{08}
Yang gak vote disantet!
.
.
.
.
Aish ga deng canda eheh
.
.
.
.
23.06
"Van, bangun" Bisik Rey.
"Van."
"Eunghh, kenapa?" Vannia mulai mengedipkan matanya berulang kali karena silau dengan lampu yang dinyalakan oleh Rey.
"Gue laper, Van."
"Terus?"
"Pengen mie rebus."
"Kamu ngidam, Rey?" tanya Vannia tertawa pelan.
"Ngawur lo, Van. Buruan ah." Rey menggendong Vannia dipunggungnya menuju dapur.
Setelah tiba di dapur, Vannia membuka sekardus mie persedian bulan ini yang mereka beli tadi sore. Ia mulai menyalakan kompor dan merebus mienya.
Rey berjalan menuju kulkas dan mengambil sebutir telur dan ia berikan itu kepada Vannia. Vannia yang mengerti langsung menambahkan telurnya ke dalam mie.
Rey duduk di meja makan menunggu mie nya matang, sambil memainkan ponselnya.
Selang beberapa menit kemudian Vannia datang dengan semangkuk mie kuah kesukaannya dan kesukaan warga +62.Vannia kemudian duduk disamping Rey yang sedang memakan mienya, Vannia langsung memeluk Rey. Sesekali memejamkan matanya karena mengantuk.
"Mau Van? Enak loh" tawar Rey mendekatkan garpu yang berisi mie ke bibir Vannia. Saat Vannia sudah membuka mulutnya, Rey langsung melahap mie di garpunya.
"Aaah Rey!"
"ngapain desah Van? Gue belum ngapa-ngapain"
"Tau ah males." Vannia bangkit dari duduknya, ia menuju kulkas dan mengambil sesuatu dari sana. Kemudian ia kembali duduk disamping Rey.
Vannia membawa seember kecil yoghurt strawberry sesukaannya dan memakannya dengan lahap sambil menyenderkan kepalanya di dada Rey, yang masih menikmati mie nya. Sesekali ia mengusap pipi mulus Vannia.
Setelah mie nya habis, Rey berdiri membopong Vannia yang sudah terlelap. Rey memasukkan yoghurt Vannia yang habis setengah kedalam kulkas.
Setelah sampai dikamar, ia merebahkan Vannia. Dia menjilat sisa yoghurt dibibir Vannia, sekalian modus ehe. Setelah itu Rey kembali mengecek ponselnya saat ada pesan yang masuk.
Itu dari Nita mantan pacarnya, yang mengajaknya bertemu besok sore di kafe terdekat karena ingin membicarakan sesuatu. Dan Rey menyetujuinya.
*
Cafe
16.01Rey tiba di sebuah kafe terkenal yang letaknya tak jauh dari rumah barunya. Rey juga membawa Vannia kesini. Mereka berdua pun duduk di kursi sambil menunggu Nita.
Setelah beberapa lama, seorang wanita muncul dari pintu Kafe. Itu Nita.
"Hai" sapa wanita itu menghampiri Rey, kemudian duduk disebelah kiri Rey sambil memeluk lengan Rey mesra.
Sedangkan Vannia yang duduk di sisi kanan Rey, berusaha mengabaikan itu dengan meminum minumannya.
Rey melepaskan tangan Nita yang memeluk lengannya. "Lo mau bicarain apa?" tanya Rey to the point.
Nita menatap Rey lekat "Lo kemana aja Rey selama ini? Kenapa gak pernah datang ke club? Terus siapa cewek ini?" Nita melirik kesal Vannia.
"Gue udah nikah, ini istri gue Vannia." ucap Rey merangkul Vannia.
"Gausah becanda deh Rey, kalo lo mau menghindar bukan gini caranya." bantah Nita tidak terima.
"Iya, gue istrinya Rey dan gue udah hamil anaknya." kata Vannia tegas.
