Ketahuan

620 83 2
                                    

Semenjak Doyoung ngebentak Ah Ra hari itu, Ah Ra jadi lumayan jaga jarak dari Doyoung. Interaksi mereka juga hanya sekedar kerjaan, selebihnya Ah Ra tak berani menggangu Doyoung. Mungkin Ah Ra hanya membuat Doyoung kesal, Ah Ra harus sadar diri.

Bahkan Ah Ra sekarang lebih sering datang ke ruangan milik Jaehwan, dibandingkan mesti berdiam diri di ruangan Doyoung yang auranya suram, mending di ruangan Jaehwan yang ramah dan yang pasti tukang ngelawak.

"Heh, Ah Ra, balik sana ke ruangan lo. Kesini mulu perasaan." Tegur Jaehwan yang curiga, akhir-akhir ini Ah Ra jadi lebih sering ke ruangannya, biasanya dia betah di ruangan si Doyoung.

"Nggak mau ah, enakan disini, auranya ceria, di ruangan sana auranya gelap." Celetuk Ah Ra membuat Jaehwan mau tak mau tertawa, yang dikatakan Ah Ra emang sesuai fakta sih.

"Ntar orangnya denger aja." Tegur Jaehwan lagi, berusaha memberhentikan tawanya.

"Lagian kan Doyoung emang gitu orangnya, maklumin aja." Lanjut Jaehwan.

"Kemarin aja dia marahin aku, padahal aku cuma nawarin buat bikinin Kak Doy minuman." Ucap Ah Ra yang masih sakit hati dengan perlakuan Doyoung minggu lalu.

"Nggak heran, Doyoung kan emang sensitif anaknya, marah-marah mulu." Balas Jaehwan terkekeh, sudah menduga hal tersebut.

"Tapi dia sebenernya baik kok, cuma ya gitu, agak pedes aja kalau ngomong." Lanjut Jaehwan membuat Ah Ra mengangguk polos.

"Bener sih, kaya bon cabe level 30. Jinjja pedas!" Seru Ji Ra membuat Jaehwan tertawa terbahak-bahak.

"Saran gue sih mending lo ke ruangan Doyoung sekarang." Ucap Jaehwan kembali dengan nada seriusnya. Membuat Ah Ra bingung menatapnya.

"Kenapa sih, kak! Nggak suka ya, Ah Ra ada disini?" Ucap Ah Ra dengan raut wajah sedihnya, membuat Jaehwan menggeleng panik.

"Bukan itu! Punggung gue ntar lagi bisa bolong kalau ditatap pake laser dari ujung sana." Ucap Jaehwan sambil melirik matanya, menunjuk ke arah Doyoung yang sedaritadi berdiri menatap mereka berdua dengan tenang.

"Mampus kita, kak." Ucap Ah Ra panik, membuat Jaehwan mendorong tubuh Ah Ra pelan.

"Udah sana, lo sekarang kan pawangnya tuh anak." Dorong Jaehwan agar Ah Ra keluar dari kubikel kerjanya.

"Kok Ah Ra jadi tumbalnya sih." Gumam Ah Ra berjalan pelan, hingga melewati badan Doyoung yang berdiri tegap.

"Kamu fikir kantor ini tempat untuk berpacaran sambil menggosipi orang lain?" Ucap Doyoung dingin, membuat Ah Ra cukup takut bahkan sekedar untuk menatap Doyoung.

"Maaf, Kak. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi." Ucap Ah Ra berusaha sopan, walau bagaimanapun, dia masih berpikir logis dan tak mau di depak dari kantor ini.

"Balik sana ke meja kerja kamu." Ucap Doyoung dan berjalan mendahului Ah Ra yang mengikutinya dari belakang. 

(2) Bucin - DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang