{20}
.
.
.
.Seminggu kemudian.
08.01 pagi
Vannia terbangun dari tidurnya, dan Rey sudah tidak ada disebelahnya. Kemarin Rey mengatakan bahwa hari ini dia harus datang lebih awal ke kantor karena akan ada meeting. Akhir-akhir ini Vannia sering kali merasa agak aneh dengan perutnya, dan ukurannya juga semakin membesar, padahal ia tidak makan banyak.
Vannia meranjak menuju dapur, untuk sarapan seperti biasa. Vannia juga bingung, Rara selalu melarangnya untuk melakukan pekerjaan yang berat, mungkin karena efek dirinya yang baru sembuh.
Kini vannia hanya duduk memperhatikan Rara yang sedang menata makanan dimeja makan. Papa Doni sedang tidak ada, karena ikut meeting dengan Rey jadi hanya ada mereka berdua dirumah.
"Makan yang banyak sayang." Rara mengusap kepala vannia sambil tersenyum.
Vannia mengangguk dan memakan makanannya.
Saat fokus makan, vannia teringat sesuatu "Ma, vannia lupa bulan ini belum mens" ucapnya dengan wajah terkejut.
Rara mengerutkan dahinya
"Vannia juga, ngerasa aneh sama diri vannia." lanjutnya. "Vannia agak gendutan nggak ma?" kemudian ia bertanya sambil berdiri menunjukan badannya.
Rara semakin bingung dengan vannia. "kamu itu lagi hamil vanni, ya jelaslah kamu berhenti menstruasi. Dan wajar kalo kamu ngerasa agak gendutan, mama juga gitu pas hamilin rey dulu" kata rara santai sambil memakan makanannya.
"Aku hamil?"
Rara menatap vannia lalu mengangguk "iya. Kamu nggak tau?"
Vannia menggeleng kaku, sekaligus sedikit syok. Lalu ia mengelus perutnya, sambil tersenyum haru.
"Rey nggak ngasi tau kamu? Yaampun rey.. rey.. " rara geleng-geleng sendiri jadinya.
"Jadi rey tau kalo vannia hamil ma?"
"iya, mama pikir rey udah kasi tau kamu"
"Kenapa rey gak bilang sih?! Ck! " ucap vannia dalam hati.
*
Rey pov
"Perlu saya bantu tuan?"
"gak usah Rin" jawab gue ketus.
"Biar saya bawa yang ini ya?" kata dia langsung ngambil tas gue yang berisi file-file penting. Tapi gue gak bawa hp, karena kelupaan tadi pagi.
"lo bisa denger perintah gak?" gue ambil tas gue dari dia danlangsung keluar ruangan tanpa memperdulikan dia yang ngejar gue.
Dia Ayrin, mantan gue yang sekarang gantiin sekretaris lama gue buat sementara, karena Jack lagi ada urusan diluar negeri.Gue sampe bingung kenapa dia yang harus jadi penggantinya. Gue sama Ayrin, lebih tua dia lagi 4 tahun. Gue juga heran, kenapa dulu gue bisa pacaran sama dia.
"Gue kangen lo, Rey" kata dia tiba-tiba meluk gue dari belakang.
"Apa apaan lo?! Gue boss lo! Jangan seenaknya sentuh gue!" gue langsung lepas tangan dia kasar.
Pas gue memasuki lift, ternyata dia masih ngikutin gue dan dia langsung ikut masuk kedalam lift. Gue coba diem aja, mengabaikan dia yang ada disana.
Gue ngeliat Ayrin dari sudut mata gue, dia terus natap gue. Sialan emang!
"Lo tambah ganteng, rey. Gue jadi nyesel putusin lo waktu itu" ucap dia sok sedih.
Gue tetap tak bergeming. Dan tiba-tiba Ayrin sosor pipi gue, sambil nempelin tetenya. Otomatis gue dorong dia sampe kebentur lift.
"Aww" rintihnya, gue kaget dan merasa bersalah.
"Maaf, gue gak sengaja"
Bertepatan dengan itu lift terbuka, gue langsung beranjak keluar dari kantor dengan cepat menuju mobil. Dan pas gue liat ke belakang, ternyata Ayrin tetap ikutin gue. Hal itu nambah buat gue risih.
"Rey, anter aku pulang ya" katanya memelas sambil megang lengan gue.
Gue menepis tangannya "Gak bisa, gue buru buru"
Gue langsung masuk ke mobil, meninggalkan Ayra disana. Bodo amat, gue gak peduli. Yang gue pikirin sekarang adalah Vannia.
Setiba gue dirumah dan setelah memarkirkan mobil, gue langsung masuk ke dalam. Gue tersenyum senang pas lihat Vannia lagi tiduran di sofa sambil nonton tv.
Gue langsung samperin dia. Tapi vannia seperti gak liat keberadaan gue.
"Van, kangen" kata gue langsung meluk dia. Tapi vannia mendorong gue.
"Kamu kenapa van?"
vannia diam, lalu mengubah posisinya menjadi duduk. Gue kembali peluk vannia, tapi lagi-lagi dia dorong gue buat lepasin pelukannya.
"Kamu marah? Aku ada salah?" pertanyaan gue, lagi lagi diabaikan.
Vannia kemudian beranjak sambil mengusap perutnya. "Ayo sayang kita pergi, mama ngantuk"
Gue yang denger itu kaget banget. Vannia bilang 'mama'? Jadi dia udah tau dirinya hamil?
Gue susul vannia ke kamar. Pas gue buka pintu, ternyata kekunci dari dalem. Gue coba ketuk pintunya.
"Van, buka. Jadi kamu ngambek ini? "
Tak ada jawaban
"Sayang, nanti kamu jadi anak yang baik ya, gak boleh bohong nanti durhaka sama mama"
Gue tau vannia lagi nyindir gue tuh di dalem.
"Vannia sayang, maaf" kata gue berusaha bujuk vannia.
"itu suara apaan ya barusan? Kamu denger gak sayang? Apa mama yang salah denger ya, kaya suara anjing lagi gonggong"
"Vaann, jangan gitu dong. Ini suara aku suami kamu van." gue hampir frustasi kalo kayak gini terus.
Hingga akhirnya kunci keluar dari bawah pintu, sepertinya vannia yang lempar. Gue langsung aja buka pintunya, dan akhirnya bisa.
Gue masuk kamar dan ngeliat vannia duduk dikasur sambil mainin hp gue. Gue nyamperin dia, gue gak sengaja liat apa yang dibuka Vannia. Itu chat dari Ayra dan para mantan gue yang lain. Gue auto keringetan anjir.
Gue merampas hp gue dari vannia, takut vannia liat semuanya. Tapi jujur, gue gak ada selingkuh. Paling cuman bales chat dikit doang.
Pas gue ambil hp gue, gue ngeliat raut wajah Vannia yang berubah.
Jderr!!
Mamposs rey.
:*
Next part ada naena, mangkannya komen
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Manja Gue [END]
RomanceFinished (Sudah terbit versi e-book) dapat di beli di playstore/google playbook atau klik link di bio guys thank you! #1 in menikah (22-05-2020) #1 in lucu (08-06-2020) Gue Reynand Pratama. Cowok terganteng, terkeren, terkaya, dan yang paling utama...