40. DISAPPOINTED.
“Kisah kita itu kayak bintang dan matahari. Mereka berada di langit yang sama, namun tidak pernah punya kesempatan untuk bersama,”
****
“OMA!!”
Prilly memekik lalu berlari menuju oma nya yang sudah menunggu Prilly di depan teras. Prilly langsung memeluk oma nya. Sudah hampir dua tahun Prilly tidak datang ke sini. Dan ia rindu oma dan juga bi Ningrum—Pembantu dirumah Oma. Karena Oma juga hanya tinggal berdua di Yogyakarta. Karena Opa sudah meninggal 5 tahun yang lalu dan Anak-anaknya berada di Jakarta.
“Yaampun cucu Oma udah gede aja? Kamu apa kabar, Bie? Gimana keadaan orang tua kamu dan tante-tante kamu? Oma kangen sekali sama mereka,” Ujar Oma Fatimah.
Prilly tersenyum. “Alhamdulillah, Baik baik aja semuanya. Nanti kalau semuanya ada waktu luang, Kita bakal kesini rame-rame,”
Oma celingukan seperti mencari sesuatu yang hilang. Entah, Prilly juga tidak tahu Oma mencari apa. “Kamu sudah menikah kan satu tahun yang lalu? Suami kamu kemana, Bie? Enggak ikut kesini? Oma padahal pengen ketemu sama suami kamu. Kita kan belum pernah ketemu,” Kata Oma.
Raut wajah Prilly berubah drastis. Raut wajahnya sulit diartikan. “Ah, Kita cerita di dalam aja ya Oma? Bi Ningrum mana?” Prilly dan Oma berjalan masuk kedalam rumah.
Masih sama. Tidak ada yang berubah. Seperti rumah rumah tua pada umunya, Furniture berbahan dasar kayu dan warna coklat yang menjadi dominan.
“Yaampun.. Ini Mbak Prilly toh? Aih.. Bibi kangen sekali! Mbak sudah dua tahun enggak kesini. Bibi dapat kabar dari Jakarta katanya Mbak sudah menikah ya tahun lalu? Selamat ya, Mbak. Semoga Sakinah mawadah warahmah. Si akang nya kemana atuh? Masih di luar?”
Oma dan Bi Ningrum memang bukan orang asli Yogyakarta. Oma tinggal disini, Karena Opa adalah orang asli Yogyakarta. Sedangkan bi Ningrum, Dia merantau sampai Yogyakarta. Bersama anaknya.
“Akangnya enggak ikut. Dia kerja di Jakarta, Prilly kesini mau lanjut kuliah,”
Bi Ningrum manggut-manggut paham. Ia tidak ingin bertanya lagi lebih dalam karena itu adalah Privasi Prilly. “Yaudah atuh kalau gitu, Bibi bikinin teh dulu ya,” Prilly mengangguk lalu bi Ningrum pamit untuk pergi ke dapur.
“Kamu ada masalah sama suamimu?” Pertanyaan Oma tepat sasaran.
“Aku memutuskan buat kuliah disini, Buat sekalian saling introspeksi diri. Apalagi Oma tau, Aku kehilangan anakku. Aku bakal balik lagi ke Jakarta setelah kuliah ku selesai,” Ujarnya.
“Saling introspeksi diri itu bagus, Tapi jangan sampai tali silaturahim dan komunikasinya terputus. Semoga aja beberapa bulan kedepan kamu sudah bisa balik lagi sama suami mu. Ajak dia datang kesini, Oma pengen ngobrol banyak sama dia,”
Prilly terhenyak untuk beberapa saat. Ucapan Oma begitu menyentil hatinya. Bahkan Prilly menginjakkan kakinya Yogyakarta pun Ali sama sekali tidak tahu.
“Tapi buat sekarang, Oma jangan dulu bahas-bahas Ali, ya? Aku lagi gak mau ngomongin tentang dia dulu,”
Oma mengangguk. Ia paham betul apa yang dirasakan Prilly. Kemudian, Oma menyuruh Prilly untuk segera beristirahat di kamar. “Sekarang kamu pergi istirahat ke kamar. Nanti Oma suruh bi Ningrum untuk bawa teh nya ke kamar kamu,”
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED MARRIAGE [END]
Teen Fiction"Kamu bisa berencana menikahi siapa, Tapi kamu tidak bisa rencanakan cintamu untuk siapa.." Berawal dari seorang gadis yang Ali tolong karna gadis itu terlihat seperti ingin bunuh diri di dekat jembatan kota. Setelah menyadarkan gadis itu agar tidak...