Rey menatap Vannia, tak menyangka ia bisa mengatakan hal itu.
Rey kemudian mengangguk menyetujui ucapan Vannia.
"Jadi beneran?" Nita kemudian bangkit dari tempat duduknya. "Gue pergi." ia lantas pergi dari kafe itu.
"Ternyata istri gue bisa bilang gitu ya." Rey memeluk Vannia sesekali mencium pipinya.
"Ih Rey, malu diliatin orang" Vannia berusaha melepaskan pelukan Rey ketika ia menyadari banyak tatapan mata menuju kearah mereka.
Rey justru mempererat pelukannya. "Kamu mau hamil beneran gak Van? Ayo kita pulang, kita bikin anak dirumah" bisik Rey ditelinga Vannia.
"Gue bilang gitu karena tadi keadaannya mendesak, Rey! Udah ah, ayok pulang aja."
Vannia merasakan panas dipipinya. Dengan segera ia bangkit melangkah keluar kafe, disusul Rey yang menahan tawanya.*
Setibanya dirumah, Vannia dengan cepat keluar dari mobil dan segera masuk kedalam. Ia harus bersembunyi secepatnya. Ia agak ngeri jika Rey benar-benar dengan ucapannya tadi. Mengajaknya bikin anak.
Vannia membuka pintu kamarnya yang terkunci dengan cepat. Kemudian ia, mulai mencari tempat bersembunyi sebelum Rey datang.
Rey pov
Gue tahan tawa gue, pas liat Vannia yang lari buru-buru masuk kerumah. Gue tau dia pasti takut kalo gue bener-bener lakuin apa yang gue bilang tadi di cafe. Tapi tadi gue gak bercanda loh, gue serius bakal lakuin itu. Gue bakal minta janji vannia hari ini.
Gue sengaja pelanin langkah gue pas naik tangga. Memberikan waktu lebih buat vannia sembunyi. Dan setelah 5 menit hanya untuk jalan ditangga. Gue sampe dikamar dan buka pintunya. Gue gak lihat Vannia disana. Tapi gue yakin sih kalo vannia ngumpetnya disini.
Gue duduk diatas kasur dan melepas kancing baju gue karena gerah banget. Terus nyalain AC nya deh.
"Van, remot AC nya dimana?" tanya gue sambil mengibaskan tangan gue. Padahal AC nya udah nyala dan remotnya udah ketemu. Gue berusaha mancing dia aja.
Karena gak ada jawaban. Gue bangkit, kemudian menengok ke kolong kasur kali aja ada Vannia disana. Tapi ternyata gak ada. Gue buka pintu wc, tapi Vannia juga tidak ada didalam sana. Gue masih kelilingin kamar gue, tetep aja gak ada.
"Van, lo dimana?"
Pas gue mulai putus asa, gue nyender dipintu lemari gue, gue denger suara 'gedebuk'. Gue tersenyum senang. Gue buka pintu lemari gue, dan langsung lihat Vannia yang sedang berjongkok disana.
Gue menampakkan senyum smirk gue. "Lo gak akan bisa kabur lagi Van. Gue mau tagih janji lo" kata gue dengan suara yang sok diserem-seremin.
"Tapi Rey"
"Jangan bawel!"
Gue langsung gendong Vannia, mau bawa dia ke tempat tidur. Dan Vannia terus teriak teriak gajelas.
"Jangan berisik van, ntar dikira gue ngapa-ngapainin lo lagi."
"Ini juga mau lo apa apain kan, Rey!! Turunin gue Reyyy!!!"
*
Besok malem up lagi ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Manja Gue [END]
RomanceFinished (Sudah terbit versi e-book) dapat di beli di playstore/google playbook atau klik link di bio guys thank you! #1 in menikah (22-05-2020) #1 in lucu (08-06-2020) Gue Reynand Pratama. Cowok terganteng, terkeren, terkaya, dan yang paling utama...