.Kali ini Moonbyul menggantikan kerja temannya. Jika dilihat pekerjaan temannya ini sangat menjanjikan. Menjadi pelayan di sebuah restoran mewah. Teman Moonbyul sedang sakit dan meminta tolong pada Moonbyul karena ia sudah memakai jatah cuti jadi jika ia membolos lagi ia akan di pecat.
"Byul ini seragammu"
Moonbyul menerima seragamnya dari pekerja sini."Hari ini kita akan kedatangan tamu VVIP. Kau juga ikut"
Moonbyul mengangguk sopan sebelum akhirnya pergi untuk mengganti bajunya.
"Katanya nanti akan ada seorang idol berkencan disini"
"Benarkah?"
"Aku dengar dari atasan seperti itu"
"Astaga aku tidak sabar untuk melihatnya"
Moonbyul berjalan melewati kumpulan pelayan yang sedang asyik bergosip di ruang ganti.
Jika memang itu idol, ya wajar saja bukan. Mereka juga memiliki kehidupan pribadi seperti layaknya manusia. Tidakkah terlalu kejam jika membatasi kehidupan mereka. Itu yang Moonbyul pelajari dari melihat Bangtan. Ia diam-diam menonton beberapa acara Bangtan tanpa Eunhae ketahui. Tamat riwayatnya jika Eunhae tahu Moonbyul menonton acara-acara Bangtan.
Moonbyul diminta untuk melayani seperti biasanya. Restoran mewah ini sepertinya rekomendasi untuk para kalangan elit. Dilihat dari pakaian mereka seperti itu. Entah mengapa dia melihat ada beberapa kamera di sudut ruangan. Moonbyul memicingkan matanya dan benar itu kamera. Astaga memang kehidupan para artis setidak menyenangkan itu. Berkencan saja mesti diliput. Bagaimana jika saat pemakaman?
Apa mereka akan tetap meliput juga?"Byul kau diminta berkumpul di ruang kepala pelayan"
"Baik, terimakasih"
Moonbyul memasuki ruangan yang dimaksud. Ada sekitar 3 orang pelayan termasuk dirinya jadi 4 pelayan.
"Sebentar lagi mereka akan datang. Restoran ini juga akan di reservasi. Kumohon kecilkan kemungkinan terjadi kesalahan."
"Baik"
"Kita masih memiliki waktu 30 menit. Persiapkan dengan baik. Cek kembali ruangan VVIP"
"Baik"
.Jimin tak bertenaga untuk sekedar mencari baju yang cocok untuk acara ini. Ia menatap lemari pakaian dengan malas. Berapa kali pun ia memikirkan ini jawabannya adalah salah.
"Kau serius akan pergi, Jim?" Tanya Taehyung.
"Aku tidak tahu"
"Kau bisa menolak jika mau"
Jika ia mau.
Kalau memang bisa ia sudah melakukan itu dari kemarin. Bagaimana bisa ini lebih rumit dibanding saat mereka akan debut."Aku pergi dulu Tae" setelah merasa rapi, Jimin pamit undur diri. Bagaimanapun ia harus bisa melindungi orang yang ia sayangi.
Setelah kepergian Jimin, Hoseok masuk ke kamar bersamaan dengan Yoongi.
"Jimin sudah pergi?" Tanya Hoseok. Sebenarnya ia menunggu kepergian Jimin bersama Yoongi di studio Yoongi tadi. Ia tidak tega melihat ekspresi menyedihkan Jimin.
"Sudah kubilang kita tidak bisa berbuat banyak"
Taehyung hanya bisa diam. Ia membenarkan ucapan Hoseok. Setidaknya ia bisa menemani Jimin di masa-masa sulit.
"Kalian tau siapa dibalik semuanya?" Tanya Yoongi.
"Bang Pdnim?" Tebak Taehyung.
"Bukan"
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT ARE WE? [JIMIN STORY]
Fanfiction[Completed] . ia kuliah di universitas ternama diseoul. harusnya Moonbyul bangga dengan itu, namun ia juga harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya. bekerja sebagai office girl di salah satu agensi yang menaungi banyak idol mungkin akan menja...