^

96.2K 1.9K 30
                                    

{13}

.
.

.
.

.
.


Author pov

Setelah mengambil tas selempangnya, Vannia mengunci seluruh pintu rumahnya dan menyusul Rey yang sedang mengeluarkan mobil dari garasi.

Kemudian Vannia duduk disebelah Rey. Tapi, sebelum vannia menutup pintu mobil ia melihat Eric tetangganya yang tersenyum menyapa kearahnya, kemudian ia balas dengan senyum ramah vannia. Baru vannia menutup pintu mobilnya.


Rey yang memperhatikan hal itu melirik tajam Vannia. "Siapa van?" tanyanya dingin.

"Tetangga kita, kak Eric. Dia orangnya baik banget Rey, ramah, sopan, ganteng lagi." ucap vannia sambil tersenyum.

Rey pura-pura tidak mendengar seluruh pujian vannia tentang tetangganya itu.

Kemudian, vannia yang menyadari rey hanya diam saja. Menyenggol lengannya "Kamu cemburu ya rey? Ciee ngakuuu"

"Ck! Siapa bilang gue cemburu, gue cuma gak mau lo langsung percaya sama orang yang baru dikenal. Baru keliatannya ramah, belum tentu aslinya juga gitu." jelas rey panjang lebar membuat Vannia terkagum.

"Kamu cemburu kan? Itu namanya cemburu rey" vannia menusuk-nusuk pipi rey dengan telunjuknya. Namun, rey berusaha menyingkirkan jari Vannia.

"Diem Van."

"Ngaku duluu cemburu ya?"

"Nggak"

Vannia lalu tertawa, sambil terus menjahili Rey.

"Diem van, gue cium juga lo!"

"Gak mau! Hahaha"

°°°

Akhirnya mobil sport hitam rey terparkir di dalam rumah orang tuanya. Lalu mereka pun keluar dari mobil dan melangkah menuju kedalam.

Setelah sampai didalam. Seluruh pasang mata menatap kearah mereka berdua.

Vannia dengan rasa senang yang tak bisa ia tutupi langsung menghambur memeluk kedua orang tuanya.

"Mama, papaa. Vanni kangen"

Rey tersenyum melihat wajah vannia yang berbinar. Kemudian Rey mendekati Mira dan Sena (ortu Vannia) lalu bersalaman dengan mereka,kemudian ia ikut duduk di meja makan.

Makan malam pun berlangsung, sesekali mereka mengobrol. Vannia memakan makanannya dengan perasaan senang, ia bahagia melihat orang tuanya dan orang tua Rey bisa akrab dan berkumpul seperti ini.

"Rey, gimana Vannia pas sama kamu? Manjanya udah berkurang atau malah nambah?" tanya mira disertai tawanya.

"Beuh, manjanya gak ketulungan tante. Eh, mama maksudnya" jawab Rey membuat Vannia mendelik kesal.

Kemudian mereka tertawa bersama.

Doni yang ingat sesuatu kemudian bertanya "Vannia, kamu beneran bakal lanjut sekolah lagi?"

Vannia kemudian mengangguk ragu, sebab ia belum memberitahu orang tuanya. Tapi ia juga tidak memberitahukan papa Doni. "Rey yang kasi tau papa?"

Doni mengangguk.

"Kamu yakin, van?" tanya Sena.

"Iya, Vannia kangen temen-temen. Oh iya, maaf vannia gak bilang dulu sama kalian, cuma bilang sama Rey doang."

"yaudah kalo emang itu maunya kamu, kita semua dukung kamu kok van." ucap rara menimpali, yang lain mengangguk setuju.

"Kapan kamu mulai sekolah?" tanya Mira.

"Senin besok." jawab vannia.

Lalu mereka semua melanjutkan makan malam dengan suasana yang sedikit hening.

*

23.55

Akhirnya makan malam pun berakhir, vannia dan Rey sudah tiba dirumah mereka.

Rey memperhatikan Vannia yang sibuk membereskan buku-buku yang akan dibawa kesekolah besok. Kemudian tatapan Rey salah fokus dengan sesuatu.

"Van," panggil Rey.

"Kenapa?" jawab vannia tanpa menoleh.

"Lo gak pakek bh ya?"

"Iya emang napa? Lagian kamu udah pernah liat, sering malah." jawab vannia acuh, sambil menggantung seragamnya.

"Iya sih, tapi lo gak takut gue perkosa?"

Vannia menatap tajam Rey. "Jangan ah, besok aku sekolah Rey"

"Terus hubungannya apa?"

"kalo aku bangun siang gimana? Kalo masih sakit? Terus ada yang lihat aku jalannya aneh kan malu."

"Yaudah, gak jadi." Rey kemudian membalikan badan, lalu mencoba untuk memejamkan matanya.

Setelah selesai, vannia menuju kasur dan merebahkan tubuhnya. Seperti biasa ia memeluk tubuh kekar Rey, dan mendusel kepalanya dipunggung Rey.

Rey merasakan payudara milik vannia menempel dipunggungnya. Sial, begini saja sudah membuat nafsunya naik. Rey membalikan tubuhnya, kini dadanya yang menempel dengan payudara Vannia.

"Van, lo sengaja ya?"

"Apa?" vannia masih memejemkan matanya memeluk erat Rey.

"Lo mau gue perkosa?"

"Nggak rey! Aku nyaman kayak gini"

Rey menghela nafasnya menahan nafsunya. Mungkin ia harus terbiasa menghadapi Vannia, jika manjanya kumat. Rey membalas pelukan Vannia, dan merekapun terlelap.

°°°

Rey terbangun saat melihat Vannia sudah tidak ada disebelahnya. Kemudian ia beranjak menuju dapur. Ia melihat vannia yang sudah lengkap dengan seragamnya, sedang sarapan disana.

Rey menghampirinya. Kemudian duduk bersama vannia.

"Ini buat kamu" vannia menggeserkan roti panggang yang berisi telur ceplok diatasnya mendekati Rey.

Rey dengan senang hati menerimanya. Pada saat yang sama, ia ingat sesuatu.

"Van! Lo makan telor lagi?"

Vannia menghentikan kunyahannya dan mengangguk ragu. "Ya maaf rey" ucapnya dengan mulut penuh.

"Alergi lo kumat lagi, jangan suruh gue buat obatin! Gue gak peduli." Rey kemudian berdiri dari duduknya. Ia kesal dengan Vannia yang tidak pernah menuruti dirinya.

"Rey, ini yang terakhir kali deh janji"
Rey mengabaikan Vannia, ia berjalan menuju kamarnya.

Mata vannia berkaca-kaca. Ia segera meminum air nya. Nafsu makannya hilang tiba-tiba. Ia menggendong tasnya lalu pergi.

"Rey aku berangkat." pamitnya dengan suara yang lemah.

Namun vannia masih sempat menoleh kearah tangga, berharap Rey berbalik dan mengantarnya ke sekolah. Tapi vannia tau itu tidak mungkin. Hari ini ia harus berangkat dengan angkot saja, dari pada nantinya telat.



°°°











Baik kan gue, udah update padahal belum sampe target.





Oh iya karena saat ini kita lagi perang melawan covid19 yang lagi mewabah, Ingat buat jaga kesehatan kalian, jangan kemana-mana. Rebahan ae lah dirumah sambil baca wp gue hehe.

Diam #dirumahaja ya!



Karena vote di part sebelumnya kurang, jadi syaratnya nambah ya

20 vote = next :*

Istri Manja Gue [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang