34. Will Be Mom & Dad

7.8K 749 196
                                    

34. WILL BE MOM & DAD.

“Dipertemukan secara tidak sengaja dan disatukan dengan rancangan yang sedemikian rupa,”

— Unexpected marriage.

****

“Makan dulu. Sedikit juga gapapa yang penting masuk nasi,”

Prilly terus menggeleng. Nafsu makannya menurun drastis semenjak kehamilan. Usia kandungannya kini sudah menginjak dua bulan. Dan selama itu pula, Ali tak pernah lelah untuk menyuruh Prilly agar pola makannya tetap terjaga.

Ah iya, Pengumuman kelulusan sudah sejak sebulan yang lalu dan siswa siswi kelas dua belas SMA Nusantara, Lulus 100%.

“Enggak kasian sama bayinya? Kamu makan enggak buat diri sendiri aja,” Nasihat Ali. Lalu, Perempuan berdaster biru laut itu, Akhirnya mau membuka mulutnya—Menerima suapan dari Ali.

“Iya tapi lima suap aja ya? Aku bener bener enggak nafsu makan. Takutnya nanti eneg malah di muntahin lagi,” Pinta Prilly dan Ali menyetujuinya. Yang penting, Prilly makan walaupun hanya lima sendok.

“Bunda, Papa sama mama mau datang kesini hari ini. Eh, Sama Shanum juga. Udah lama aku gak ketemu sama dia,” Beritahu Prilly. “Udah kayak ngumpul keluarga besar banget gak tuh?” Kata Ali sambil terus menyuapi Prilly.

“Kakek nenek kamu tinggal dimana? Kok aku gak pernah lihat?” Tanya Prilly ingin tahu. “Dubai,” Jawab Ali.

“Loh kok di Dubai? Kan kakek Adam punya sekolahan disini? Terus siapa dong yang ngelola sekolahan selama ini?”

“Dulu, Kakek ngebangun sekolah itu sebelum ketemu sama nenek. Itu artinya, Kakek masih menetap di Indonesia. Setelah enam tahun sekolah itu dikelola sama kakek, Dan akhirnya kakek ketemu sama nenek. Setelah anak anaknya nikah, Kakek sama Nenek baru pindah ke Dubai. Sekarang, Dikelola sama adiknya kakek,” Jelas Ali. Prilly manggut-manggut paham.

“Pantesan muka kamu kayak boneka arab. Kakek kamu keturunan Arab, Nenek kamu asli orang Dubai. Ckckck,” Prilly berdecak kagum.

“Iya, Nanti anak aku mirip aku juga,” Ujar Ali. “Emm, Boleh lah boleh. Alis sama bulu matanya boleh ngikut bapaknya, Tapi kalau muka ngikut maknya aja,” Balas Prilly.

“Sumpah deh geli banget ngomong aku kamu!” Ucap Prilly sambil terkekeh pelan. “Kamu yang mulai duluan. Yaudah aku ngikut,”

Hening beberapa detik dan tiba tiba saja Ali teringat pada Nayya. Apa kabar ya gadis itu? Terakhir bertemu, Saat pengumuman kelulusan satu bulan lalu. Apa mungkin ia sudah pergi ke luar negeri? Tapi kenapa tidak memberi kabar sama sekali?

“Ali, Ada gitar kan?”

Ali mengangguk lalu menunggu kelanjutan ucapan Prilly. “Ambil gih, Terus nyanyi disini,” Lanjutnya.

“Tunggu sebentar,” Ali beranjak dari kasur lalu segera mengambil gitar yang berada di kamar sebelah.

Hari ini, Rasanya Prilly ingin sekali di nyanyikan. “Kamu mau dinyanyiin ya sayang? Tunggu ya, Papa ambil gitar dulu,” Prilly mencoba mengajak ngobrol si calon bayi dan mengelus perutnya yang mulai sedikit menonjol.

Tidak Prilly sangka, Buah hati yang tadinya tidak Prilly harapkan, Malah sekarang jadi yang paling Prilly tunggu kelahirannya. Bahkan, Rasanya Prilly rela mengorbankan apapun demi si calon bayi.

Tak lama kemudian, Ali kembali dengan sebuah gitar ditangannya. “Mau lagu apa?” Tanya Ali.

Prilly mengetuk ngetuk dagunya—Sedang berpikir lalu dua detik kemudian ia menjentikkan jarinya. “Celengan rindu,” Jawab Prilly antusias.

UNEXPECTED MARRIAGE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang