37. DANDELION.
“Sepertinya semesta sangat senang bermain main. Kamu muncul saat aku ingin menjauh.
Kamu mendekat, Saat aku ingin pergi.
Sebenarnya disini semesta yang sedang bermain main atau kamu?”****
Prilly mengerjapkan matanya berkali kali dan sesekali mengeryitkan dahinya karena silau cahaya penerangan yang menyapa Indra penglihatannya. Dilihatlah siluet perempuan yang sudah melahirkannya itu.
“Mama? Mama udah pulang? Papa juga pulang? Dimana papa? Aku pengen ketemu,” Padahal nyawa Prilly belum terkumpul sepenuhnya, Perempuan itu sudah melontarkan pertanyaan bertubi tubi pada Ully.
“Ssttt.. Kamu ini baru bangun sudah banyak tanya. Tadi pagi papa udah pulang, Kamu tumben banget bangun jam sembilan gini,” Ucap Ully sambil mengaduk semangkuk bubur untuk Prilly.
Prilly melirik sebentar jam dinding dan ia menepuk dahinya pelan. “Astaga, Iya ma. Kenapa ya bisa bangun siang gini,” Walaupun Prilly tidur tengah malam, biasanya ia tetap bangun subuh. Tapi kali ini kenapa ia bisa bablas sampai jam sembilan seperti ini.
Ully mulai menyuapi bubur buatannya untuk Prilly. “Enggak apa apa, Ly. Kamu kan masih belum pulih juga. Banyak banyakin istirahat. Kamu buat mama khawatir banget tau gak gara gara kata Radja kamu datang sendiri kesini naik ojek online,” Ungkap Ully.
“Iya maaf,”
“Habis ini semua perbannya di ganti. Untung luka di pelipis, tangan, sama kakinya enggak terlalu parah. Jadiin pelajaran. Kalau nyebrang hati hati,” Nasihat Ully. Prilly hanya manggut-manggut.
“Ali udah kesini?” Tanya Ully. Prilly menggeleng sebagai jawaban. “Enggak? Ah, Belum kali. Paling nanti sebentar lagi kesini,”
“Kalau dia datang, Bilang aja aku tidur. Aku ngantuk dan lagi gak mau ketemu sama siapapun,” Balas Prilly. Tentunya saja Prilly berbohong. Ia bisa saja bertemu dengan siapapun tapi kecuali Ali.
“Gak boleh gitu sayang. Tapi mama juga enggak maksa buat kamu ketemu sama Ali. Serius nih gak mau ketemu? Gak mau ditemenin tidurnya? Gak mau disuapin nih sama ayang beb?” Gurau Ully. Prilly memalingkan wajahnya.
“Apaan sih ma? Geli tau. Serius, suruh pulang lagi aja,” Ujar Prilly gugup. Sampai tak terasa semangkuk bubur yang berada di tangan Ully ternyata sudah habis. “Ma aku pengen lihat papa,”
Ully mengangguk. “Tapi kamu harus bersih bersih dulu dan ganti perbannya. Mama kebawah dulu, nanti mama balik lagi kesini,” Kata Ully sambil berdiri dan beranjak keluar dari kamar Prilly.
Setelah Ully benar benar keluar dari kamarnya, Prilly mencoba bangun dari kasurnya dan berniat untuk membersihkan badannya. Tapi suara ketukan dari arah jendela membuat Prilly menghentikan pergerakannya.
Dahi Prilly mengkerut. Siapa yang mengetuk jendela kamarnya itu? Tidak ada kerjaan sekali pagi pagi begini. “Jangan aneh aneh, Kak! Pintu kamar ada ngapain ngetuk ngetuk jendela!” Sahut Prilly. Prilly kira itu adalah Radja, Tapi seseorang itu masih mengetuk jendela kamar Prilly yang masih tertutup dengan gorden.
Prilly berdecak dan berjalan mendekati jendelanya. Disibakkan lah gorden dan betapa terkejutnya Prilly melihat siapa yang mengetuk jendelanya itu.
“Eh tunggu dulu! Jangan dulu ditutup!!” Cegah Ali saat melihat Prilly ingin kembali menutup gordennya. Prilly menatap Ali tanpa minat. “Udah gue bilang lo gak usah temui gue lagi!” Ketus Prilly.
Pandangan Prilly teralihkan pada sebuah gitar yang Ali bawa dan juga sebucket kecil bunga dandelion. “Buang buang waktu,” Prilly langsung menutup kembali gorden kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNEXPECTED MARRIAGE [END]
Novela Juvenil"Kamu bisa berencana menikahi siapa, Tapi kamu tidak bisa rencanakan cintamu untuk siapa.." Berawal dari seorang gadis yang Ali tolong karna gadis itu terlihat seperti ingin bunuh diri di dekat jembatan kota. Setelah menyadarkan gadis itu agar tidak...