My Joy! - 39

19.3K 2.4K 1.7K
                                    

Yang kemaren komen beneran ini udah tamat dan nggak ngeuh ugha, oh kamu ketahuan dude! Suka nggak baca author notes wkwkwk 🤣🤣

Sori baru up, baru selesai baca ulang dari bab 1 hehe

Ugh bumil cantik nih😘

Ugh bumil cantik nih😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sepertinya, tak ada hal yang mengejutkan selain ini. Mendapati seorang Erlangga mengucap cinta padanya, sudah bagaikan mendapati harta karun berupa uang miliyaran secara cuma-cuma. Ah, sepertinya lebih daripada itu. Aneh tetapi bahagia, bagaikan mimpi padahal nyata.

Ucapannya terdengar sangat tulus dan tidak main-main, Mei bisa merasakannya. Bahkan tidak ada nada rayuan di sana. Laki-laki itu seolah murni mengucapkan perasaannya itu, dan sukses membuat detaknya tak menentu.

Detaknya bertalu-talu dengan kencang, seakan menyadarkan bahwa semua ini adalah nyata. Bahwa pernyataan cinta Elang memang benar adanya.

Semua berjalan begitu saja. Elang yang memeluknya erat dan meninggalkan kecupan di puncak kepalanya, sebelum mengajaknya untuk makan siang. Laki-laki itu sama sekali tak menuntut jawaban apa pun. Begitu mereka bertatapan, Elang akan melemparkan senyum manisnya. Mimiknya masih tampak biasa-biasa saja, walau kedua sudut bibir itu selalu melebar saat tersenyum.

Terasa mimpi, sungguh.

"Jadi, mau pesen apa?" tanya Elang seraya melirik Mei yang duduk di sisinya.

Entah kenapa, perempuan itu terlihat pendiam daripada sebelumnya. Ia bahkan sudah menanyakan hal yang serupa sebelumnya, tetapi Meisie masih saja terdiam.

Karena keadaan rumah yang kosong dan tidak ada apa pun selain air mineral, akhirnya ia memutuskan untuk menggunakan jasa ojek online, alih-alih pergi ke luar. Rasanya lebih menyenangkan untuk makan berdua di sini, daripada beramai-ramai dengan orang lain di luar. Meski ia bisa mengajaknya ke private room, tetapi jelas mereka membutuhkan reservasi terlebih dahulu dan dia tidak pernah menduga saat ini akan ada. Maka dari itu selagi ada kesempatan, ia ingin memanfaatkannya untuk melepas rindu.

"Mei, hey," panggilnya seraya menyentuh siku perempuan itu, yang kali ini sontak membuat Meisie tersentak.

"Ya, kenapa, El?"

"Mau pesan makan apa? Aku udah selesai pesan. Lihat-lihat sendiri aja ya, aku mau nyari minum bentar di dapur," ujarnya kemudian beranjak dari duduknya, usai menyerahkan ponselnya begitu saja pada Meisie.

Sementara itu Mei masih termangu di tempatnya. Antara sadar dan tidak. Ia bahkan masih belum menggerakan tangannya sama sekali untuk mencari makanan, sesuai permintaan Elang.

Seakan ada yang makanan yang tersangkut di tenggorokan, itulah yang dirasakannya.

Meisie bingung. Apa dia harus meminta penjelasan atas pernyataan laki-laki itu? Kenapa tiba-tiba saja Elang berkata mencintainya?

MY JOY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang