[16] don't leave me

198 16 0
                                    

.
.
.
Taehyung begitu saja membuka kamar Jimin. Tidak seperti Yoongi, kamar Jimin terbuka lebar untu member. Kamar yang hangat. Tentu tidak seperti kamar milik Yoongi, Jungkook ataupun Namjoon. Mereka gila kerja.

"Bisa aku menebak sesuatu, Jim?" Tanya Taehyung saat ia sudah mendarat tepat disamping Jimin yang duduk di pinggir kasur. Taehyung merebahkan dirinya dan melihat langit-langit kamar.

"Apa?"

"Kau menyukai Moonbyul?"

"Tapi sejak kapan?"

Jimin yang mendengar serentetan pertanyaan itu ikut merebahkan diri. Seakan bebannya akan berkurang Karena pundaknya tidak memiliki space untuk beban itu masih disana.

"Ini akan berakhir sebentar lagi, Tae"

"Benarkah?"

"Aku berharap semua ini tidak benar" jawab Jimin lirih. Ia mengambil posisinya untuk tidur. Mengapit guling dan menjadikan tangan kanannya sebagai bantal. Menghirup napasnya lalu melepaskan dengan sekali hentakkan. Membuatnya terlihat seperti orang yang terpuruk.

"Yak Jimin-ah. Aku tidak bisa membantumu tapi aku bisa memberikan semangat untukmu. Seperti yang kau bilang padaku", Taehyung duduk dan membenarkan poni. Melihat punggung Jimin seperti ini  membuatnya berpikir apa yang dilalui Jimin tanpa ia tau.

"Gomawo, chingu-ya. Jangan lupa menutup pintu ne~"

Apa itu sebuah usiran?

Taehyung yang sedang mencebik kesal mendengar jawaban Jimin menghentakkan kakinya menuju pintu. Menutupnya dengan sedikit keras.

"Yak Kim Taehyung-ssi kau akan menggantikan keruginnya jika pintu itu rusak eohhh ? Kau dengar itu"

Jimin bersumpah jika Taehyung menuruni bakat perusak milik Namjoon ia akan memasukkannya kedalam daftar hitam. Pintu itu baru saja ia perbaiki gagangnya karena Namjoon tidak sengaja merusak.

.
Hoseok berjalan santai dengan sesekali meliukan tubuh mengikuti irama musik yang ia dengar. Hari ini ia ada janji dengan Yoongi untuk membahas lagu di studio kantor. Yoongi sudah terlebih dulu sampai karenanya Hoseok berjalan di koridor dengan sesekali menyapa orang yang ia kenal.

"Tolong mengertilah, Ji. Tidak mudah membuat Jimin terpengaruh"

Jimin?

Hoseok berhenti didepan pintu. Pendengaran miliknya masih berfungsi dengan baik karena pintu ruangan itu tidak tertutup dengan baik. wilayah ini memang terhitung jarang menjadi lalu lalang staff disini. Karena itu Yoongi membuat studio miliknya di kantor tepat diwilayah ini.

Tapi kita balik ke topik sebelumnya. Ada apa dengan Jimin?

Kenapa namja itu dijadikan bahasan utama mereka?

Hoseok terlalu takut untuk mengintip siapa didalam. Ia hanya menajamkan pendengaran.

"Oppa~"

"Aku sedang berusaha, Ji. Kumohon kau sendiri juga melakukan hal yang sama"

Hoseok panik saat mendengar heels kearah pintu. Kemungkinan besar akan ada yang keluar dari sana. Hoseok berlari beberapa meter menjauhi pintu. Ini saat yang tepat untuk mengetahui siapa orang yang membicarakan Jimin.

Hoseok menarik napasnya dan berjalan pelan seolah ia hanya melewati ruangan itu. Ponsel Hoseok bergetar memunculkan nama  Yoongi sebagai penelpon.

Pintu terbuka dan Hoseok berjalan sambil mengangkat telepon Hyung nya itu.

"Eoh Yoongi Hyung" sapa Hoseok dengan ceria. Di depannya si tersangka  seperti tidak menyadari keberadaan Hoseok. Ia yeoja bertubuh tinggi dengan Surai kecoklatan sepinggang. Hoseok berjalan agak cepat untuk melihat wajahnya. Menubrukan bahu mereka pelan.

WHAT ARE WE? [JIMIN STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang