/

73.9K 1.7K 47
                                    

{19}

.
.

.
.

.
.

Hari demi hari berlalu, keadaan vannia mulai membaik. Luka lukanya mulai sembuh dan mengering, vannia juga sudah mulai berbicara seperti biasanya setelah sering melakukan pengobatan mentalnya, walaupun tidak secerewet dulu tapi rey, rara dan doni sangat bersyukur.
Walau kadang vannia masih suka menangis dan menatap kosong saat sendirian.

Kali ini rey sedang menyuapi vannia bubur seperti biasa. Vannia mau memakannya tanpa mengamuk lagi.

"pipi sama leher kamu masih sakit van?" tanya rey memperhatikan bekas luka vannia.

"masih"

Lalu rey mencium pipi vannia. "masih sakit?" vannia hanya tersenyum kecil. Kemudian vannia menunjukan lehernya pernah terkena cutter. "ini"

Rey kembali mencium leher vannia, lalu mengecup bibirnya singkat. Vannia kembali tersenyum. Rey senang, ia bisa melihat senyum vannia yang dirindukannya.

"makan lagi, aaa" rey mendekati sesendok bubur ke mulut vannia. Tapi kali ini vannia menolak, dan memeluk lengan rey.

Rey memeluk vannia erat, saat itu juga ia merasakan lengannya basah.

"Kenapa van? Jangan nangis, masih sakit?" rey mengusap air mata vannia perlahan.

"Dia jahat" ucap vannia sesenggukan.

"iya van, tapi kamu tenang dia gak akan bisa nemuin kamu lagi. Dia udah jauh" ucap rey mengecup kening vannia.

Lalu, rey menatap perut vannia, kemudian menghela nafasnya. Ya, rey belum memberitahu kepada vannia bahwa dirinya mengandung anak mereka.

Apa dia harus memberitahukan sekarang atau nanti? Jika sekarang, rey takut vannia akan bertambah frustasi dan kesedihannya bertambah. Tapi jika nanti, pasti akan terlambat. Mungkin rey akan memberitahunya sendiri nanti.

*

02.45 malam menjelang pagi.

"Rey" panggil vannia menggoyangkan tubuh rey.

Rey kemudian berbalik lalu memeluk vannia "Kenapa sayang?"tanya rey dengan mata tertutup.

Vannia sempat mematung mendengar kata 'sayang' yang rey ucapkan. Pipinya memanas.

"Laper, mau es krim pedes" rengek vannia.

Mata rey melotot. "Es krim pedes apaan van? Emang ada? Besok aja deh" rey kembali menutup matanya.

Rey kembali membuka matanya saat vannia tidak berucap apapun. Dan benar saja, vannia udah berlinang air mata.

"Yaudah aku cariin" rey bangkit dari kasur namun ditahan vannia. "Kenapa lagi van?"

"ikut"

"Gak bisa van, tunggu disini aja. Aku gak lama kok"

Lalu vannia mengangguk, rey pun pergi mencari es krim pedas yang diminta vannia. Jujur, rey tidak tau dimana ada orang yang menjual es krim malam malam begini, apalagi es krim dengan rasa antimainstream.

"Apa vannia lagi ngidam kali ya? Beliin aja dah, dari pada anak gue ileran" batin rey.

Setelah setengah jam menunggu akhirnya rey datang dengan pesanannya.

"nih" rey memberikan es krim cone dengan taburan potongan cabai di atasnya. "aku udah nyari kemana-mana tapi gak ada yaudah aku tambahin cabe."

Vannia dengan senang hati menerima eskrim itu. Saat itu juga rey hendak merebahkan tubuhnya, tapi vannia menahannya.

"Udah gak mau ini rey. Aku mau nasi goreng kuah sama sate"

Rey menyentuh kening vannia. "Kamu gak papa kan van?" vannia menggeleng.

"kamu gak mau rey?" mata vannia kembali berkaca-kaca. Huh, vannia sangat pintar dan ahli membuat rey menurut.

Rey kembali pergi untuk mencarikan yang diinginkan vannia. 

Vannia mengambil gelas di atas nakas, lalu meletakan es krimnya yang mulai meleleh.
Ia bingung, kenapa dirinya sangat aneh hari ini. Entahlah, tapi yang jelas vannia ingin itu!

Lama menunggu, akhirnya rey kembali datang mendapati vannia yang sudah tertidur.

"Van bangun"

"Eunghh"

"ini makan  nasi goreng kuah sama satenya."
Seketika mata vannia berbinar. Ia langsung memakannya dengan lahap. Rey menatap aneh istrinya itu. Jika benar vannia ngidam, ia tak habis pikir dengan keinginan aneh anaknya.

"aaa rey" vannia memberikan sesuap nasi goreng berkuah itu kepada rey.

Rey hanya diam menatap sendok itu. "Makan rey!"

"Nggak usah van aku udah kenyang, kamu aja yang makan" tolak rey halus

"yaudah iya" rey langsung melahapnya saat melihat vannia akan menangis.

"Harus abis!" vannia merebahkan tubuhnya dan menyisakan rey yang terpaksa memakan semua itu sendiri. Walau rasanya sangat aneh terutama nasi goreng itu.

Tak lama rey merasa ingin muntah setelah memakan makanan aneh itu. Dengan cepat ia meminum air, lalu ikut tidur memeluk vannia disebelahnya. Lalu vannia berbalik, memeluk dada, menenggelamkan kepalanya disana rey.

Setelah beberapa saat, Rey membuka matanya hendak menatap vannia, ternyata vannia juga menatapnya. Rey merasakan tangan lembut vannia meraba wajahnya, vannia mengusap alis tebal rey, mengusap rambut berantakan rey yang mulai panjang dan menatap lekat matanya. Tanpa sadar pipi vannia memanas dan mulai memerah. Rey tersenyum melihat itu.

Vannia merasakan hembusan nafas rey diwajahnya. Rey mulai mendekatkan wajahnya hingga hidung mereka menyatu. Vannia memejamkan matanya, begitupun rey. Lalu Rey mulai mencium bibir vannia dan melumatnya lembut. Vannia tidak berontak, rey sangat merindukan ini. Tapi rey hanya mencium bibirnya tanpa melakukan hal lain. Karena ia tau vannia belum siap untuk itu.

*


:(

Istri Manja Gue [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang