$$$

62K 1.5K 53
                                    

{24}
.
.

.
.

.
.




Akhirnya proses operasi sesar Vannia berjalan dengan lancar setelah mendapat donor darah dari Nayra. Tapi setelah melakukan operasi, keadaan Vannia bukannya membaik justru semakin melemah.

Sedangkan keadaan bayinya, kini sedang berada di dalam inkubator karena bayi Vannia terlahir prematur.

Rey sendiri, kini sedang berada ruangan tempat anaknya berada ditemani oleh Rara, sedangkan Doni berada di luar bersama Nayra. Ini terasa seperti mimpi. Rey kini sudah menjadi seorang ayah dari anak perempuannya yang sangat cantik.

Tanpa disadari, air mata haru mulai turun di pipinya. Rey merasa sangat bahagia, namun juga merasa sedih di saat yang bersamaan. Ia bahagia karena anaknya telah lahir dengan selamat setelah kecelakaan itu, ini adalah sebuah keajaiban yang mereka syukuri.

"Cucu mama cantik banget." ucap rara yang juga merasa terharu.

Rey mengangguk menyetujui. Anaknya memang sangat cantik. Wajahnya sangat mirip dengan Vannia.

Namun disamping itu juga, ada Vannia yang sedang berjuang dalam masa koma nya. Ya, dokter menyatakan bahwa Vannia mengalami koma. Dan itu membuat Rey semakin merasa bersalah.

Setelah waktu kunjungan Rey, dan Rara habis, dokter menyuruh mereka untuk keluar agar tidak mengganggu keadaan bayinya.

*

Hampir 2 minggu Vannia melalui masa koma nya, dan pada akhirnya Vannia berhasil melewatinya. Namun, Vannia masih belum sadar.

Rey menggenggam jemari vannia. "Van, ayo bangun. Kamu gak mau liat anak kita? Dia mirip banget sama kamu, Van. Cantik"

Tangan lalu mengelus pipi Vannia dengan lembut. Rey menatap wajah Vannia yang matanya masih tetap terpejam, seolah memang tak ingin terbuka.

"Reynand!"

Rey menoleh lalu tersenyum menyapa Nayra yang masuk ke dalam. "Kok lo bisa kesini? Siapa yang jagain bokap lo?" tanya Rey. Karena Nayra berada di rumah sakit karena harus menjaga ayahnya yang sakit.

"Udah ada nyokap yang jagain" jawabnya.

"Oh syukurlah, kalo gitu"

"Gimana keadaan Vannia?" Nayra duduk di kursi sebelah Rey.

"Udah membaik. Btw, makasih udah mau donorin darah lo." ucap Rey tulus.

Nayra tersenyum. "Ya, hitung-hitung bantu temen." katanya. "Eh, Nand. Liat, Vannia udah siuman." ucap Nayra histeris melihat mata Vannia yang mulai terbuka.

Rey yang menyadari itupun ikut senang. Lalu Rey memanggil dokter untuk memeriksa keadaan Vannia. Setelah diperiksa lalu, dokter itupun keluar.

Rara dan doni ikut masuk untuk melihat Vannia.

"Akhirnya kamu siuman, Van" Rey mencium tangan Vannia berkali-kali, ia bahkan melupakan Nayra masih ada disana.

"Vanni, mama khawatir sama kamu sayang" Rara mengusap pipi Vannia. Doni ikut senang melihat itu.

"perut aku... anak aku... manaa?" tanya Vannia saat melihat perutnya sudah kempes.

Rey tersenyum senang. "Anak kita udah lahir van"

"Em, Reynand. Gue keluar dulu ya." Nayra lalu keluar, karena merasa dirinya mengganggu keluarga Rey yang sedang merasakan kebahagiaannya.

"dimana?" tanya Vannia. Lalu ia memegangi kepalanya. "aaakhh sakit"

"Kamu jangan bergerak dulu, Vanni" kata rara.

"perut kamu masih sakit?" tanya doni.

"Sedikit, pa"

Rey tiba-tiba termenung. Rasa bersalahnya kembali muncul. Sejak ia menikah dengan Vannia, ia merasa gagal menjadi seorang suami. Karena ada saja sesuatu yang terjadi dengan Vannia.

Mulai dari penculikan Vannia yang dilakukan Eric, itu adalah karena dirinya yang telah membentak Vannia. Hingga kesalahpahaman yang terjadi 2 minggu yang lalu. Rey menyisir rambutnya dengan frustasi.

Ah, Rey akan memikirkannya nanti. Untuk saat ini ia akan fokus pada kesehatan Vannia dan putrinya.













































kosong



































Kek hati gua

Istri Manja Gue [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang