Nyaman

216 41 2
                                    

Mari rapatkan barisan!

Kim Doyoung kembali~

*****

Waktu dengan cepat berlalu hingga tibalah akhir dari aktivitas magang yang Ah Ra lakukan di kantor pacar tercinta. Dan jangan lupakan, laporan magang yang menunggu dirinya untuk segera dikumpulkan membuat Ah Ra pusing tujuh keliling.

"Heh! Bener-bener lo ya, semua kertas berserakan gini di lantai." Teriak seseorang dengan nada cemprengnya, tentu saja itu ulah Ten.

"Bang! Jangan berisik dulu! Ah Ra lagi ngerjain laporan. Ntar kalau nggak selesai trus Ah Ra nggak lulus, gimana?" Balas Ah Ra dengan teriakannya yang tak kalah nyaring.

"Ya magang lagi?" Ucap Ten dengan santainya, membuat Ah Ra melemparkan bantal leher yang berada di sebelahnya.

"Kalo ngomong seenak jidatnya." Gumam Ah Ra yang tetap berfokus dengan layar laptop di depannya. Deadline mengumpulkan laporan magang tiga hari lagi, Ah Ra harus menyelesaikannya dengan cepat.

"Abis magang tuh apa lagi sih, dek?" Tanya Ten sambil merapihkan kertas-kertas yang berserakan di lantai. Sangat risih tentunya, melihat kos-kosan adiknya yang sangat jauh dari kata rapih.

"Sidang akhir sih harusnya." Jawab gadis itu singkat.

"Kasian Doyoung, pasti bakalan di kacangin. Siapa suruh pacaran sama mahasiswi. Mending sama yang udah kerja lah."

"Dek, jangan kacangin gue juga dong! Gue udah baik nih dateng, jauh-jauh bawa McD. Pasti belum makan, kan?" Ten menggoyangkan lengan adiknya membuat adiknya menatap Ten kesal.

"Buset! Itu kantong mata tebel banget, lo nggak tidur berapa hari, dek?" Ten sangat terkejut melihat kantong mata yang dimiliki adiknya. Hitam dan tebal.

"Dua hari, makanya jangan berisik."

"Makan dulu, lanjutin lagi abis makan. Daripada tumbang kaya kemarin, yang repot semua orang."

Ah Ra hanya mengangguk sebagai balasan dan menyingkirkan laptop miliknya agar makanan yang sudah dibuka bungkusnya oleh Ten dapat ia makan. Untung saja ada abangnya. Kalau tidak, ia akan benar-benar lupa makan.

"Pelan-pelan! Kebiasaan kalau makan tuh nggak pelan-pelan." Teguran Ten membuat Ah Ra teringat dengan pacarnya. Biasanya Doyoung yang selalu menegurnya ketika Ah Ra makan dengan terlalu cepat.

"Masih banyak yang harus dikerjain? Kalau nggak, abis makan, istirahat dulu. Lanjut lagi ntar malam atau besok. Biar gue panggil Doyoung ke sini buat ngembaliin energi adek."

Tatapan Ah Ra yang menatap Ten dengan harapan penuh membuat Ten geli sendiri. Adiknya benar-benar sudah jatuh ke dalam pesona lelaki bermulut pedas yang sayangnya Ten malas mengakui bahwa Doyoung lah yang akan menjadi adik iparnya.

"Denger nama Doyoung aja lo seneng." Ketus Ten yang diabaikan oleh Ah Ra. Abangnya benar, ia perlu istirahat dan bertemu Doyoung untuk mengembalikan energinya yang sudah habis terkuras seminggu ini karena laporan magang menyebalkan itu.

*****

"Kenapa kos di tempat campuran?" Pertanyaan random yang keluar dari mulut Doyoung sesaat setelah ia memasuki kamar kosan Ah Ra.

"Kalau kos khusus cewek, abang nggak bisa ngunjungin setiap saat, terus juga kalau ada apa-apa kaya sakit kemarin, nggak bisa tau." Jawab Ah Ra sambil membereskan sisa-sisa kehancuran yang sebenarnya sudah dirapihkan abangnya sebelum ia pergi.

Doyoung mengangguk dan menatap sekeliling kos milik Ah Ra. Walaupun tidak terlalu luas, namun kamar kos Ah Ra sangatlah nyaman. Rasanya, Doyoung bisa tidur seharian sambil memeluk Ah Ra.

"Cuma kan beda lantai, kalau cowok di lantai bawah, cewek di lantai atas. Jadi aman-aman aja sih." Lanjut Ah Ra lagi sambil mendudukan dirinya di sebelah Doyoung.

"Kangen." Satu kata yang keluar dari mulut Doyoung, namun aksi yang ia lakukan justru membuat hati gadis itu berdebar.

Bagaimana tidak berdebar, karena setelah Doyoung mengatakan satu kata keramat, lelaki itu langsung memeluk tubuh mungilnya hingga ia tenggelam di antara dada bidang Doyoung.

"Kantor jadi nggak seru. Nggak ada kamu. Aku nggak bisa liat kamu setiap saat." Bisik Doyoung membuat semburat merah di pipi Ah Ra semakin menjadi.

Apakah lelaki ini tidak sadar? Perlakuan dan ucapan lelaki ini sangat sangat manis dan mengejutkan. Membuat jantung Ah Ra tak berhenti berdebar.

"Aku juga kangen." Ucap Ah Ra dengan pelan, bahkan hampir tak terdengar oleh Doyoung.

"Kamu sidang kapan sih?" Tanya Doyoung yang tak melepaskan pelukannya namun ia melonggarkan sedikit, agar bisa melihat wajah cantik gadisnya.

"Kalau laporan magang aku di acc, harusnya dua minggu lagi."

"I see. Nanti aku datang."

"Ten udah beliin kamu makanan, kan? Tadi aku yang suruh. Soalnya aku tau kamu bakalan skip makan kalau nggak dibawain."

"Udah aku duga sih, nggak mungkin tiba-tiba abang datang bawa makanan."

Doyoung mengusap kepala gadisnya dengan lembut, menyalurkan energi yang ia punya kepada Ah Ra. Ia tahu, gadis ini pasti lelah, terlihat dari gurat wajahnya, juga jangan lupakan betapa tebalnya kantong mata gadis manisnya membuat Doyoung meringis melihatnya.

"You did well, sayang." Bisik Doyoung mengeratkan pelukannya. Semesta harus tahu bahwa Doyoung sangat menyayangi gadis di dalam pelukannya yang sudah setengah tertidur karena usapan lembut yang ia berikan. 

(2) Bucin - DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang