40

2.9K 199 67
                                    

Cemburu bisa datang kapan saja, tapi tinggal kita sendiri yang bisa menahannya atau tidak.

-catataniaa.

--

"ya?" jawab rian, yang lain ikut membalikkan badan, melihat siapa yang memanggil rian.

Ternyata ada dua orang yang menghampiri rian dan yang lain.

Dua orang perempuan tersebut berjalan menghampiri rian serta yang lain, Anya hanya diam memperhatikan perempuan yang memanggil rian.

ini amanda? mantan rian kan. tunggu-tunggu itu sarli kan?batin anya.

"Amanda, sarli" ucap rian pelan.

"Hai" ucap amanda yang sudah berdiri didepan rian, lalu menatap kearah anya serta kevin dan fajar.

ya benar, perempuan yang sekarang berdiri didepan rian adalah amanda, mantan rian beberapa tahun yang lalu. dan disebelahnya terdapat sarli yang hanya diam menunduk.

"Oh, halo juga. ini anya ya?" tanya amanda yang sekarang menatap anya dari atas sampai bawah, pandangannya terlihat aneh.

"Iya" sahut anya pelan.

"Mau pulang yan?" tanya amanda lagi yang padangannya menatap rian dengan senyum manisnya, anya hanya diam memandang kearah sarli. Kevin dan fajar menatap tidak suka kepada rian.

"Nya, yuk jalan duluan aja" ucap kevin seraya menggandeng anya pergi.

"WEY TUNGGU GUE MPIN!" teriak fajar menyusul kevin yang menarik anya.

Rian pun langsung menoleh dan berteriak memanggil anya dan yang lain tapi teriakkan rian tidak membuat kevin berhenti menggandeng anya.

"gaada yang mau diomongin kan? gue duluan amanda, sarli" ucap rian berlalu meninggalkan amanda yang menatap heran, serta sarli yang hanya terdiam.

Saat rian berjalan meninggalkan mereka terdengar suara sarli "gue bilang juga apa nda, rian gamungkin mau lama-lama"

"Ck, cewe sialan"

Rian mengejar kevin yang masih menggandeng anya dan fajar yang sekarang berjalan bersisihan diantara keduanya.

"Tunggu!" ucap rian.

"Ngapain sih lo, urus tuh temen lo yang itu. heran gue masih aja lo jom kelakuan" ketus kevin, anya hanya diam saja.

"Mantan pin" sahur fajar memperkeruh suasana.

Entahlah, anya merasa cemburu tapi anya berusaha menampik perasaan tersebut.

"Nya, kamu marah?" tanya rian lirih kepada anya. Anya hanya menggeleng sebagai jawaban.

"marah lah, gue sih jadi anya bakalan ninggalin lo pulang" sahut fajar.

rian pun menatap anya yang hanya diam dan tidak bersuara, melihat mimik muka anya yang sekarang datar.

"Maaf" lirih rian.

"enggak kok, gapapa" jawab anya tersenyum tipis.

Lose One's Heart | Rian Ardianto ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang