17. API UNGGUN & PERASAAN ASING.
"Ada yang patah tapi bukan ranting. Ada yang retak tapi bukan kaca,"
****
PRILLY terus mencengkram baju bawahnya karena saking takutnya. Hingga baju Prilly terlihat kusut. Bagaimana tidak? Lihat saja laki laki gila di hadapannya ini sudah mengikat tangannya ke pohon besar dan juga memegang pisau lipat.
"Gue mohon sama lo untuk gak apa apa in gue. Gue sebenernya ada salah apa sih sama lo sampe lo tega segininya sama gue?" Tanya Prilly dengan mata yang sudah berkaca kaca.
Laki laki itu malah terkekeh. Tertawa meremehkan. "Lo tanya alasan gue kenapa? Prilly... Prilly...."
Laki laki itu mendekat dengan pisau liat di tangan kanannya yang siap kapanpun menyayat kulit siapapun yang mengenainya. Prilly menahan nafas nya takut. Pelipis nya sudah banjir keringat. Setetes demi setetes air mata turun dari pelupuk matanya.
"Ternyata lo cukup bodoh dalam soal perasaan," Lanjutnya. "Lo gak pernah sadar kalo gue suka sama lo?" Tanyanya sambil mengangkat sebelah alisnya sombong.
"Gue kira dengan perjuangan gue beberapa waktu lalu sebelum perjodohan kita di sepakati bakal ngubah perasaan lo ke gue tapi ternyata gue salah," Ujar cowok itu. Prilly menggeleng cepat.
"Gue gak pernah setuju sama perjodohan itu. Itu hanya keputusan orang tua kita. Gue sama sekali gak pernah mengiyakan, Revan," Ya, Cowok itu adalah Revan. Si laki laki gila yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan seorang Prilly.
"Gue selalu ikut kemanapun lo lomba, Prill! Gue yang diem diem liat lo belajar di perpustakaan. Gue cuma bisa diem karena gue tau lo gak suka sama gue! Makanya gue mencoba hal hal kecil yang bisa buat lo ngelirik gue!" Bentak Revan. Kepalanya memutar memori saat ia sering memperhatikan Prilly secara diam diam, Mau itu sedang belajar, di perpustakaan bahkan saat Prilly lomba pun, Revan tak pernah absen.
Sesuatu yang benar benar membuat Prilly tercengang. Ia benar benar tidak menyangka. Karena selama ini, Prilly hanya sebatas kenal sebagai teman sekelas dengan Revan. Tidak lebih.
"Sadar Van, Sadar! Jangan buang buang waktu lo untuk ngejar seseorang yang bahkan tau lo ada aja enggak! Itu obsesi, bukan Cinta!!" Ucap Prilly yang berusaha untuk membuka pintu hati Revan walaupun Prilly yakin, Pintu hati Revan sudah terkunci rapat rapat sehingga susah untuk dibuka.
"Artinya kalau gue gak bisa dapetin lo, Berarti gak ada siapapun yang berhak dapetin lo juga termasuk Ali!" Ujar Revan penuh penekanan.
Prilly menggeleng gelengkan kepalanya tak habis pikir. Entah bagaimana jalan pemikiran Revan, Prilly pun tak mengerti. Yang Prilly tahu adalah, Cowok itu gila dan mungkin ada jiwa jiwa psikopat.
"Van, Mending lo ke psikiater. Kejiwaan lo mungkin ada yang terganggu. Kalau lo terus terusan begini, bukan cuma gue doang yang terancam. Tapi orang yang deket sama lo juga, Van!" Teriak Prilly tepat di depan wajah Revan sambil menunjuknya dengan jari telunjuk.
"Sekali gue bilang kalau gue gak bisa milikin lo, Berarti gak ada yang bisa milikin lo juga!"
"LO BUKAN TUHAN, REVAN!" Nafas Prilly tercekat saat Revan mengarahkan pisau lipat itu pada leher Prilly. Sontak, Sekujur tubuh Prilly bergetar hebat. Ia memejamkan matanya, merapalkan doa doa dan berharap ada siapapun yang menolong nya dari sosok iblis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED MARRIAGE [END]
Fiksi Remaja"Kamu bisa berencana menikahi siapa, Tapi kamu tidak bisa rencanakan cintamu untuk siapa.." Berawal dari seorang gadis yang Ali tolong karna gadis itu terlihat seperti ingin bunuh diri di dekat jembatan kota. Setelah menyadarkan gadis itu agar tidak...