01. First Meet

18.6K 724 15
                                    

01. First Meet.

“Kalo mau nangis, nangis aja. Itu karna enggak semua makhluk bumi kuat untuk pura pura kuat.”

*****

DISINI, Di rumah mewah bercat putih tepatnya di ruang tamu sedang ada perdebatan hebat antara orang tua dan anak. Terpancar kilatan kemarahan dan kebencian dari mata anak tersebut karna tidak terima dengan permintaan kedua orang tuanya.

“Kamu harus menikah dengan dia, Pril. Supaya kamu ada yang jagain, kecuali kalau kamu punya pacar!” Ucap Rizal—Sang papa dengan tegas.

Prilly menggeleng tegas, menentang ucapan Rizal barusan. “Aku enggak mau nikah sama dia? Papa pikir dia cowok baik baik? Ogah banget aku nikah sama dia!”

“Ini yang terbaik buat kamu!” Bentak Sang papa. Ully—Sang mama hanya bisa diam dengan matanya yang sudah berkaca kaca melihat perdebatan suami dan anaknya itu.

“Cih, terbaik apanya.” Prilly berdecih.

“Papa mau aku ditelantarkan sama dia? Oh iya, Papa kan enggak peduli sama aku.” Sambung Prilly dengan sinis.

“Jaga ucapan kamu, Prilly!”

“Kenapa mama diem aja? mqma mau Ily tinggal sama cowok ga baik kaya Revan?” Tanya Prilly pada Ully dengan tatapan kecewa.

“Pa, Mungkin apa yang dikatakan Prilly benar. Kita bisa cari tahu kalau Revan anak baik baik atau tidak.” Akhirnya Ully angkat bicara, membuat Prilly sedikit lega dan senang karena Mamanya ada di pihaknya.

“Gak baik apanya si, Ma? Dia anaknya sopan sekali. Dan taat beribadah. Papa selalu lihat itu.” Ucap Rizal yang membuat emosi Prilly kembali menggebu gebu.

“Ya papa lihat itu kalau dia kesini atau papa kerumah dia! Beda lagi kalau di sekolah! Lagian masa iya aku masih sekolah loh pa! Masih kelas 12!” Prilly membela diri mati matian agar tidak menikah dengan Revan.

Siapa yang mau menikah dengan anak yang selalu menyelesaikan apa apa dengan kekerasan, tukang bully, dan parahnya di umur Revan yang masih muda, sering menyewa perempuan yang berbeda tiap malam di club.

Tentu saja saat Prilly mendapat informasi dari sahabat sahabatnya mengenai Revan. Sangat tidak ikhlas dan tidak ridha kalau ia jadi istri Revan. Bisa bisa pukulan jadi makananan nya sehari hari.

“Coba ka—” Belum Rizal menyelesaikan ucapannya, Prilly sudah memotongnya dan menghela nafas pasrah.

“Terserah mama papa mau terus lanjutin perjodohan ini atau enggak. Yang pasti kalau kalian berdua tetep lanjutin ini mungkin ini terakhir kali nya mama sama papa lihat aku dirumah ini.”

Prilly langsung meninggalkan rumah terkutuk ini. Ia tak menghiraukan panggilan dari Rizal maupun Ully. Matanya memanas, dadanya sesak. Ia mendongakkan kepalanya, agar air matanya tidak jatuh. Sial, kenapa Prilly mendadak jadi lemah seperti ini.

Ia membawa mobil nya dengan kecepatan rata rata. Tatapannya kosong. Apa kini tidak ada yang bisa mengerti dirinya bahkan orang tuanya sendiri?

Prilly memarkirkan mobil nya di pinggir jalan. Lalu kakinya tergerak untuk pergi ke sebuah jembatan dekat alun alun kota yang letaknya tidak jauh dari Prilly memarkirkan mobilnya.

Prilly menyentuh gagang jembatan, dan menatap ke arah bawah jembatan. Batu batu yang besar dan tajam menjamin siapapun jatuh kesana akan langsung pecah kepalanya.

Prilly memejamkan matanya, Kakinya sedikit berjinjit. Tapi tiba tiba tubuhnya di tarik oleh sosok yang tak ia kenal.

“Mau bunuh diri lo?!” Ucap lelaki yang menarik tubuh Prilly itu.

UNEXPECTED MARRIAGE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang