04. Hart Bersaudara

1.3K 198 8
                                    

Kalau bukan karena Eurig sedang berusaha bicara serius, dia pasti sudah tertawa terbahak-bahak melihat wajah putranya. Menahan tawa saja rasanya sudah susah setengah mati.

Liam tercengang, terduduk di depan ayahnya dengan ekspresi kaget sekaligus tidak percaya.

"Kita sedang bicara tentang Paman Menno yang itu 'kan?" tanyanya tidak yakin.

Eurig menyodorkan segel resmi Pangeran Meinrad di tangannya kepada Liam, meyakinkan anaknya itu. Liam terdiam sesaat sebelum mengambilnya dan memparhatikan desainnya lekat-lekat.

"Menno Karan adalah Pangeran Meinrad?"

Eurig mengangguk sambil tersenyum.

"Jangankan kamu. Ayah yang sudah mengenalnya berpuluh-puluh tahun saja terkadang masih lupa."

Liam mengingat-ingat semua kenangannya dengan Menno; tidak ada yang bisa membuatnya curiga bahwa pelukis itu dan pangeran yang patung peraknya berdiri di alun-alun kota adalah orang yang sama.

"Menno menitipkan rahasianya pada Ayah," lanjut Eurig serius. "Rahasia Pangeran Meinrad yang adalah pahlawan kota ini dipercayakan kepada keluarga kita - keluarga pedagang Putrabumi."

Liam mengangguk. Lebih baik mendengarkan dulu penjelasan ayahnya dan mencerna semua informasi yang dia dapatkan kemudian.

"Kamu tahu benar sejarah kota ini. Kamu juga tahu bahwa setelah meninggalkan kedudukannya, Pangeran Meinrad tidak pernah lagi muncul di pertemuan kenegaraan apa pun dan tidak pernah memegang posisi pemerintahan apa pun, hingga empat tahun yang lalu. Setelah menjebloskan Hallstein ke penjara, dia lagi-lagi menghilang."

Liam mengangguk.

Tentu saja. Pangeran Meinrad muncul di Stellegrim bersamaan dengan perginya Menno dari Estahr dan datangnya dia ke rumah ayahnya. Lalu, semua kerahasiaan yang ada di surat-surat antara mereka berdua, yang bahkan Liam tidak boleh sentuh. Selain itu, keengganan Menno untuk menghabiskan waktu berkeliling Stellegrim tanpa urusan yang penting, walaupun dia sama sekali tidak keberatan keluyuran di Runweld maupun Estahr....

"Ayah tahu kamu mulai bisa menyimpulkan apa yang terjadi. Menno ingin agar identitasnya tetap menjadi rahasia. Dia tidak berkeinginan menggunakan identitas Pangeran Meinrad, kecuali bila diperlukan."

"Siapa saja yang tahu?" tanya Liam.

"Ayah dan Mara. Lalu sekarang kamu."

Eurig maju dan duduk di sebelah putranya, menaruh tangannya yang keriput di atas bahu anak muda itu. 

"Sekarang Ayah sudah tua. Kehormatan ini - dan terutama, kepercayaan Menno, teman kita - selanjutnya berada di tanganmu. Jaga baik-baik."

***

Rumah kediaman Isa Hart bukanlah kediaman yang paling terkenal di Stellegrim - tidak banyak orang tahu bahwa rumah besar dengan halaman luas yang berada tidak jauh dari gerbang kota dulunya adalah rumah milik seorang tabib. Dulunya. Sekarang putranya, Jesse Hart, tinggal di sana.

Tembok tinggi yang mengelilingi rumah itu dan pagar tebal yang dijaga pengawal bayaran selama 24 jam tanpa henti sengaja dirancang agar orang segan mendatanginya. Tidak ada yang suka bertamu di rumah seperti itu.

Tapi malam ini, seorang pria tanpa ragu datang menghampiri gerbang tinggi rumah itu. Pakaiannya putih dari atas ke bawah, seputih salju yang turun di tengah-tengah musim dingin. Jubah sewarna yang dia kenakan beserta tudungnya menyembunyikan wajahnya dari para pengawal yang berjaga di depan. Tidak jadi masalah. Para pengawal itu tahu siapa dia, dan tahu untuk apa dia datang.

Agung (Artunis #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang