"Eoh kalian sedang apa disini?" Tanya Jimin saat melihat Jungkook, Taehyung dan juga Yoongi di ruang rawat Moonbyul.
Taehyung yang sedang asik dengan bubur abalonnya menatap Jimin sebentar sebelum menjawab.
"Membesuk. Apalagi memang?"
"Hyung sendiri ?" Ditanya maknae membuat Jimin gelagapan.
"Jimin menemaniku mengambil barang-barang Moonbyul"
Eunhae tak melepas senyumannya barang sedetik pun, bahkan saat ia menyingkirkan Jimin untuk bisa berhadapan dengan Jungkook.
"Eoh Noona yang waktu itu?" Tanya Jungkook saat mengingat wajah Eunhae.
"Kau mengingatnya, Jungkook-ssi?" Bisa digambarkan sekarang perasaan Eunhae sedang meletup-letup bahagia.
"Noona? Kenapa denganku tidak?" Ungkap Moonbyul datar.
Jungkook berbalik menghadap Moonbyul sambil menggaruk kan kepalanya. Ia juga bingung kenapa tidak bisa memanggil panggilan Noona untuk Moonbyul. Jungkook hanya ingin Moonbyul nyaman dengannya dan ia merasa ingin setara dengan Moonbyul.
"Tak suka?" Tanya Jungkook takut-takut. Sementara Moonbyul mengedikkan bahunya.
"Tenanglah."
Semua hening sampai akhirnya Taehyung tertawa. Membiarkan mereka menatap penuh tanya.
"Kau berhasil mengerjainya, Byul. Astaga ini lucu sekali"
Jimin, Eunhae, Jungkook sama-sama ini bukan sebuah lelucon. Terutama Jungkook yang menghela napasnya lega.
"Kalian tidak ingin duduk?" Kali ini Yoongi yang bersuara.
.
Kini Jimin berada di sebuah cafe. Managernya mengajak untuk bertemu."Eoh hyung" sapa Jimin saat managernya datang dan bergabung ke dalam meja. Raut wajahnya tak terbaca. Membuat Jimin mau tak mau melayangkan tanda tanda besar dari matanya. Tak ingin membuka percakapan dulu sampai hyung nya ini mengutarakan tujuan pertemuan ini.
Kenapa juga tidak dilakukan di kantor agensi mereka?
Kenapa hanya Jimin yang dipanggil. Jimin sebenarnya adalah orang yang pemikir dan teliti namun terkadang ia bodoh dan mudah sekali dibohongi. Terbukti saat mereka menjalankan misi disetiap acara gameshow Bangtan, Jimin mudah sekali tertipu dengan member lain yang berakibat kalah bermain.
Manager-nim mengeluarkan map coklat berukuran sedang dan mendorongnya kearah Jimin. Bahasa tubuh yang mengisyaratkan jika Jimin untuk melihat isinya.
Betapa terkejutnya dia saat melihat fotonya bersama Moonbyul. Setelah melihat foto ini ia memandang manager-nim bertanya ada apa.
"Dengar Jimin-ah. Aku hanya tidak ingin hal ini menghancurkan karirmu. Tolong mengertilah"
"Apa maksud Hyung?"
"Tolong pertahanan karirmu"
"Apa maksudmu menghancurkan dan mempertahankan karir menurutmu, Hyung?" Tanya Jimin menatap tajam hyung yang sangat ia hormati ini.
"Bukankah akan bahaya bagi yeoja itu juga eoh? Pikirkan jika yeoja itu menderita"
Skakmat.
Jimin memandang lamat-lamat foto itu. Menerka apa yang diinginkan orang dihadapannya.
Menerka apa yang akan terjadi kedepannya.
Dan berharap sisanya.
"Seseorang mengirimkan artikel mengenai ini. Kali ini aku berhasil. Tapi aku harap ini bukan hanya usaha dariku saja"
Jimin hanya diam sampai orang dihadapannya pergi, meninggalkan Jimin dengan sejuta pertanyaan. Tempat ini terhitung luas namun rasanya sesak.
"Oppa annyeong"
"Eoh Jieul-ssi" Jimin memaksakan senyumannya saat tiba-tiba Jieul mengambil kursi kosong tempat Hyung nya tadi duduk. Cafe ini memang tempat biasanya para idol berkunjung dan keuntungan untuk Jimin disini adalah ia tak perlu menyamar.
"Boleh aku bergabung?"
.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHAT ARE WE? [JIMIN STORY]
Fanfiction[Completed] . ia kuliah di universitas ternama diseoul. harusnya Moonbyul bangga dengan itu, namun ia juga harus bekerja keras untuk memenuhi kebutuhannya. bekerja sebagai office girl di salah satu agensi yang menaungi banyak idol mungkin akan menja...