[9] Tragedy

214 23 2
                                    

.
.
.

Jungkook hanya tertawa saat Hoseok tengah memperagakan keisengan seokjin pada salah satu panitia.

"Kau tau seokjin Hyung meminta yeoja itu menunggu di depan toilet dan mengatakan,

Bagaimana jika aku tersesat?"

Semua tertawa. Bagaimana mungkin seokjin bisa sejahil itu terhadap perempuan. Padahal yeoja itu sudah berulang kali menolak karena ada pekerjaan yang harus segera ia selesaikan.

Jungkook merabah kantong celananya. Ia mencari sesuatu. Wajahnya mulai terlihat tidak tenang. Jelas-jelas Jungkook tidak melupakan kalung pemberian nenek. Dengan terburu-buru ia keluar ruang tunggu dan mencari sekitar koridor ruangan.

"Permisi"
Jungkook menoleh kebelakang dan melihat salah satu panitia menatapnya khawatir.

"Kau sedang apa?"

"Aku kehilangan kalungku" jawab Jungkook lemas.
Itu kalung berharga untuknya. Neneknya memberikan kalung itu seminggu sebelum ia meninggal. Katanya itu kalung milik sang kakek dan Jungkook diminta untuk menjaganya.

"Kalung yang seperti apa? Biar aku Carikan"

"Liontin ya berbentuk hati dan didalamnya terdapat foto kakek dan nenekku. Bisakah aku meminta tolong padamu?"

"Baiklah. Aku akan mengabarimu"

Sedikit lega rasanya setelah mendapatkan bantuan. Setidaknya ia bisa tampil dengan tenang.

"Mohon bantuannya" Jungkook sedikit membungkuk lalu kembali ke ruangannya.

_
Sulit bagi Moonbyul untuk menemukan benda kecil di kerumunan banyak orang. Sudah satu jam ia mengelilingi gedung dan menundukkan kepalanya mencari kalung milik Jungkook.

Ia berhenti di mesin minuman otomatis sembari meneguk cola. Rasanya mustahil menemukan kalung di tempat seluas ini. Namun mengingat wajah cemas Jungkook membuat Moonbyul merasakan jika kalung itu berharga.

"Liontin ya berbentuk hati dan didalamnya terdapat foto kakek dan nenekku. Bisakah aku meminta tolong padamu?"

Kakek dan nenek ya....

Sudah lama sekali Moonbyul tidak mengunjungi mereka di Jeju. Ia berharap keluarga besarnya hidup sehat disana.

Berhenti berputus asa, Moonbyul bangkit dan melangkah pasti kearah parkiran. Dugaannya mungkin terjatuh di parkiran atau jalanan dan sebagainya. Moonbyul beruntung karena jobdesk nya sudah selesai.

Ia menemukan mobil Van Bangtan dan mencoba mengelilingi mobil itu dan melihat ke arah kolong mobil.

Tidak ada.

Ia mencoba berjalan mengikuti jalanan. Pokoknya ia tidak tau pasti ini jalanan apa dan dimana, yang penting ia mencari. Matahari yang terik membuatnya pendapat pengelihatan lebih mudah.

15 menit menyusuri jalanan membuatnya kembali haus. Moonbyul mendudukkan dirinya di trotoar dan mengelap keringat yang sudah sedari tadi membanjiri wajahnya. Dua meter dari posisi Moonbyul, ia melihat sesuatu berkilauan.

Kalung.

Moonbyul yakin itu kalung. Ia buru-buru bangkit dan berlari kearah benda berkilauan itu.

Brak!!

Moonbyul merasakan tubuhnya terbentur sebuah mobil. Rasanya badannya semua linu. Astaga ingin membantu orang malah mendapat sial seperti ini. Dengan sisa tenaga, Moonbyul berjalan tertatih untuk mengambil kalung Jungkook.
Ia merasa jika kesadarannya sudah hampir menipis. Tangannya sudah lemas dan semua persendiannya seperti lepas.
"MOONBYUL!!"

"tolong berikan ini pada Jungkook"
Setidaknya Moonbyul berhasil mengatakan itu sebelum ia benar-benar kehilangan kesadarannya.

Ia pun tidak tau siapa yang berteriak memanggil namanya tadi. Semoga kalung ini sampai dengan selamat. Jika ia mati mungkin itu akan lebih melegakan karena di detik hayatnya ia masih bisa membanti seseorang.

_
Jimin melihat penonton yang antusias dengan penuh senyuman dalam hati terus mencari keberadaan Moonbyul. Datang telat karena beberapa urusan dan membuat Jimin tidak memiliki kesempatan bertemu Moonbyul, padahal ia sudah meminta tolong Eunhae untuk membiarkan Moonbyul datang ke ruangannya agar mereka bisa bertemu. Sial memang.

"Kami sangat senang dan tentunya berterimakasih atas antusias dari kalian semua" namjoon membuka percakapan itu dengan mengucapkan terimakasih.

"Selamat ulang tahun fakultas ilmu sosial dan politik. Semoga semakin kesini semakin sukses", doa Hoseok yang diamini oleh semua member.

"Kami tau yang hadir disini kebanyakan dari army, namun tidak menutup kemungkinan penonton yang bukan army hadir disini. Perkenalan kami BANGTAN BOYS akan menghidur kalian. Mohon dukungannya" perkataan Taehyung membuat ribuan sorakan dan tepuk tangan terdengar lebih keras dari yang tadi.

"Kalian harus belajar dengan baik. Makan dengan baik sehingga kalian bisa menghadapi masalah dengan baik pula" nasehat seokjin.

"Terimakasih dan aku mencintai kalian!!" Teriak Jimin dan langsung disambut musik. Mereka akan membawakan lagu DNA.

Yoongi menebar senyumnya dan memberikan emot hati pada penonton sebelum akhirnya membuat formasi dance.

_
Jungkook menerima kalung itu dengan wajah berbinar-binar. Benar dugaannya bahwa kalung itu pastilah akan ketemu.

"Dimana panitia yang aku mintai tolong tadi?", Tanya Jungkook sumringah.

Panitia yang ada dihadapannya ini diam. Wajahnya tampak pucat Pasih.

"Kau tau dimana? Aku ingin mengucapkan terimakasih padanya"

"Dia mengalami kecelakaan. Baru saja dilarikan ke rumah sakit."

"Mwo??!"

Apa artinya Jungkook baru saja mencelakakan orang?

Rasa senangnya cepat berganti sedih dan khawatir yang mendalam.

"Bagaimana keadaannya?" Jungkook tidak bisa menahan air matanya. Ia baru saja membunuh seseorang.

"Kami tidak tahu"

"Boleh aku meminta alamatnya?"

_

_

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
WHAT ARE WE? [JIMIN STORY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang