My Joy! - 2

28.7K 2.9K 1.5K
                                    

Tadinya ragu mau up karena udah malem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tadinya ragu mau up karena udah malem. Tapi yasudahlah wkwk temen2 tahunya aku tukang up jam 7 ya kan?

Temans, jaga diri, jaga kesehatan ya. Jangan keluar rumah untuk sementara waktu. Kalo keluar pun, bener-bener untuk keperluan mendesak.

Semoga apa yang tengah menimpa bumi kita ini segera hilang, dan semoga kita dijauhkan dari segala penyakit apa pun, serta semoga kita selalu berada dalam lindungan-Nya. Aamiin: )

***

Aku memang wanita terbodoh yang pernah ada,

terus mencintai, walau tak bisa memiliki.

-Meisie Tjandra-

***

Selang satu minggu setelahnya, Mei tidak menyerah begitu saja. Dengan modal nekat dan menekan rasa malu, gadis itu menyatakan perasaannya pada Elang. Tak peduli dengan respons laki-laki itu yang hanya berkata, "Kamu itu Adik sahabatku, itu berarti kamu adalah Adik bagi kami, sahabat Mario."

Saat itu, Mei tak bisa lagi mencegah air matanya. Perempuan itu menangis sejadi-jadinya, menyalurkan perasaannya yang selama ini ia pendam.

"Apa kamu nggak bisa lihat aku sebagai perempuan, Kak?"

"Aku mungkin tak secantik teman-teman perempuanmu di luaran sana, tetapi—" Mei yang sedang berbicara pun bungkam seketika, saat merasakan sebuah dekapan. Ia dipeluk Elang untuk kali pertama. Namun rasanya tidak semenyenangkan bayangannya. Pelukan ini bahkan terasa menyakitkan baginya. Jadi selama ini, ia hanya dianggap seorang adik?

"Kamu masih muda. Lakukan hal yang lebih baiklah daripada ini."

Mei terpaku. Apa maksud dari perkataan laki-laki itu?

Apa selama ini perasaannya hanya sebuah lelucon belaka, yang tidak berarti apa-apa?

Apa Elang pikir semua ini adalah sebuah permainan?

Dan mulai saat itu, Mei memutuskan untuk mengubur perasaannya. Ia tak bisa terus menerus mempertahankan orang yang bahkan tak ingin ia perjuangkan. Apalagi, laki-laki itu sempat berkata, "Aku tidak pacaran, aku tidak suka komitmen yang memuakkan."

Sudah jelas, bahwa Elang sama sekali tak akan pernah meliriknya sebagai seorang perempuan, dan bahkan ucapan konyol laki-laki itu yang menyebut komitmen adalah sebuah hal yang memuakkan?! Bagaimana bisa dia berkata seperti itu?

Namun, entah sebuah keberuntungan atau bahkan sebuah kesialan, karena sikap dingin Elang mulai mencair kembali seperti sedia kala setelah itu, walau dengan wujud yang berbeda. Jika dulu Mei sangat menyukai sikap hangat laki-laki itu, maka sekarang Mei membencinya. Elang terasa mengatur. Tak jarang, laki-laki itu akan menyeretnya pulang saat mendapati ia yang sedang jalan bersama teman laki-lakinya. Padahal mereka benar-benar murni berteman, dan Mei memang tidak berniat menjalin hubungan dengan siapa pun. Namun, respons Elang yang katanya sebagai kakak ini sungguhlah berlebihan.

MY JOY!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang