02. Menikah

7.5K 516 13
                                    

02. MENIKAH?

“HATI hati ya, Ali!” Pesan Ully pada Ali lalu Ali mencium punggu tangan Ully dan Rizal bergantian.

“Lo gila?!” Desis Ali saat sudah keluar dari rumah Prilly.

“Ya gue juga enggak tau kalo bokap gue nekat bakal nikahin kita!” Balas Prilly dengan bisikan, bisa gawat juga kalau orang tuanya mendengar.

“Lo bener bener nyusahin gue tau gak sih? Siapa nama lo?!”

“Prilly Mahatei Latuconsina, Tuan Ali yang rese.”

“Denger ya, Prilly gadis gila! Gue gak mau nikah sama lo. Dan gue mau kontrak gila kita itu batal!” Ucap Ali dengan penuh penekanan. Bagaimana bisa ia menikah di saat dirinya masih duduk di bangku SMA? Bahkan ujian nasional pun belum di laksanakan.

Prilly menatap Ali dengan penuh permohonan. Berharap laki laki di hadapannya itu tidak membatalkan bantuannya agar ia tidak menikah dengan revan. Kalau Prilly bisa memilih mungkin ia lebih memilih menikah bersama Ali ketibang dengan Revan.

“Yah, Li. Masa lo gitu sama gue? Plis lah bantuin gue. Lo mau apa liat gue nikah sama cowok kaya Revan??” Ucap Prilly dengan nada memohon pada Ali. Wajah Prilly terlihat begitu menggemaskan sekarang.

Ali mendelik tajam. “Ya bukan urusan gue lah. Lagian kalo lo mau tau, gue udah punya pacar jadi gue gamungkin nikah sama lo, gadis gila!”

Prilly mendengus. Kenapa Ali hobi memanggilnya dengan sebutan gadis gila? Prilly masih waras. Otaknya pun masih berjalan dengan baik walaupun kadang kadang suka tidak berfungsi.

“Ali, papa udah percaya sama lo. Gue bisa lihat tadi muka papa seneng banget lo terima dia jadi mertua nya. Apa lo tega ngerebut lagi kebahagiaan itu??”

Ali terdiam sebentar. Berusaha mencerna dan berfikir dari kata kata yang barusan Prilly katakan. Apa ia harus menyetujui semua ini? Karna mungkin Rizal menaruh harapan yang besar padanya. Tapi Ali juga tidak bisa, karna ia tidak cinta pada Prilly.

“Lo menempatkan gue di tempat yang sulit, Prilly! Coba aja tadi gue gak datang dan gak bantuin lo di deket jembatan. Mungkin semua gak akan serumit kaya sekarang!” Ali benar benar mengatakan apa yang ia rasakan, tak peduli jika itu menyakiti Prilly.

“Ya namanya juga udah terjadi, mana gue tau! Lo pikirin baik baik. Papa kayaknya naruh harapan besar ke lo.” Balas Prilly dengan sesantai mungkin.

“Gue balik. Assalamualaikum.” Tak mau berlama lama berhadapan dengan Prilly karna itu hanya semakin membuat kepalanya pening.

Dan tak lama kemudian Ali menaiki taksi yang kebetulan sedang lewat.

***

Ali memasuki rumah dengan raut wajah frustasi. Ia benar benar bingung. Satu sisi ia tidak mau terlibat dalam masalah Prilly, tapi di sisi lain, Ali kasihan melihat Rizal yang kata Prilly sepertinya sudah menaruh harapan besar padanya untuk menjaga Prilly.

“Ma...” Panggil Ali sambil mendaratkan bokongnya di sofa. Ia mengusap wajah nya gusar.

“Kenapa? Pulang pulang kok muka kaya kabel kusut begitu.” Sahut Resi—Mama Ali yang sedang menonton Televisi bersama Syarief—Ayah Ali sambil memakan kripik singkong. Huh, pantas saja gendut. Batin Ali.

Astaga dasar Ali anak durhaka!

“Kenapa? Kamu gak suka punya mama gendut? Kalo gasuka silahkan keluar. Pintu rumah terbuka lebar untuk kamu.” Ucap Resi yang seakan akan bisa membaca fikiran Ali.

UNEXPECTED MARRIAGE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang