- -

55.4K 1.5K 144
                                    

{25}

.

.

.
.

(Rumah Rey dan Vannia)
02.11

7 bulan kemudian..

Rey pov.

"oeekkkk... Oeekkk!!"

Gue mencoba merem mengabaikan suara tangisan itu. Mungkin itu suara kucing yang lagi kawin. Tapi semakin gue abaikan,makin lama makin keras suaranya , dan membuat gue menutup telinga gue dengan bantal.

Pas gue mau terlelap. Gue baru ingat, gue punya anak!

Gue langsung bangun dan lempar bantal yang sebelumnya nutup kuping gue. Sebelum itu, gue lihat Vannia yang masih tidur nyenyak, gue pengen bangunin dia tapi kasihan. Mungkin dia capek banget.

Yaudah gue langsung nyamperin anak gue. Gue bingung mau apainin si Nia yang gak berhenti nangis. Gue coba elus pipinya, kali aja sama kayak vannia suka dielus pipinya.

Ternyata itu gak berhasil, dan tangisannya justru tambah kenceng.

"Cup cup cup.. Nia jangan nangiss" Gue yang kebingungan mencoba angkat Nia dengan perlahan, lalu menggendongnya.

Gue pegang tangan kecilnya yang lembut. Gue jadi gemes sendiri, dan langsung cium wajah Nia berkali-kali, gak peduli tangisannya tambah kenceng.

Tiba-tiba pas gue gesek hidung gue ke hidung Nia, tangisannya langsung berhenti. Dan akhirnya gue ngelakuin iti berulang-ulang deh. Sampai akhirnya gue cium bau sesuatu yang gak enak. Cem bau....tai

"Nia, kamu eek ya?" gue meletakan nia dengan posisi tiduran. Lalu mencoba mengecek popoknya. Dan,

Damn!

Ada tainya guys!

Gue auto menjauh dan nutup hidung gue. Gue kembali melirik Vannia yang masih terlelap di posisi yang sama. Lalu pandangan gue beralih ke anak gue yang lagi senyum-senyum liat ke arah gue. Kayaknya ni anak jahil banget ya.

Sambil nahan nafas, gue ambil Nia. Gue bawa dia ke toilet, dan mencoba membuka popoknya lalu memasukannya ke dalam plastik dan membuangnya ke tempat sampah agat baunya gak menyebar.

Setelah itu gue cebokin pantatnya. Sumpah, ini adalah part yang paling gue gak suka. You know lah

Lanjut habis itu, gue pakein Nia popok yang baru lagi. Dan semprotin sedikit parfum gue ke tubuhnya. Akhirnya hidung gue bebas polusi udara lokal.

Ternyata lelah juga ya jadi ayah. Gue pikir gampang tinggal bikin anak, kerja cari duit, manja-manjaan sama istri dan hal gampang lainnya.

Gue langsung ngeliat Nia yang udah tidur nyenyak. Disitu gue merasa lega, gue merasa berhasil jadi papa buat Nia. Biasanya Vannia yang mengurus Nia jarena gue sibuk. Gue melangkah menuju kasur, lalu memejamkan mata gue.

*

Author pov.

Vannia terbangun karena mendengar tangisan Nia. Vannia melirik sebelahnya, Rey sudah tidak ada disampingnya. Mungkin Rey sudah pergi ke kantor lebih awal. Lalu Vannia melihat jam di ponselnya, 05.58. Vannia lalu mengambil Nia dan mencoba untuk memberinya asi. Walau ia agak ragu karena ini adalah pertama kalinya bagi Vannia.

Hingga akhirnya Vannia berhasil memberi Nia asi. Ternyata rasanya agak aneh. Sambil menyusui Nia, ia melangkah ke dapur dengan perlahan karena hendak membuatkan sarapan, dan bubur untuk Nia.

Ketika sampai di dapur ia melihat Rey yang sedang berkutat dengan panci yang entah isinya apa.

"Rey?" panggil Vannia. "Kamu nggak kerja hari ini?" tanya Vannia.

Rey menoleh. Lalu menggeleng.

"Kamu buat apa?" vannia mendekati Rey dan melihat apa yang dibuatnya sambil menusuk lengan rey dengan telunjuknya.

"Bubur" jawab Rey lalu fokus dengan buburnya yang pasti untuk Nia.

"Nia, lihat deh papa kamu lagi bikinin kamu bubur. Hihihi" Vannia mencoba menunjukannya kepada Nia walau Nia tak tau dan tidak mengerti.

Vannia agak merasa bingung dan aneh ketika  Rey tidak menunjukan reaksi apapun. Lalu Vannia membuntuti Rey yang membawa bubur untuk Nia menuju meja makan.

"Biar, aku yang gendong Nia" kata Rey, lalu mengambil alih Nia.

Vannia hanya diam dan menatap aneh Rey yang mengabaikannya. Rey asyik memberi makan Nia, dan sesekali bercanda dengannya. Namun, Vannia mencoba menepis anggapan buruk di pikirannya.

"Ih nia makannya belepotan" ucap Rey sambil mencari tissue untuk mengelap bibir Nia.

Dengan cepat Vannia mengambilkan tissue  dan memberinya kepada Rey. "Ini Rey" ucap Vannia tersenyum.

Rey lalu mengambilnya tanpa mengucapkan kata apapun. Itu membuat senyumnya luntur.

Vannia mulai berpikir aneh-aneh. Apa Rey sudah mulai bosan dengannya? Apa Rey sudah tidak menyukai dirinya dan telah memiliki wanita lain? Atau kini rey lebih menyukai Nia dibanding dirinya? Itu tidak mungkin. Ataukah ia memiliki kesalahan yang membuat Rey jadi seperti ini kepadanya?

Menyadari air matanya mulai mengalir, dengan cepat Vannia mengambil tissue dan mengelapnya. Vannia lalu bangkit,

"Aku ke kamar dulu Rey" Vannia yang sudah tidak tahan, memilih pergi ke kamarnya. Bahkan saat ia pergi pun Rey tidak peduli. Baru kali ini Vannia merasakan rasa sakit di dadanya. Setelah sampai di kamarnya, ia langsung mengambil bantal untuk menutupi wajahnya dan mulai terisak disana.






































habis.






































Tenang ending masih jauh.

Istri Manja Gue [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang