Bubur Ayam

449 60 3
                                    

Seingat Ah Ra hari ini adalah hari sabtu, hari dimana ia libur dari segala aktivitas termasuk magang. Namun, siapa yang menelpon dia di pagi buta seperti sekarang? Pukul delapan pagi dan handphone Ah Ra terus berbunyi membuat Ah Ra terpaksa harus membuka matanya dan mengangkat telpon tersebut.

"Hallo..." Ucap Ah Ra dengan suara malasnya, tak perduli dengan kekehan di sebrang sana yang menertawakannya.

"Bangun yuk, Ra." Suara berat seseorang yang masuk ke dalam telinga Ah Ra membuatnya terbangun dari tidurnya dan langsung membulatkan kedua matanya. Ini mah suara bossnya, Doyoung.

"Loh, kak Doy? Ada apa nelpon pagi – pagi? Ini kan hari libur." Ucap Ah Ra yang masih berusaha mengumpulkan nyawanya.

"Emang kalau mau ketemu kamu harus pas di kantor aja? Turun dong, saya di bawah nih bawain bubur kesukaan kamu." Ucap Doyoung di sebrang sana membuat Ah Ra langsung berdiri dan menuju jendela kamar kosnya. Terlihat Doyoung yang bersender di mobilnya sambil menelpon dirinya.

Bisa – bisanya Doyoung datang secara tiba – tiba, mana muka Ah Ra masih muka bantal dan kucel nggak jelas. Malu banget mesti ketemu Doyoung dengan keadaan kaya gini.

"Ra? Ngga tidur lagi kan?" Tegur Doyoung disebrang sana yang tak mendengar suara Ah Ra.

"Iya kak, bentar aku turun ke bawah." Ucap Ah Ra yang lantas mematikan panggilan tersebut dan berlari ke kamar mandi untuk sekedar mencuci muka dan gosok gigi.

Setelah menyisir rambutnya dengan cepat, agar tidak keliatan kucel tentunya di depan Doyoung, ia berlari turun ke bawah, mendapati Doyoung yang sudah tersenyum sambil menenteng plastik berisikan bubur yang Doyoung bawa.

"Kok nggak bilang – bilang sih mau kesini?" Ucap Ah Ra sambil membuka gembok kosnya dan mempersilahkan Doyoung untuk masuk.

"Saya chat kamu semalam, baca aja." Ucap Doyoung membuat Ah Ra buru – buru mengambil handphone dari kantongnya dan membaca perlahan pesan yang dikirimkan Doyoung.

"Pantes aja, gue ketiduran tadi malem." Batin Ah Ra sesudah ia membaca beberapa pesan yang dikirimkan Doyoung tadi malam, bahkan sampai pagi tadi.

"Kok nggak naik, kak?" Tegur Ah Ra yang menatap Doyoung yang berdiam diri di ruang tamu kosnya.

"Makan disini aja, ya?" Pinta Doyoung membuat Ah Ra mengerutkan keningnya.

"Emangnya kenapa kalau makan di kamar aku?" Ucap Ah Ra bingung, wajah Ah Ra yang bingung seperti ini, sangat menggemaskan.

"Saya takut khilaf kalau di kamar berduaan sama kamu doang. Bener kata Jaehyun, belum halal." Jelas Doyoung membuat Ah Ra mencebikkan bibirnya dan mendesis sebal.

Sekarang aja baru inget kalau mereka belum halal. Kemarin – kemarin kemana aja pas nyuri ciuman Ah Ra tiga kali?

"Bentar, aku ambil minum dulu ke dapur." Ah Ra segera melesat ke dapur umum kosnya. Mengambil dua gelas kaca dan sebuah botol besar berisikan air mineral dingin dari kulkas.

"Sorry ya kak, cuma ada ini di kosan." Ringis Ah Ra sambil menyodorkan dua gelas air mineral dingin.

"Gapapa, santai aja." Jawab Doyoung singkat.

Mata Ah Ra berbinar – binar, menatap bubur di hadapannya, ah sudah lama sekali ia tak makan bubur ayam ini. Bubur ayam yang telah menjadi makanan kesukaan Ah Ra semenjak Doyoung membawakannya untuk Ah Ra kala itu.

"Enak?" Ucap Doyoung menatap Ah Ra yang menyuap suapan pertama bubur tersebut ke dalam mulutnya. Ah Ra hanya mengangguk cepat sebagai jawaban.

"Harus berapa kali saya bilang? Makannya pelan – pelan, Ra. Nanti kamu keselek." Tegur Doyoung membuat Ah Ra memelankan aksinya dalam menyantap bubur.

"Kak Doy juga makan dong!" Seru Ah Ra membuat Doyoung tersenyum dan mulai memakan bubur miliknya.

"Maaf ya kak, muka aku kucel banget. Kaget aku, baru bangun tidur tiba – tiba di telpon kak Doy." Doyoung langsung menggelengkan kepalanya, bisa – bisanya dia bilang bahwa dia kucel? Orang cantik begini.

"Kata siapa? Orang cantik gini, nggak ada kucel – kucelnya."

"Ih, serius kak!"

"Loh, saya serius. Saya juga udah liat kamu pas bangun tidur kemarin, sama aja, cantiknya sama." Ucap Doyoung membuat Ah Ra tersipu malu, udah lama nggak digombalin cowok. Jujur saja, perkataan Doyoung membuat Ah Ra ambyar melebur menjadi abu.

"Abis makan bubur, jalan – jalan yuk." Ucap Doyoung membuat Ah Ra mengangguk setuju. Mumpung ada yang ngajak Ah Ra jalan hari libur begini, biasanya kalau hari libur, Ah Ra cuma mendekam di kamar sambil nonton drakor.

"Puji Tuhan!" Celetuk Ah Ra membuat Doyoung kebingungan.

"Kenapa?"

"Iya, akhirnya ada yang ajak aku jalan pas hari libur. Biasanya mah di kos aja bersemedi." Ucap Ah Ra dengan wajah polosnya, membuat Doyoung tertawa. Duh, gadisnya.

"Mulai sekarang, setiap hari libur yang kamu punya akan selalu ada saya."

"Bukan hari libur aja, tapi setiap hari kalau bisa."

"Jadi, jangan pernah bosan ya?" 

(2) Bucin - DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang