"Ah Ra?" Gumam seorang pria yang melihat seorang gadis yang berjalan menuju ke arahnya melewati lorongan demi lorongan yang ada di ruangan ini. bahkan hanya melihatnya dari jauh, ia tahu bahwa gadis itu ialah Ah Ra.
"Ah Ra, kamu sekarang kerja disini?" Tegurnya ketika melihat perempuan yang sedang sibuk membawa beberapa tumpukan berkas di kedua tangannya yang sedikit lagi akan melewatinya.
"Mau aku bantuin?" Tawar pria itu membuat Ah Ra terkejut bukan main dan dengan gerakan refleks menggelengkan kepalanya, menolak bantuan yang ditawarkan pria di hadapannya.
"Ra, itu berat loh, biar aku bantu bawain, tunjukin aja mau dibawain kemana."
"Nggak perlu." Sergah gadis itu seraya menarik kembali berkas yang ditarik paksa oleh pria dihadapannya.
"Loh, Yong. Ngapain lo di kantor gue?" Tegur Doyoung dari belakang, membuat pria tadi menoleh ke belakang, melihat sosok Doyoung yang sudah berdiri di belakangnya.
"Mau ngajak makan siang, Doy. Sekalian mau konsultasi beberapa kasus sama lo." Jawab Taeyong membuat Doyoung mengangguk pelan.
"Boleh juga tuh, Ra, ikut ya, temenin saya makan siang bareng sahabat saya." Ucap Doyoung menegur Ah Ra yang sedaritadi melamun.
"Hah?" Kaget Ah Ra mendengar ajakan Doyoung, jujur saja, ia ingin sekali menghilang saat ini. Ingin menolak ajakan Doyoung, tetapi nanti ia akan curiga.
"Kamu mau taruh berkas itu kemana? Biar OB aja, kamu ambil tas kamu gih, biar ikut sama kita." Ucap Doyoung lagi, membuat Ah Ra mengangguk pelan seraya membawa berkas – berkas di tangannya ke ruangan miliknya.
Selang beberapa menit, Ah Ra sudah kembali membawa tas miliknya dan berjalan menunduk. Ia bisa merasakan seseorang dihadapannya yang terus menatapnya begitu intens, membuatnya semakin gelisah.
"Lo kalau dateng ke kantor gue mendadak mulu yong, kalau gue lagi ke pengadilan gimana?"
"Tadinya nggak ada rencana, cuma keinget tiba – tiba, jadi mampir aja kesini, kalau lo lagi keluar ya besok – besok gue kesini lagi." Jelas Taeyong dengan tenang, namun tatapannya tak beralih sedikitpun dari gadis disamping Doyoung.
"Makan di restaurant rooftop kantor ini aja ya, biar deket."
"Ra, sini, jangan jauh – jauh." Tegur Doyoung meraih tangan Ah Ra dan menggenggamnya, dengan sangat jelas Taeyong melihat hal tersebut.
Setelah mereka memesan beberapa makanan dan minuman, Taeyong dan Doyoung berbincang – bincang mengenai masalah yang dialami Taeyong. Pekerjaan Doyoung yang merupakan konsultan hukum bagi perusahaan – perusahaan membuat beberapa temannya sering berkonsultasi dengannya.
"By the way, ini cewek yang diceritain anak – anak?" Seakan tahu arah pembicaraan Taeyong, Doyoung hanya mengangguk pelan sembari menyadari kebodohan yang telah ia buat. Iya juga ya, kenapa dia membawa Ah Ra bertemu dengan salah satu temannya, bisa – bisa dirinya kembali diejek seperti tempo lalu.
"Kalian belum kenalan, kan? Kenalin Yong, ini Ah Ra. Anak magang di kantor gue." Ucap Doyoung membuat Ah Ra tersenyum kikuk.
"Kita kenal kok, banget malah, ya nggak, Ra?" Ucap Taeyong sambil tersenyum dan menatap Ah Ra dengan tatapan yang tak bisa diartikan.
"Oh ya, kok bisa?" Ucap Doyoung bingung bagaimana keduanya bisa saling mengenal.
"Satu BEM kemarin." Jawab Taeyong singkat membuat Doyoung menangguk.
"Iya ya, gue baru inget kalau kalian satu kampus. Padahal kalian terlampau jauh angkatannya, tapi masih bisa ketemu di BEM ya."
"Iyalah, gue kan kemarin telat lulus. Ga inget lo? Gue kuliah hampir enam tahun." Doyoung tertawa mendengar ucapan Taeyong, ia masih ingat betapa pusingnya Taeyong karena ia hampir saja di drop out jika tidak menyelesaikan perkuliahannya.
"Lo sih, cinta banget sama BEM. Tiga tahun kan lo di BEM? Setahun jadi anggota, setahun jadi ketua divisi, setahun kemudian jadi ketuanya?" Taeyong hanya tersenyum menanggapi omongan Doyoung.
"Mau gimana, Doy? Perempuan yang gue cinta ada di BEM." Ucap Taeyong dengan tenang sambil melirik Ah Ra yang membuat Ah Ra langsung menunduk, tak berani menatap balik Taeyong yang sedaritadi mencuri – curi pandangan.
"Ih gue inget, siapa nama cewenya kemarin? Adeline? Iya kan?"
"Kemarin anak – anak sempet sibuk nyari yang namanya Adeline yang mana, di following social media lo juga nggak ada. Makanya Johnny sempet bilang lo halu kan punya cewek namanya Adeline." Seru Doyoung, tak menyadari gadis disebelahnya sudah sangat gelisah dengan pembicaraan yang ia dengar.
"Nama aslinya memang bukan Adeline, Doy. Itu nama panggilan gue buat dia. Adeline artinya kebebasan dan dia sangat suka kebebasan."
"Seems weird, tapi untuk orang bucin, semua jadi wajar dan bisa dimaklumi." Ejek Doyoung dan Taeyong kembali hanya tersenyum menanggapi omongan Doyoung.
"Kenapa sih kalian bubar? Kayanya kalau denger dari cerita lo selama ini, lo sayang banget sama dia?" Tanya Doyoung lagi.
"Kita saling punya perasaan satu sama lain, karena waktu, kondisi, dan lingkungan kita nggak mendukung kita buat bersatu. Daripada cinta kita malah berbalik jadi saling menyakiti satu sama lain, lebih baik untuk saling melepaskan biar nggak ada yang tersakiti."
"Tapi lo, masih sayang kan, pasti?"
Taeyong tersenyum kembali, dengan satu tarikan nafas, ia kembali menjawab pertanyaan Doyoung,
"Nggak usah ditanya, gue masih sayang banget sama dia, bahkan sampai detik ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
(2) Bucin - Doyoung
Short StoryImagine that being Doyoung's bae 24/7 "Kak Doy, nggak capek nyelesain kasus orang lain mulu? Kasus hati aku kapan?" "Saya udah kebal sama gombalan kamu. Untung sayang." Let's see how Doyoung become a bucin 24/7. #BucinSeries