21. Beginning

5.7K 655 76
                                    

Karena banyak yang minta aku untuk update hari ini so, Aku update nih hehehe
Jangan lupa votmen nya yaa❤️

Happy reading<3

21. BEGINNING

"Bukan tentang siapa yang kita kenal paling lama, yang datang pertama, atau yang paling perhatian. Tapi tentang siapa yang datang dan takkan pergi,"

*****

JAM menunjukkan pukul lima pagi. Prilly membuka matanya perlahan. Tubuhnya terasa berat karena ada tangan kekar melingkar di pinggang nya. Prilly menyingkirkan tangan Ali pelan pelan dari pinggang nya. Ia langsung beringsut duduk dan menoleh pada Ali yang masih tidur menghadapnya.

Sepertinya Prilly sudah gila karena entah keberanian dari mana jari jemari gadis itu menyentuh kening Ali. Turun ke hidung, Lalu ke bibir.

Prilly tersadar, Ia hendak menarik kembali tangannya tapi Ali langsung menahannya. "Ngapain," Tanya Ali dengan suara serak serak orang baru bangun tidur.

Mampus. Prilly gelagapan. Malu sekali karena ke gep nyentuh nyentuh wajah Ali. Tapi tunggu. Tangan Ali hangat. Apa lelaki itu sakit?

Prilly menaruh punggung tangannya di dahi Ali. Dan benar, Ali demam. "Lo sakit, Li. Gak usah sekolah dulu ya?" Ucap Prilly khawatir.

Ali menggeleng pelan. "Gue sekolah. Bosen dirumah," Ucap Ali yang membuat Prilly gregetan. "Gak ada penolakan, Lo harus diem dirumah. Nanti gue telpon mama Resi," Ujar Prilly.

"Gak mau, Prill." Ali tetap bersikukuh tapi sayangnya Prilly tidak peduli. Perempuan itu tetap tidak mengizinkan Ali untuk sekolah. Prilly beranjak untuk menyiapkan kompresan.

Ali menghela nafasnya pasrah. Badannya pun terasa lemas untuk berjalan. Mungkin Prilly benar, Ada baiknya kalau ia tidak bersekolah dulu hari ini.

Prilly kembali dengan wadah kecil bersisian air hangat dan juga handuk kecil untuk kompresan. "Tukang bubur ada yang buka gak ya jam segini?" Prilly bermonolog.

"Gak bubur juga gapapa. Gue makan apa aja," Ucap Ali. Prilly tersenyum tipis. "Lo makan roti sama minum susu dulu aja ya. Nanti pasti mama Resi kesini bawa bubur," Ujar Prilly.

"Susu siapa?"

Prilly memukul lengan Ali pelan. Astaga, Pertanyaan yang sangat bodoh. "Susu sapi lah! Yakali susu orang!" Ketus Prilly.

"Kenapa bisa sakit begini?" Tanya Prilly sambil berkacak pinggang. "Kehujanan," Jawab Ali enteng.

"Emang lo kemarin gak langsung pulang? Kemana dulu?"

"Nemenin Nayya nunggu jemputan,"

Jawaban Ali membuat Prilly kesal. Kesal sekali. Lihat kan, Gara gara Nayya Ali jadi sakit. "Orang lain mulu yang lo pentingin. Diri lo sendiri kapan?"

"Udahlah, Prill. Kepala gue pusing. Lo jangan banyak omong gitu," Ali berkata ketus. Prilly hanya bisa menghela nafasnya pasrah.

Kini ia bersiap siap mandi karena jam sudah menunjukkan pukul enam kurang. Prilly pun menyambar handuk dan masuk ke dalam kamar mandi.

Sementara Ali, Laki laki itu memijat pelipisnya berharap rasa pusing yang hinggap di kepalanya saat ini mengurang. Sebenarnya Ali ingin Prilly untuk tetap dirumah. Menemaninya disini. Tapi Ali tidak boleh egois.

Ponsel Ali berdering menandakan ada panggilan masuk. Dan itu dari Nayya. Ali pun beringsut duduk dan menekan ikon berwarna hijau.

"Halo. Kenapa Nay?"

UNEXPECTED MARRIAGE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang