"Dek, biasa aja dong makannya. Nggak ada yang mau ngambil makanan kamu." Tegur Ten ketika melihat adiknya memakan daging di hadapannya dengan sangat lahap, seperti orang kelaparan yang belum makan tiga hari.
"Duh, abang harus rasain nikmatnya makan gratis! Apalagi kantong mahasiswa itu pas – pasan! Jadi makanan gratis kaya gini nggak boleh di sia – siain! Itung – itung perbaikan gizi." Jawab Ah Ra sambil memakan daging sapi favoritenya kembali dengan lahap. Menikmati all you can eat dengan gratis adalah kenikmatan yang tiada taranya.
"Iya, tapi biasa aja dong. Di liat orang dikirain abang nggak pernah ngasih kamu makan." Ucap Ten lagi yang tentu saja diabaikan oleh Ah Ra. Ia lebih memilih untuk sibuk dengan makanannya dibandingkan mendengarkan omongan Ten.
"Dek, handphone kamu bunyi tuh." Ucap Ten kala melihat pop up di handphone milik Ah Ra.
"Eh?" Cukup terkejut melihat siapa yang menelponnya.
"Halo?" Ucap Ah Ra sesaat setelah ia menekan tombol hijau di layar handphonenya.
"Ekhem, ini benar nomor Ah Ra kan?"
"Iya, loh ini suara siapa? Perasaan ini nomornya Kak Doyoung?" Mendengar nama Doyoung, membuat Ten mengalihkan pandangannya menatap Ah Ra, ikut penasaran dengan apa yang terjadi.
"Ah Ra, maaf saya menggangu waktu kamu, saya Jaehyun, temennya Doyoung. Boleh minta tolong sesuatu?" Ucap Jaehyun di sebrang sana sambil membopong tubuh Doyoung yang sangat berat.
"Minta tolong apa?" Tanya Ah Ra ragu, sebenarnya ada apa?
"Kita ketemuan di apartemen Doyoung, saya send location ke alamat kamu, ya? Saya benar – benar minta tolong." Ucap Jaehyun terakhir sebelum akhirnya Ah Ra mengiyakan ucapan Jaehyun dan menutup panggilan tersebut.
"Ada apa?"
"Abang, anterin aku ke apartemen kak Doy sekarang."
******
Sesuai dengan lokasi yang Jaehyun kirimkan, disinilah Ah Ra berada sekarang, ditemani oleh Ten yang juga sama bingungnya dengan Ah Ra. Sebenarnya apa yang terjadi?
"Ah Ra, silahkan masuk, loh Ten?" Ucapan Jaehyun terhenti ketika melihat tubuh Ten berada di belakang Ah Ra.
"Lah, Jaehyun? Ngapain disini? Ini ada apaan sih?" Jelas saja Ten bingung, kenapa juga adiknya harus ditelpon oleh Jaehyun atau Doyoung untuk datang ke sini?
"Masuk dulu, kita bicarakan di dalam." Ucap Jaehyun mempersilahkan keduanya masuk ke dalam apartemen mewah milik Doyoung.
"Duh, sebenarnya gue juga bingung, daritadi si Doyoung manggil – manggil nama Ah Ra terus, jadi gue telpon Ah Ra kesini." Ucap Jaehyun menunjuk Doyoung yang sudah terkapar di sofa ruang tv sambil meracaukan nama Ah Ra dengan lirih.
"Loh, si Doyoung mabok?" Ucap Ten terkejut melihat Doyoung yang tiduran di sofa, menangis sambil memanggil nama Ah Ra.
"Abis berapa botol dia sampe mabok gitu?" Tanya Ten lagi, ia sangat tahu, sahabatnya yang satu itu adalah peminum handal, jelas saja alkohol tak mungkin membuat Doyoung setepar itu, kecuali ia meminum lebih dari dua botol.
"Sorry, gue potong nih, kalian sebenarnya ada hubungan apa sih?" Tanya Jaehyun membuat Ah Ra dan Ten berpandangan satu sama lain dan mengerutkan keningnya.
"Lah, Jae. Ini Ah Ra mah adik kandung gue. Inget nggak adik gue? Yang gue selalu ceritain ke kalian? Dia sekolahnya di asrama jadinya nggak tinggal di rumah keluarga gue? Nah ini orangnya." Jawab Ten membuat Jaehyun menghela nafas lega, setidaknya berkurang satu bebannya menghadapi Doyoung.
"Sekarang gue yang bingung, kenapa si Doyoung mabok dan kenapa ngeracau nama adik gue?" Tanya Ten yang kebingungan, sedangkan Ah Ra hanya terdiam mematung, menatap Doyoung yang masih menangis di ujung sofa.
"Gue nggak tau Ten, tadi si Doy nelpon gue, marah – marah di bar, sambil bilang kalau dia kalah dari lo, gitu deh, gue aja pusing." Ucap Jaehyun menggaruk lehernya yang tak gatal.
"Coba dek, kamu yang tenangin. Pusing juga abang dengerin dia nangis. Ntar kalau dia udah sadar, baru kita interogasi." Suruh Ten sambil mendorong pelan adiknya, agar mendekati tubuh Doyoung yang semakin meringkuk.
"Kak Doy..." Ucap Ah Ra pelan dengan takut – takut.
"Gue pasti mimpi, masa gue bisa denger suara dia ada di sini." Lirih laki – laki tersebut sambil tetap memeluk kedua kakinya erat.
"Kak, ini Ah Ra. Kak Doyoung, kenapa?" Ucap Ah Ra sambil mengusap pelan pipi laki – laki tersebut, menghapus air mata yang berjatuhan dengan pelan.
"Ah Ra, ini beneran kamu kan?" Ucap Doyoung menatap wajah Ah Ra tak percaya, seperti mimpi yang dikabulkan Tuhan dengan cepat.
"Ra, jangan tinggalin aku."
"Ra, jangan pernah pergi ya? Tetap disini." Lirihnya lagi sambil menarik Ah Ra ke dalam pelukannya, memeluk Ah Ra dengan erat, tak ingin melepaskan gadisnya ini.
"Kak Doyoung tenang aja, Ah Ra disini." Ah Ra membalas memeluk Doyoung, biarkan kali ini Ah Ra mengikut perasaannya dibandingkan logikanya kali ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
(2) Bucin - Doyoung
Historia CortaImagine that being Doyoung's bae 24/7 "Kak Doy, nggak capek nyelesain kasus orang lain mulu? Kasus hati aku kapan?" "Saya udah kebal sama gombalan kamu. Untung sayang." Let's see how Doyoung become a bucin 24/7. #BucinSeries