
Meisie mengangguk pelan, dengan kepala yang kian menunduk dalam. Uang tabungannya hanya cukup untuk membeli makanan manis tersebut.
Inginnya ia membeli sebuah kue tart, hanya saja uangnya tidak cukup dan ia tak ingin meminta pada mamanya. Mei ingin hadiah yang ia berikannya pada Elang adalah hasil dirinya mengumpulkan uang sendiri. Walau tidak benar-benar hasil jerih payahnya—lantaran dirinya saja masih meminta pada orang tua.
"Terima kasih, Cantik. Kakak suka. Selamat atas kelulusanmu juga, ya. Kalau begitu, Kakak mau menemui Abang kamu dulu," balasnya yang ia angguki. Bisa Mei rasakan setelahnya, bahwa Elang mengusap puncak kepalanya, sebelum laki-laki itu benar-benar berlalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY JOY!
Romance[Spin-off Crazy Offer] [Bisa dibaca terpisah] Salahkah jika mencintai teman kakak sendiri yang lebih tua tujuh tahun? Awalnya, Meisie sempat merasa kalau perasaannya adalah sebuah kesalahan, apalagi ketika ia ditolak mentah-mentah oleh lelaki yang n...