"Ah Ra, maafin saya." Ucapan Doyoung membuat Ah Ra berhenti dari membaca kertas di hadapannya, matanya menoleh ke arah pria di depannya yang menatapnya dengan serius.
"Maaf kenapa, kak?" Katakanlan Ah Ra bodoh, jelas saja Ah Ra pura – pura tak mengerti, padahal ia tahu arah pembicaraan Doyoung.
"Maaf, kemarin saya sudah bentak kamu. Saya tau saya salah." Ucap Doyoung dengan tatapan seriusnya.
"Iya, gapapa kak. Aku aja yang kemarin terlalu over, padahal kak Doy emang nggak mau apapun. Udah lewat juga kak, nggak usah di bahas." Bohong banget Ah Ra gapapa, nyatanya Ah Ra selalu mengingat nada tinggi yang dilontarkan Doyoung tempo hari.
"Beneran, kamu udah maafin saya?" Ucap Doyoung ragu, tak yakin dengan ucapan Ah Ra yang mengatakan sudah memaafkan dirinya.
"Iya, kak. Beneran deh."
"Kalau gitu, kenapa kamu malah ke ruangan dia terus setiap hari?" Pertanyaan Doyoung membuat Ah Ra jelas bingung.
"Maksudnya, ruangan kak Jaehwan?" Doyoung hanya mengangguk pelan sebagai jawaban dari pertanyaan Ah Ra.
"Oh, itu, gapapa, ke pengen aja." Jawab Ah Ra sekenanya. Masa iya dia harus bilang ke Doyoung kalau Ah Ra memang sengaja menghindari lelaki itu.
"Ke pengen aja, ya?" Gumam Doyoung yang masih bisa terdengar oleh Ah Ra, membuat Ah Ra semakin tak mengerti, ada apa dengan bossnya yang satu ini.
"Kamu, nggak menghindar dari saya, kan?" Tepat sasaran, pertanyaan Doyoung membuat Ah Ra seketika gugup. Apakah orang yang di hadapannya ini cenayang? Kenapa bisa tepat sekali dengan apa yang Ah Ra tengah pikirkan.
"Nggak kok, kak. Emang kak Jaehwan yang suka ngajak ngobrol dan suka bantuin kadang kalau aku nggak ngerti." Jelas Ah Ra berusaha meyakinkan Doyoung dengan alasan yang ia buat. Walau tak sepenuhnya berbohong, karena nyatanya Jaehwan memang sering membantu dirinya ketika ada sesuatu yang Ah Ra nggak ngerti.
"Hm, lain kali, tanya sama saya aja, kalau ada yang nggak kamu tahu atau paham." Ucapan Doyoung yang terdengar seperti perintah, Ah Ra hanya mengangguk saja, tak mau memperpanjang masalah. Masa magangnya masih lumayan lama, nggak mungkin dia di usir duluan sebelum laporan magangnya selesai.
"Yaudah, kamu bisa lanjut kerja sekarang." Ucap Doyoung membuat Ah Ra menghembuskan nafasnya lega, akhirnya sesi interogasi ini berakhir juga. Tatapan Doyoung dan ucapannya benar – benar membuat Ah Ra merasa terintimidasi.
"Oh, ya, Cho Ah Ra," Baru saja Ah Ra melangkahkan kakinya dengan enteng, tiba – tiba Doyoung memanggilnya, membuat Ah Ra harus kembali menatap wajah yang sangat mengintimidasi dirinya.
"Kenapa, kak?" Ucap Ah Ra berusaha tersenyum semanis mungkin meskipun dalam hatinya ia panik.
"Nanti malam, saat pulang kerja, temani saya makan malam. Saya traktir. Anggap saja permintaan maaf saya karena kejadian tempo hari." Ucap Doyoung lagi, yang dibalas dengan anggukan Ah Ra.
"Yasudah, sana kerja lagi." Titah Doyoung yang membuat Ah Ra melangkahkan kakinya ke meja kerjanya.
Lumayan membingungkan, tiba – tiba diajak makan malam sama boss sendiri. Apalagi setelah kejadian tempo hari yang membuat suasana di ruangan ini dingin dan menyeramkan karena adanya perang dingin antara dirinya dengan Doyoung.
"Yah gapapa sih, lumayan, makan gratis! Bisa hemat uang bulanan." Batin Ah Ra dalam hati. Nggak ada salahnya juga kan? Menerima ajakan Doyoung.

KAMU SEDANG MEMBACA
(2) Bucin - Doyoung
Short StoryImagine that being Doyoung's bae 24/7 "Kak Doy, nggak capek nyelesain kasus orang lain mulu? Kasus hati aku kapan?" "Saya udah kebal sama gombalan kamu. Untung sayang." Let's see how Doyoung become a bucin 24/7. #BucinSeries