Gimana Mei di Bab kemaren? Aku mah gumush masa wkwk padahal kalo diingat-ingat lagi, Mei udah bucinin El sejak awal ya kan? Namun, dikarenakan caranya berbeda, gumushnya baru terasa haha
Dulu kan mainnya diem dan pendem sendiri, kalo sekarang rusuh bawaannya hahahah
😘😘😘😘😘
Di bab kemaren, My Joy sudah mencapai 100k kata dan ini belum selesai kwkw. Fix, melebihi Not Fellowship yang 100k kata nih. Lalu, apakah akan menyaingi Crazy Offer dengan 120k kata? Haha. Meski bab-nya dikit, jangan dikira crazy offer paling dikit ya wkwk nggak kebayang ketiga buku ini ntar jadi berapa halaman wkwk belum ditambah extra part lho ya ini haha
Makasih sudah nunggu. Happy reading:)
Maaf baru bisa update.
***
Elang duduk tak nyaman di tempatnya. Apalagi dengan sosok Bryan yang aneh, dan bersikap seolah mereka sudah lama kenal. Pria itu bahkan dengan gencar menanyakan soal pekerjaannya.
Memangnya untuk apa? Toh dia tak akan hidup menyusahkannya. Apalagi ini adalah kali pertama mereka bertemu. Lagi pula, mereka tidak bertemu dalam rangka pekerjaan.
"Kalau saya menawarkan pekerjaan padamu bagaimana? Menjadi model, misalnya," ujar Bryan.
Elang menaikkan alis, lalu melirik Meisie yang tampak asyik memainkan ponselnya. Sedari tadi, perempuan itu sepertinya tidak ada niatan untuk membantunya. Dia tahu bahwa Bryan seorang desainer—karena laki-laki itu mengatakannya. Namun, memangnya semudah itu untuk mencari seorang model?
"Your body is perfect for being a model. I love it," jelas Bryan ketika tawarannya sama sekali tak mendapat tanggapan apa pun dari lawan bicaranya.
Pada akhirnya yang Elang lakukan adalah tersenyum tipis nyaris tak terlihat, tanpa mengatakan apa-apa. Sementara di tempatnya, Meisie tengah menahan tawanya untuk tidak meledak. Dan Bryan yang masih tampak bersemangat melancarkan tawarannya.
"Bry." Meisie akhirnya menyela, merasa kasihan dengan Elang yang terlihat sangat terganggu.
"Listen to me, Meisie. Teman kakakmu ini akan sangat cocok menjadi modelku, bukan? Kau tahu kalau aku memiliki beberapa koleksi jas. Saat dia menjadi modelnya, aku yakin produk kita akan terjual cepat daripada sebelumnya."
"Aku tak bisa membayangkannya," balas Mei selanjutnya, dan ia pun tak rela saat Elang menjadi perhatian banyak orang nantinya. Apalagi ketika dipasangkan dengan seorang model perempuan. Ah, dengan membayangkannya saja terasa sangat menyebalkan.
"Dia orang sibuk, Bry. Mana mungkin bisa menjadi modelmu."
"Kita bisa melakukan pemotretan di sini, di Jakarta."
"Ya kali," gumam Mei, tak habis pikir dengan kegencaran Bryan.
Sekarang ia tak akan heran, mengapa koleksi pria ini selalu laku di pasaran. Semangatnya patut dicontoh. Dan lagi, Bryan selalu pandai mencari model yang sesuai kriteria. Rayuannya memang tidak kaleng-kaleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY JOY!
عاطفية[Spin-off Crazy Offer] [Bisa dibaca terpisah] Salahkah jika mencintai teman kakak sendiri yang lebih tua tujuh tahun? Awalnya, Meisie sempat merasa kalau perasaannya adalah sebuah kesalahan, apalagi ketika ia ditolak mentah-mentah oleh lelaki yang n...