Makasih udah nungguin My Joy update ❤️🤗
Spam love nya cini dong aunty, buat baby aurelia💜
Ini mami cantik😘
***
Meisie berdeham pelan, tiba-tiba merasa canggung ketika mendapati kakaknya sedang duduk selonjoran di sofa sambil memainkan ponsel. Ia baru saja keluar dari kamar dan cukup terkejut saat mendapati kehadirannya. Sehabis membersihkan diri dan berpakaian, rasa-rasanya ia butuh camilan, sehingga memutuskan untuk keluar meski tahu ada Mario di rumah. Ya, memang beginilah interaksi mereka sekarang.
"Abang kapan pulang?" tanyanya seraya mendudukkan dirinya di sofa lain. Merasa tak enak jika ia hanya melewat tanpa menyapa kakaknya sama sekali.
"Sejam lalu," jawab Mario masih dengan pandangan pada layar ponselnya, membuat Meisie diam-diam berdecak pelan.
"Aksel tahu Abang di sini?"
"Tahu. Bentar lagi nyusul sama anak-anak."
Ia mengangguk dan diam dalam kebingungan. Sebelum akhirnya merasa napasnya tercekat saat sang kakak bersuara.
"Ngapain ketemu dia? Cukup sering juga ya kalian ketemu, untuk ukuran orang yang nggak memiliki hubungan apa-apa."
Ada rasa kesal di hati ketika mendengarnya. Namun nyatanya memang seperti itu, hingga yang bisa ia lakukan hanyalah terdiam kaku. Untuk kedua orang yang tidak memiliki hubungan apa pun, mereka memang cukup sering untuk bertemu.
"Bang?"
"Hm."
"Abang tahu nggak, soal El yang mau pindahan?" tanyanya. Ia rasa butuh penjelasan dan dia cukup sungkan untuk memberondongi Elang supaya memberinya penjelasan. Laki-laki itu bahkan hanya tersenyum saat ia bertanya. Ah, entah apa yang tengah laki-laki itu rencanakan sebenarnya.
Melamar dia pada kedua orang tuanya, lalu menyatakan perasaannya. Ia pun penasaran dengan Elang yang tiba-tiba menjadi sosok menggelikan. Perubahan itu tentu saja membuatnya merasa aneh. Apa ini semacam rayuan laki-laki itu?
Sungguh, dia lebih suka Erlangga yang seperti biasanya. Ia rindu berdebat kecil dengannya, ketika mereka berbeda pendapat mengenai hal-hal remeh.
"Pindahan?" sahut Mario dengan kening berlipat. Kakaknya itu tampak kaget, sampai bangun dari posisinya dan duduk tegak menghadap dirinya.
Meisie mengedik kaku. "Aku baru aja diajak ke rumahnya."
"Rumah papanya? Tumben. Dia kan alergi banget main ke sana."
"Nggak, bukan." Meisie menggeleng. "Dia bilang itu rumah masa kecilnya."
"Apa?" Mario berseru cepat. Kentara sekali bahwa pria itu lagi-lagi merasa kaget dengan informasi yang didengarnya. Namun setelahnya Mario pun menyebutkan sebuah kompleks perumahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY JOY!
Romance[Spin-off Crazy Offer] [Bisa dibaca terpisah] Salahkah jika mencintai teman kakak sendiri yang lebih tua tujuh tahun? Awalnya, Meisie sempat merasa kalau perasaannya adalah sebuah kesalahan, apalagi ketika ia ditolak mentah-mentah oleh lelaki yang n...