$

69.6K 1.6K 127
                                    

{22}

.
.

.
.

.
.


(7 Bulan kehamilan Vannia)

Hari ini Vannia tengah membuat rendang dan sup kesukaan Rey, juga dibantu oleh Rara. Vannia hari ini hendak membawakan bekal untuk Rey yang sedang bekerja. Pada awalnya Rara menolak ketika Vannia ingin mengantar kesana karena alasan takut terjadi sesuatu dengan Vannia, tapi setelah dibujuk Vannia, akhirnya Rara menizinkannya.

"Ma, ini masih kurang garem gak? Nih mama coba"

Rara mencoba sup buatan Vannia. "Tambahin dikit lagi deh van" katanya.

Vannia mengangguk, lalu menambahkan satu sendok garam. Vannia mengaduk sup itu lalu mencobanya kembali, "Hmm udah pas, ma" ucapnya gembira, karena berhasil membuat sup.

Rara yang sedang memasak rendang ikit senang melihat vannia yang bahagia.

Setelah semuanya matang, Vannia memasukannya ke dalam rantang, ia juga menambahkan nasi disana. Dan juga membawa susu kotak kesukaan Rey.

"Kamu mau berangkat sekarang Van?" tanya rara

"Iya, tapi vannia mau mandi dulu ke atas."

"Yaudah gih, sana"

Vannia lalu menuju ke kamar Rey, untuk mandi. Setelah sampai, vannia mengambil ponselnya, ia ingin memberitahu Rey bahwa dia akan datang. Namun sesaat kemudian, ia berpikir, "Apa aku kasih kejutan aja?"

Vannia mengurungkan niatnya untuk memberitahu Rey. Ia segera mandi dan bersiap-siap.

Setelah beberapa menit, vannia siap dengan pakaiannya. Vannia menggunakan baju yang agak besar, karena perutnya yang semakin besar. Ia juga memoleskan sedikit make up di wajahnya, agar terlihat tidak terlalu pucat.

Vannia lalu turun dari tangga, mengambil bekal untuk Rey, lalu berpamitan dengan Rara.

"Hati-hati ya van, kalau ada apa-apa telepon mama" teriak Rara ketika vannia sampai diluar.

"Iya maah" balas vannia. Lalu ia masuk ke dalam mobil yang disupir oleh supir kepercayaan keluarga Rey.

Setelah sampai di kantor Rey, Vannia masuk. Sesampai di dalam vannia langsung memasuki lift. Vannia sudah tau dimana ruangan Rey, karena ia sudah pernah diajak Rey kesana.

Vannia keluar dari lift dan menuju ke ruangan Rey. Saat sampai di depan pintu ruangan Rey, Vannia tersenyum senang, lalu ia pun membuka pintu itu.

Deg

"Vannia? Ini gak seperti yang lo kira, Van"

Vannia melihat Rey yang berusaha mendorong seorang wanita yang menciumnya. Vannia melihat kancing baju wanita itu yang terbuka sampai bawah hingga memperlihatkan payudaranya yang terpampang.

Vannia tersenyum nanar. Ia menatap rantang yang ia pegang. Lalu ia maju untuk meletakan rantang itu di meja kerja Rey.

"Ini buat kamu Rey, aku pulang" hanya itu yang ia ucapkan, lalu ia berbalik. Dan melangkah pergi, dengan rasa sesak didadanya. Ia tidak bisa menahan air  matanya untuk tidak mengalir.

"Van! Tunggu. Lepasin bangsat!" Rey berusaha melepaskan tangannya yang ditahan oleh Ayrin sekretarisnya itu. Hingga akhirnya berhasil.

Vannia berusaha berlari, saat Rey mengejarnya. Ia tidak peduli saat ditatap aneh oleh karyawan lain yang ia lewati.

Vannia dengan cepat memasuki lift dan menekan tombol untuk menutup pintu. Tapi, karena pintu lift yang bergerak lambat,  rey berhasil menyusulnya.

"Van, kamu jangan salah paham dulu" kata Rey memegang pipi Vannia.

Vannia menepis tangan Rey yang menyentuh pipinya. Tangan itu mungkin sudah berisi bekas Rey menyentuh wanita tadi.

Vannia merasakan pelukan dari Rey, namun hal itu justru membuatnya semakin muak. "Lepasin Rey!" teriaknya dengan air mata yang terus mengalir.

Saat lift terbuka, Vannia berbalik dan berlari menjauh dari Rey. Hingga tak sengaja kakinya terkilir karena tidak sengaja menginjak pinggiran lantai.

"Awhh" Rintih Vannia. Ia tak berhenti disitu, ia terus berlari hingga ia merasakan nyeri dan sakit di perutnya. Kepalanya mulai pusing dan pandangannya agak kabur.

Ketika Vannia berhasil keluar dari kantor Rey, ia menuju jalanan untuk mencari tempat persembunyian agar Rey tidak melihatnya.

"AWAS VAN!!"

Setelah mendengar teriakan Rey di belakangnya. Vannia tidak bisa menahan pusing sekaligus sakit di kepalanya. Bersamaan dengan itu, ia mendengar suara klakson yang berbunyi nyaring semakin mendekat

Suara benturan keras terdengar. Ia merasakan sakit yang menjalar di seluruh tubuhnya, terutama di bagian kepala dan perutnya. Dan saat itu juga ia tidak mendengar suara apapun. Pandangannya memudar, ia melihat siluet seseorang berdiri di depannya. Lalu pandangannya menggelap.








"VANNIA!"




















***

Segini dulu ye, besok lagi ehe

Yang tanya-tanya kemaren, gua jawab sekarang. (Tarik nafas, buang) fiuhh

1. Umur author berapa?
......baru tujuhbelas eheheh otw delapan belas kok 👀

2. Askot mana?
......hmm Surabaya, wong Suroboyo mana suaranya?

Udah, yang nanya cuman dua:(

Ada yg mau ditanya lagi? Cus tanya di komentar atau dm gua ya.






















Menuju Ending :)





Kalian team apa?

Happy ending?

         Atau

Sad ending?

Istri Manja Gue [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang