22. SERANGAN MENDADAK.
"Apapun yang udah jadi milik gue, Gak bisa jadi milik orang lain. Gue gak suka apa yang gue punya di usik sama orang lain,"
- Ali Syarief
*****
PAK Junaedi masuk kedalam kelas 12 BAHASA 1 dengan wajah yang selalu menyeramkan. Tak pernah ada tatapan hangat atau bersahabat kecuali pada Prilly. Si murid kesayangan pak Jun.
"Mohon maaf sebelumnya kalau kedatangan saya buat kalian bingung. Hari ini saya akan mengumumkan nilai ulangan harian minggu kemarin. Cukup memuaskan, tapi beberapa dari kalian ada yang mengecewakan," Tutur Pak Jun. Anak anak sudah keringat dingin ditempat.
"Anu pak.. Sebutin yang paling besar sama paling kecil aja dah," Usul Reynald. Pak Jun nampak menimbang nimbang lalu akhirnya mengangguk.
"Nilai tertinggi di kelas ini ada pada Prilly Latuconsina dengan nilai 9,6," Seisi kelas pun riuh bertepuk tangan. Tidak heran lagi kalau Prilly mendapat nilai tertinggi, Wong dia sudah langganan dapat nilai tertinggi.
"Dan nilai terendah dikelas ini ada pada Revan Graham Prayoga dengan nilai 3,4." Sebagian besar dari anak anak menghela nafas lega karena mereka tidak ada di bagian nilai paling kecil.
Sedangkan Revan, Laki laki itu terlihat santai santai saja setelah mendapat pengumuman kalau nilainya paling kecil. "Sehabis ini untuk Prilly dan Revan segera menuju kantor dan temui bapak," Ujar Pak Jun yang membuat Prilly menebak nebak. Ada apa?
"Terimakasih atas perhatiannya. Jangan lupa lebih giat lagi belajar. Prilly dan Revan, Mari." Ucap Pak Jun lalu berjalan keluar kelas menuju kantor disusul Prilly dan Revan.
Prilly berjalan lebih dulu daripada Revan. Dan akhirnya mereka pun sampai di kantor. "Silahkan duduk dulu," Ucap Pak Jun.
Prilly dan Revan pun ikut duduk. "Begini, Prilly. Bapak lihat nilai Revan cukup menurun semester ini, Dan bapak ingin kamu jadi teman belajar dia," Ucapan pak Jun membuat mata Prilly membola. Bagaimana bisa?!!!
"Tapi pak-"
"Bapak menaruh harapan besar denganmu, Prilly. Karena kamu murid unggul dari seluruh kelas bahasa. Dan bapak harap dengan jadinya kamu teman belajar Revan, Nilainya bisa jadi membaik," Ujar pak Jun. Tangan Prilly yang ada di atas paha sudah basah dengan keringat dingin. Bingung harus menjawab apa.
"Revan, Apa kamu mau di ajar oleh Prilly?" Tanya Pak Jun pada Revan. Awalnya Revan diam dan menatap Prilly sebentar sebelum akhirnya mengangguk.
"Prilly, Bagaimana?"
"Mampusssss!!!" Prilly menghirup nafasnya dalam dalam dan menghembuskannya pelan. "I--iya pak, Saya mau." Jawab Prilly ragu.
Pak Jun tersenyum senang. Sebuah kelangkaan juga bagi Prilly dan Revan melihat senyum pak Jun. "Terimakasiu banyak, Prilly. Kalian sudah bisa belajar bersama mulai hari ini," Ujar Pak Jun yang di anggukki Prilly dan Revan.
"Kalau gitu kami berdua permisi pak," Ucap Revan. Prilly dan Revan pun bangkit dari duduknya dan Prilly terlebih dulu jalan. Revan berjalan cepat guna mensejajarkan langkahnya dengan Prilly.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED MARRIAGE [END]
Fiksi Remaja"Kamu bisa berencana menikahi siapa, Tapi kamu tidak bisa rencanakan cintamu untuk siapa.." Berawal dari seorang gadis yang Ali tolong karna gadis itu terlihat seperti ingin bunuh diri di dekat jembatan kota. Setelah menyadarkan gadis itu agar tidak...