[25] Memories

166 16 0
                                    

.

Tidak ada yang tau jika melindungi adalah sinonim dari menyakiti. Ketika melakukan perkorbanan untuk saling melindungi maka akan berakhir dengan berkorban.

Semua orang tahu, tetapi yang merasa tidak tahu dan tidak mau tahu. Tersakiti oleh perasaan masing-masing.

"Kau akan seperti ini?" Marah Eunhae saat menemukan beberapa kali Moonbyul membolos kelas. Moonbyul adalah mahasiswi berprestasi di jurusannya. Akan berbahaya mengingat ia juga sedang mengajukan studi banding.

Moonbyul sama sekali tidak menghiraukan kehadiran Eunhae dirumahnya. Ia pergi ke dapur untuk mengambil segelas air.

Eunhae melihat beberapa kotak hadiah yang dimaksud Yoongi di pojok ruangan.

"Kau akan menyerah dengan perasaanmu?"

"Tidak. Dari awal pun ini salah, Hae"

"Percayalah dengan perasaanmu. Jangan menyakiti diri sendiri"

Moonbyul paham maksud Eunhae. Tapi ia juga mengkhawatirkan jika hubungan ini terus berlanjut.

"Jimin mogok makan selama 3 hari" jelas Eunhae menghentikan pergerakan Moonbyul.

"Apa maksudmu?"

"Jimin sudah tidak makan sejak hari itu, Byul. Dia menolak untuk makan"

Astaga kenapa lagi dengan Jimin. Moonbyul bersumpah bahwa dia akan memantau hatinya untuk tidak lagi berurusan dengan Jimin. Ia takut jika ancaman yang Moonbyul terima akan benar berdampak pada Jimin.

-Jauhi Jimin atau kau akan melihatnya hancur-

Ia sudah mencoba menjauhi Jimin namun ia akan tetap melihat Jimin tersakiti?
Apa-apaan penteror itu,

Setiap hari ia selalu mendapatkan ancaman itu hingga menghilangkan niatnya untuk mengikuti kelas. Moonbyul juga tersiksa. Eunhae harus tahu itu. Segala macam pikiran buruk di otaknya tidak bisa dihentikan.

"Jadwal Bangtan sedang padat. Kau rela dia ambruk dan masuk rumah sakit lagi?"

Tolong hentikan Eunhae. Kau membuat keputusan yang sudah Moonbyul buat jadi goyah.

"Apa yang harus aku lakukan?" Pertanyaan Moonbyul menerbitkan seulas senyuman di bibir Eunhae. Ia sangat tahu jika mohon selalu memiliki hati yang hangat. Sedingin apapun Moonbyul, dia adalah orang yang tidak pernah mau berbuat tega.

"Antarkan dia makanan mungkin"

.
Moonbyul menghela napasnya. Ia kalah, ia menyerah.

Akhirnya Moonbyul berbelanja juga. Ia benar-benar tidak bisa membiarkan keadaan Jimin. Sebenarnya sudah banyak pesan dari Jungkook yang mengabarinya jika Jimin tidak mau makan. Tapi Moonbyul yakin jika akhirnya nanti Jimin akan makan jika ia lapar. Namun Jimin adalah namja yang teguh pendirian. Pantang bagi Jimin untuk goyah.

"Kau yang antarkan" titah Moonbyul pada Eunhae. Yeoja itu benar-benar menunggui Moonbyul dari ia berbelanja sampai memasak.

Berterimakasihlah padanya karena selama ini dapur Moonbyul sudah seperti sarang laba-laba. Jarang tersentuh ia pakai kembali

"Kenapa tidak kau?"

"Kau yang antar, Hae" itu perintah mutlak.

.
"Kau harus makan Jim"

"Aku tidak lapar"

Seokjin mendesah frustasi. Mereka baru saja selesai manggung dan Jimin memilih menunggu di mobil saat yang lain makan siang di ruang tunggu acara itu. Seokjin berinisiatif untuk membawakan makanan namun Jimin malah menolaknya.

WHAT ARE WE? [JIMIN STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang