[13] feeling worried

212 22 0
                                    

.

.
Sudah tiga kali Moonbyul meminta Jimin untuk berhenti. Seperti tidak memiliki telinga, Jimin masih sangat amat fokus belajar mengupas apel. Masalahnya semua apel yang dikupas Jimin tak berbentuk.

"Jim aku mohon hentikan itu"

"Yoongi mengupas apel untukmu kemarin"

"Dan menyuapimu."

"Kau sedang cemburu, jim?"

"Tidak"

"Aigoo, aku mau satu"

"Hah?"

"Suapi aku, Jim", pinta Moonbyul tanpa melihat Jimin.

Dengan senang hati.

Sehari setelah member Bangtan menjenguk, Jimin diam-diam datang bahkan saat Moonbyul masih terlelap.

"Saat dari festival aku sungguh mencarimu, Byul"

"Aku menanyakan padan Eunhae, namun ia tidak mengatakan apapun"

"Benarkah?" Tanya Moonbyul penasaran. Ia lupa jika ia memiliki teman bernama Eunhae. Jimin masih sibuk memotong dan menyuapi Moonbyul, seakan itu menjadi sesuatu hal yang menyenangkan baginya.

"Bagaimana kabar Eunhae?" Tanya Moonbyul

"Kau bertanya padaku seakan aku pacar Eunhae, Byul"

"Aku hanya bertanya" jawab Moonbyul cepat. Tidak peduli dengan tatapan tajam yang dilayangkan Jimin padanya.

"Coba hubungi dia"

"Ponselku rusak kau tau?"

Jimin meringis melihat layar ponsel Moonbyul sudah tak berbentuk. Ponselnya saja baru ia dapat kemarin dari suster yang merawatnya.

Brakkk

"Yak Byul Moonbyul" teriak seseorang dari pintu.  Seseorang yang sedang merek bicarakan. Moonbyul menghela napasnya, ia merasa menyesal menanyakan kabar Eunhae. Gadis itu tetap menyebalkan.

"Kau membuatku hampir mati berdiri saat melihatmu tertabrak mobil" Eunhae berjalan dan bercerita begitu hebohnya. Sampai ia tidak mengetahui presensie Jimin di ruangan tersebut.

"Kau tau aku dilarang menjengukmu oleh suster sampai kau benar-benar siuman. Astaga ada apa dengan rumah sakit ini" gerutu Eunhae.

Membuat Moonbyul berpikir. Bagaimana bisa?

"Mungkin Jungkook yang meminta itu. Dia sering berkunjung kesini", terang Jimin. Setelah mengatakan itu, barulah Eunhae heboh melihat kehadiran Jimin.

"Park Jimin? Kau disini? Apa aku mengganggu kalian?"

"Aniya, Eunhae-ssi. Duduklah."

"Sebelumnya aku ingin meminta maaf padamu waktu itu. Aku hanya sedang kalut sehingga tidak menjawab pertanyaan mu. Maafkan aku" Eunhae berkali-kali membungkukkan badannya karena merasa bersalah.

"Tak apa. Kau hanya tidak mau membuatku khawatir."

Eunhae masih saja lemah saat diberikan senyuman Jimin. Memang mereka beberapa kali bertemu hanya untuk membahas konsep dan teknis acara, namun Jimin banyak memberinya semangat untuk bekerja dengan baik. Sungguh manusia yang tulus.

"Kau sudah makan Eunhae-ssi?"

"Belum. Kau akan mengajakku makan bersama?" Tebak  Eunhae.

"Tentu. Kita makan di kantin. Tunggu aku akan mengambil kursi roda untukmu, Byul"

"Yak kalian berdua saja" tolak Moonbyul dengan menahan lengan Jimin.

"Kau tidak bosan? Sekalian kita berkeliling rumah sakit ini"

"Tunggu aku akan mencarinya didepan. Eunhae-ssi aku titip Moonbyul"

Kepergian Jimin membuat Eunhae menatap jahil kearah Moonbyul. Sungguh beruntung yeoja dingin seperti Moonbyul didekatin nama hangat seperti park Jimin.

"Apa kalian memang seperti ini?" Tanya eunhae menggoda.

"Seperti apa maksudmu?"

"Eeyy~ kau hanya pura-pura tidak mengerti, Byul"

Tak lama Jimin muncul dengan mendorong kursi roda. Tanpa meminta persetujuan, Jimin memindahkan Moonbyul dengan menggendong brindal. Membuat Moonbyul hampir terkena serangan jantung. Sementara Eunhae masih saja tersenyum melihat kejadian itu.

"Aku saja yang mendorong Moonbyul"

"Biar aku saja, Eunhae-ssi"

"Tak merepotkan?"

"Kenapa merepotkan"

Moonbyul memijit kepalanya yang pening. Eunhae dan Jimin memiliki banyak kesamaan. Mereka berisik. Tapi mereka hangat.

"Hae, aku boleh meminta tolong padamu?" Tanya Moonbyul

"Apa itu?"

"Bisakah kau ambilkan beberapa buku dan baju di rumahku?"

"Baiklah"

"Perlu kuantar, Eunhae-ssi?" Tawar Jimin

"Tak perlu, Jimin" tolak Eunhae, ia tidak ingin mengganggu pasangan ini. Tapi Moonbyul menyanggah dan meminta Jimin mengantar Eunhae.

"Kau membawa mobil, Jim?", Tanya Moonbyul

"Tentu. Ada apa, Byul?"

"Tolong antarkan Eunhae."

"Baiklah"
.

.

WHAT ARE WE? [JIMIN STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang