.
.Tadinya ia ingin beristirahat. Namun kehadiran seseorang membuat niatnya urung begitu saja.
"Noona ayo bermain denganku"
Dia Renjun.
Namja mungil yang mengobrol dengannya saat tengah menonton penampilan Bangtan. Entah darimana Renjun mengetahui kamar inap Moonbyul atau entah bagaimana mereka bisa dekat seperti ini. Nyatanya Moonbyul tidak bisa terlalu mengakrabkan diri dengan orang asing.
Bahkan pertama lagi terlintas saat melihat Renjun membawa sekotak besar berisi mainannya. Kotak yang memiliki roda itu di dorong dengan mudah.
"Mainanmu banyak sekali" puji Moonbyul.
Sebenarnya namja kecil ini sakit apa hingga jika dilihat sepertinya ia adalah pasien lama disini. Cara Renjun menyapa para perawat dan dokter disini juga terlihat sangat akrab."Tentu. Selama ini aku selalu bermain sendirian"
Moonbyul meminta Renjun untuk ikut naik ke ranjang rawatnya. Karena namja kecil itu ingin dibacakan sebuah buku.
"Harusnya aku membacakan ini saat kau mau tidur,"
"Noona tidak mau membacanya untuk ku?"
Bocah ini sungguh menggemaskan. Kulitnya benar putih seputih kapas. Wajah merajuk itupun membuat Moonbyul mencubit pelan hidung Renjun.
"Kau mirip sekali dengan dia, Renjunie"
Moonbyul ingat jika Jimin juga suka sekali merajuk seperti ini. Tingkah mereka punya kemiripan ternyata.
"Nugu?""Seseorang"
"Kekasih Noona?", Rupanya bocah ini memiliki pemikiran yang dewasa juga untuk seukuran anak kecil.
"Hey darimana kau belajar kata itu?"
"Suster Ahn sering bercerita tentang kekasihnya. Aku sering menguping"
Perhatian mereka buyar kala melihat kedatangan seseorang.
"Eoh Yoongi"
Sementara Yoongi yang masih kesal itu mengeluarkan aura intimidasi kuat diam saja. Ia duduk dengan wajah yang terlihat marah.
"Menjenguk Jimin?"
"Hmm"
Jika sudah seperti itu, Moonbyul lebih memilih untuk mendiamkan saja. Toh Yoongi memang orang yang susah ditebak dan mungkin ia butuh waktu menenangkan diri.
"MORNING BYUL"
"Eoh siapa anak kecil disampingmu itu?"
Tadi Yoongi, sekarang Jungkook menunjukkan eksistensi dengan sangat bersemangat.
"Jangan berisik, Jeon. Ini rumah sakit" tegur Moonbyul. Jungkook terlalu bersemangat dan Moonbyul tipe yang lelah dengan semangat itu. Pahamilah untuk menjinakkan Jungkook, Moonbyul perlu banyak amunisi.
"Maafkan aku.
Hey namamu siapa?" Jungkook tersenyum kearah anak kecil itu.
"Huang Renjun, Hyung"
"Kalau begitu kenalkan aku Jeon Jungkook"
Renjun terlihat senang mendapat teman baru. Terlihat ia tersenyum lebar sekali saat Jungkook mengajaknya berkenalan.
"Whoaa ini legomu Byul?"
"Punya Renjun"
Jungkook sejatinya adalah jiwa anak kecil yang terperangkap di tubuh orang dewasa. Itu adalah kesan Moonbyul saat mengenal Jungkook.
"Mau bermain bersama hyung?" Ajak Jungkook.
"Kau bisa?"
"Hey aku bisa membuat sesuatu yang menakjubkan. Haruskah ku perlihatkan?"
"Iya" Jawab Renjun semangat.
Mereka bermain dengan serius. Jungkook yang fokus menyusun dan Renjun yang serius memperhatikan.
Setelahnya Taehyung, Hoseok, Namjoon dan Seokjin yang masuk. Moonbyul heran kenapa mereka disini dan tidak menghabiskan waktu di kamar Jimin. Tapi toh bertanya pun malas rasanya. Moonbyul hanya diam dan memperhatikan ruangannya yang sedikit berisik ini.
"Namjoon Hyung kumohon jangan menyentuhnya" kesel Jungkook.
Namun baru saja bibirnya berenti berucap, Namjoon mengambil Lego yang berbentuk dinasaurus dan jatuh berserakan.
"Hyung!!!!" Teriak Jungkook dan Renjun.
Astaga kenapa leader Bangtan memiliki tangan perusak seperti ini eoh
"Hey maafkan aku. Aku tidak sengaja. Sungguh"
Hoseok tertawa puas melihatnya dan memutuskan ikut bergabung. Sepertinya dulu sekali ia memainkan ini.
"Kau membuat anak kecil ini sedih, hyung" tambah Taehyung.
"Ada yang mengganjal disini" tiba-tiba saja Seokjin bersuara yang dijawab dengan tanda tanya oleh orang-orang yang ada disana.
"Apa maksudmu?" Tanya Yoongi. Sepertinya ia sudah lumayan meredakan emosi. Terlihat dari raut mukanya yang tidak setegang tadi.
"Berita kecelakaan Jimin ditutupi agensi kan?" Tanya Seokjin memastikan.
"Kau benar" jawab Namjoon membenarkan. Member Bangtan paham ke arah mana pembicaraan ini. Membiarkan Moonbyul bdan Renjun bertanya-tanya apa yang mereka bicarakan ini.
"Kau mengenalnya, Hoseok?" Kini Yoongi bertanya pada Hoseok. Semua orang yang berpusat pada seokjin seketika langsung beralih pada Hoseok.
Namja itu nyatanya masih sibuk menyusun Lego.
"Hanya sebatas berkenalan, Hyung. Aku tidak memberitahu tentang ini"
"Lalu siapa?" Kini Jungkook juga penasaran.
"Kalian sedang membicarakan apa?"
.
Jimin malas melihat orang yang sedang bercakap dengannya saat ini. Pemandangan di luar jendela terlihat lebih menarik.
Ia bosan sebenarnya. Ingin segera keluar dan ikut bergabung bersama teman-temannya di kamar Moonbyul namun tertahan karena managernya.
"Kau mendengarkan penjelasan ku kan?"
"Tidak" jawab Jimin cepat.
"Kumohon kau harus mengerti. Ini tidak baik untuk kariermu kedepannya."
"Aku paham kalau kau khawatir terhadap ku, Hyung. Tapi bisakah kita hentikan pembicaraan ini. Aku mau menyusul yang lain"
Jimin beranjak dari kasurnya berjalan dengan menggiring tiang infus melewati sang manager. Menutup pintu ruang rawatnya dengan sedikit kencang.
Sebenarnya ia tidak berniat menyusul teman-temannya sekarang. Jimin hanya berjalan menuju ujung lorong. Memojokkan diri lebih tepatnya. Menenggelamkan kepalanya di tekukan lutut.
Masalah ini tidak akan membesar kalau hyung nya tidak memberikan ide gila seperti tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT ARE WE? [JIMIN STORY]
Fanfiction[Completed] . ia kuliah di universitas ternama diseoul. harusnya Moonbyul bangga dengan itu, namun ia juga harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya. bekerja sebagai office girl di salah satu agensi yang menaungi banyak idol mungkin akan menja...