11. Angel's Soul

4.7K 416 6
                                    

11. Angel's Soul

SEPULANG sekolah, Sesuai saran Syarief untuk pindah, Maka Ali dan Prilly pindah sore ini. Ada orang tua Ali dan juga Prilly. Prilly dan Ali pun sama sama menyeret koper masing masing untuk di masukan ke dalam mobil.

"Awas. Jangan sampe ada yang ketinggalan," Pesan Rizal. Ali dan Prilly pun mengangguk.

"Baik baik disana. Rajin rajin bersihin rumah, Bie," Ucap Ully sambil mengelus elus rambut Prilly.

"Bantuin Prilly beres beres juga kamu, Li. Jangan jadi suami yang gak tau diri," Ucap Resi. Huh, mamanya itu sangat menyebalkan, pikir Ali.

Ali mendengus sambil memutar bola matanya malas, "Iya iya. Santai aja kenapa sih," Cibir Ali.

"Punten Bu, Pa. Mobil nya udah siap, Mau berangkat sekarang?" Ujar Pak sopir.

"Berangkat sekarang aja, Pak. Ali, Prilly kalian hati hati ya," Ucap Syarief. Keduanya pun mencium tangan orang tua masing masing lalu bergantian.

****

Prilly menghempaskan tubuhnya di kasur seraya menghela nafas lega. Akhirnya beres beres rumah selesai juga. Menyebalkan sekali karena Ali tidak peka. Harus di suruh dulu baru ia mengerjakan.

Prilly merasa perutnya keroncongan. Ia juga belum makan siang. Ia menoleh pada Ali yang asik bermain ponsel. Prilly mendengus sebal.

"Beliin gue makan cepetan!" Titah Prilly. Ali masih sibuk dengan ponselnya. Tak menjawab ucapan Prilly.

Prilly menggeram lalu menjenggut rambut Ali. Membuat sang empu meringis. "Sakit! Apa apaan sih lo?!" Ucap Ali tak terima.

"Beliin gue makan! Gue laper!" Ucap Prilly setengah berteriak.

"Yang lapar kan lu, kenapa gue yang repot?!"

"Lo itu bener bener suami gak tau diri!" Setelah mengatakan itu, Prilly turun dari kasur dan menyambar cardigan merah maroon nya dan keluar menutup pintu keras keras.

Ali berusaha untuk tidak peduli. Paling gadis itu keluar untuk mencari makan.

****

"Pak, Nasi goreng nya dua bungkus ya," Ucap Prilly lalu ia duduk di bangku yang sudah di sediakan. Dua? Untuk siapa? Ya untuk suaminya yang gak tau diri itulah. Dirumah belum ada makanan apa apa, Bisa bisa Ali mati kelaparan. Prilly tidak mau tanggung jawab kalau ia terjadi.

"Siap, Teh!"

"Neng, Jam nya neng. Murah murah aja. Cuma 50 ribu. Harga murah, tapi kualitas nya gak murahan dong!" Bapak penjual jam itu berjalan sekaligus berhenti di depan Prilly sambil menyeka sebentar keringat nya.

Entah kenapa, Prilly terus memandangi bapak penjual jam itu. Jika diperhatikan, Tidak ada juga yang kunjung membeli jam itu padahal bapaknya sudah berteriak.

Kaki Prilly tergerak untuk menghampiri si bapak penjual jam. "Eh neng? Mau beli? Sok atuh di liat liat aja dulu," Prilly tersenyum. Cewek itu melihat lihat jam sport berwarna hitam yang menarik perhatiannya.

"Pak, Saya mau yang itu aja deh. Yang warna hitam," Tunjuk Prilly ke arah jam tangan sport berwarna hitam itu.

"50 ribu aja neng," Bapak itu menyerahkan plastik berisi kotak jam itu pada Prilly. Prilly mengeluarkan selembar kertas yang 100 ribu dan memberinya pada bapak penjual jam.

"Waduh, neng. Bapak gak ada kembaliannya. Sebentar ya, Bapak tukar dulu uang nya," Ketika bapak itu hendak berdiri namun Prilly mencegahnya.

UNEXPECTED MARRIAGE [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang