Chapter 14

2.3K 217 57
                                    

Myungsoo bangun saat cahaya matahari menusuk indra penglihatannya, dia meraba sebelahnya Suzy sudah tidak ada. Dia segera bangun dan melihat jam sudah pukul 8 pagi, Myungsoo segera beranjak memutuskan untuk mandi namun saat melewati dapur dia melihat bibi Hwang sudah ada didapur sedang memasak.

"Bibi, anda sudah kembali? Kata putri anda akan kembali besok?" tanya Myungsoo yang terkejut melihat sang bibi sedang memasak.

"Pangeran, anda menginap disini?"

"Nde bibi"

"Aku kembali karena aku pikir nona sendirian dirumah, makanya aku segera kembali. Aku takut jika nona sendirian tapi ternyata pangeran datang untuk menemaninya" ucap bibi Hwang sambil tersenyum.

"Istana telah memintaku untuk menemaninya bibi Hwang, karena tidak baik jika istri sedang sibuk merayakan kematian keluarganya tapi suaminya sibuk bekerja"

"Kalian sungguh pasangan yang serasi. Aku slalu berdoa agar kalian slalu bahagia"

"Terima kasih bibi. Tapi dimana Suzy? Aku belum melihatnya sejak aku bangun"

"Nona ada dibelakang pangeran, dia sedang menanam tomat dan sawi"

"Kalau begitu aku ingin melihatnya dulu."

"Nde"

Myungsoo tidak jadi mandi, tapi berjalan ke pintu keluar rumah tepatnya kearah kebun milik keluarga Suzy, bibi Hwang hanya geleng-geleng saja. Dari kejauhan Myungsoo dapat melihat Suzy yang berjongkok memakai topi kebun dan menamam bibit sayur ke tanah. Karena rasa penasarannya Myungsoo ikut jongkok dan memainkan tangannya ditanah mengikui Suzy.

"Pangeran, apa yang kau lakukan?"

"Istriku punya kebun yang luas dan pandai bercocok tanam, apa ruginya jika aku mencoba. Siapa tahu aku bisa jadi petani yang sukses"

"Kau ini ada-ada saja. Takdirmu itu menjadi pangeran dan calon raja jangan bicara sembarangan"

"Takdir kedepan siapa yang tahu?"

"Ngaco, kau itu pangeran satu-satunya jadi mana mungkin garis takdirmu bisa berubah karena kau sudah ditakdirkan menjadi raja hahaha"

"Baiklah aku rasa berdebat denganmu tidak akan habisnya, putri bisa kau ajari aku bercocok tanam. Rasanya aku ingin mencoba menanam sawi dan tomat segarmu" ucap Myungsoo dengan gaya bergurau.

"Boleh, kenakan sarung tangan ini dulu agar tanganmu tidak kotor terkena tanah" ucap Suzy memberikan sarung tangan dari kotak peralatan kebunnya.

"Sudah" ucap Myungsoo yang sudah memakai sarung tangan.

"Ikuti aku." ucap Suzy memberi contoh, dan Myungsoo melakukannya walau tentu salah-salah. "Jangan terlalu dalam pangeran, nanti tumbuhnya lama"

"Iya, begini" ucap Myungsoo yang membenahi tanaman yang ditanamnya.

"Pintar"

"Aku memang pintar"

2 jam sudah keduanya menyelesaikan menanam tomat dan sawi, walau Myungsoo lebih banyak salahnya hingga Suzy harus mengulangi dan membenahi tanaman Myungsoo namun keduanya sering bercanda apalagi kejahilan Myungsoo yang mencolekkan tanah pada wajah Suzy. Selesai menanam Myungsoo menyirami tanaman dengan telaten dan jahil menyemprotkan ke Suzy.

"Astaga oppa, kau jahil" ucap Suzy mencoba merebut selang ingin menyemprotkan selang ke Myungsoo, namun bukannya berhasil merebut malah tanpa sengaja keduanya berciuman.

Cup..

Suzy dan Myungsoo terdiam dalam ciuman singkat mereka, bahkan Selangnya terjatuh dibawah kaki mereka.

Sincerely Love - Myungzy √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang