[7] He is beautiful

229 20 0
                                    

Moonbyul menatap lalu lalang banyak orang. Mereka sibuk menenteng barang, memindahkan dan memasang beberapa dekorasi di lapangan. Panggung besar yang terletak disisi Utara lapangan fakultasnya masih setengah jadi.

"Bisa bantu aku?"
Moonbyul terkesiap saat ada yang meminta tolong padanya. Sebenarnya tugas Moonbyul di divisinya sudah selesai. Ia sudah memastikan konsumsi untuk lusa dan tenaga medis yang di datangkan dari fakultas kedokteran. Untuk tenaga medis sendiri juga sebenarnya mengadakan beberapa pelatihan pertolongan pertama, namun karena ia bekerja , jadi Moonbyul sama sekali tidak mengikuti pelatihan. Sulit menyeimbangkan akademik, kepanitiaan dan perkejaan dalam satu waktu.

Menerima kepanitiaan ini sebenarnya adalah untuk mengisi data kegiatan Moonbyul didalam CV permohonan studi banding dan baesiswa yang ia sedang ajukan untuk kuliah di luar negeri. Selama ini Moonbyul yang tidak pernah mengikuti  kegiatan terpaksa harus mengorbankan waktunya seperti ini, namun asal kalian tahu, Moonbyul belajar banyak dari ini. Bagaimana persiapan dan kematangan pekerjaan setiap divisi dan perdebatan kecil membuatnya berpikir tidak buruk menjadi mahasiswa aktif organisasi ternyata.

"Yak Moonbyul", Eunhae meneriakinya dan kini yeoja itu setengah berlari kearah Moonbyul.

"Kau habis mencuri?"
Pertanyaan Moonbyul membuat Eunhae memukulinya. Bagaimana mungkin putri kampus mencuri? Mau diletakkan dimana wajah cantik Eunhae?

"Kau gila?" Kesal Eunhae

"Lalu ada apa kau berlari dan memanggil namaku sekeras itu?"

"Ada yang ingin menemuimu"

"Nugu?"

"Namja"

"Yak Eunhae-ssi. Kau tidak menjodohkan ku lagi kan?"

"Aku sudah bosan melakukan itu. Cepat temui dia. Namja itu menunggumu di taman belakang"

Eunhae mendorong Moonbyul yang sedikit panik. Sudah banyak sekali percobaan Eunhae yang membuat Moonbyul terjebak dalam kencan buta. Eunhae menghentikan dorongannya saat mereka sudah didepan gedung fakultas. Untuk ke taman belakang memang harus memasuki gedung fakultasnya.

"Awas kalau kau memang melakukan itu lagi"

"Apa kau tidak percaya padaku?"

"Ne"

"Aissh jinjja." Rasanya ingin memukuli Moonbyul karena sikapnya yang kurang hajar ini. Eunhae sempat bingung kenapa ia bisa berteman dengan Moonbyul. Padahal teman Eunhae banyak sekali karena ia memang terkenal di kampusnya, namun diantara semua teman Eunhae, hanya Moonbyul yang memenuhi persyaratan menjadi teman Eunhae. Katakanlah Moonbyul lolos seleksi pertemanan Eunhae. Walaupun Eunhae yakin jika Moonbyul tidak menganggap mereka teman.

Dengan langkah ogah-ogahan Moonbyul berjalan menuju taman. Lagian taman itu memang selalu sepi karena lokasinya yang memang tertutup. Moonbyul melihat seorang pria yang memakai kaos putih garis-garis yang berukuran dua kali lebih besar dari ukuran baju asli pemiliknya dan topi yang menutupi wajah pria itu. Melihat dari gestur nya Moonbyul mempunyai tebakan sendiri.

"Wasseo?"

"Jimin?"

Namja itu buru-buru meminta Moonbyul untuk tidak Bersuara terlalu besar. Bagaimanapun ia takut ada yang mengenalinya.

"Sedang apa kau disini?", Tanya Moonbyul heran.

"Aku menemani manager-nim kesini"

"Untuk?"

"Yak lusa aku akan tampil diacaramu. Lupa atau tidak tau?"

Moonbyul menganggukkan kepalanya mengerti.

WHAT ARE WE? [JIMIN STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang