Aku terduduk di birai katil . Aku teringatkan kata-katanya .
" Sayang masih hak abang "
"Sayang masih isteri abang yang sah , percayalah "Bermakna aku masih isteri dia ? Huhh ape ni ?! Arghhh . Aku membaringkan kepalaku . Fikir punye fikir hingga aku tertidur .
Pukul 2.25pagi ku tersedar . Hujan lebat di luar . Kilat yang berdentam dentum menyukarkan ku tidur . Aku takut . Aku berjalan turun tangga menuju ke dapur . Namun saat ku berjalan di dapur , aku dipeluk seseorang .
" Sayang .. abang tahu sayang tak boleh tidur . Abang tahu sayang takut . Maafkan abang sayang . Maafkan abang . " dia rupanya . Dia berkata sementara mukaku kini di menghadapnya . Dia mengusap-usap pipiku . Mukanya sudah hampir denganku membuatkan mataku pejam rapat . Kilat yang memeranjatkan ku lalu aku berpelukan dengannya . Aku menangis .
" Abang .. Ira takut .. Ira takut .. " aku menangis .
" Ye sayang ye abang ada dekat sini sayang . " lalu dia mengucup kepalaku . Seketika aku teringatkan kejadian dulu , aku menolaknya kembali membuatkan dia terlanggar bucu meja . Aku tidak endahkannya lalu naek ke bilik .
Ya allah Azira !! Hampir-hampir je kau berikan hak kau kepada dia ! Arghh naseb lah ya allah engkau bukakan pintu hatiku ini untuk ingat kan kembali apa yang dia telah buat kepadaku .
Arghh nyaris-nyaris ya allah !! Erghhh !! Aku kembali tidur dengan kepalaku yang serabut .
.....
" Mama ... mama " ku terbangun saat ku lihat Puteri diatas badanku . Aku tersenyum . Aku mengusap-usap kepalanya .
" Baby .. " aku menjawab . Dia ketawa sambil menutup hidung .
" Mama busyuk . Mama .. kenapa mama tak bilang Puteri , Uncle ade ? Hehehe best tau Mama ! Uncle play dolls with me ! Heheh ! " dia berkata sambil ketawa . Dia masih ada lagi ? Dia tak balek ke ?
" Sayang . What time is it now ? " aku bertanya . Dia melihat jam barbie nya .
" Dah 12.05pm mama . " dia menjawab . Huhhh ? Dah siang? Aduhaii ! Kalau mama tahu aku bangun lambat gini , eh jap mama .. hmmm mama .. baby rindukan mama . Hais .
Aku bangun membersihkan diri . Lalu aku turun ke ruang tamu . Mana semua orang ? Lisa ? Puteri ? Hmmm . Aku berjalan melangkah ke luar , aku melihat Puteri sedang berseronok di dukung oleh Dzul . Puteri kelihatan terkekek ketawa dengan tangannya memegang pipe air . Aku tersenyum melihat adegan itu .
" Babe .. its not wrong to give people second chance . I know he do all stupid things last time not because he want to but sometimes kau tahu ego lelaki . " Lisa yang tiba-tiba memaut bahuku . Aku tersenyum . Lisa yang tadi tersenyum tiba-tiba terperanjat melihatku . Riak wajahku pelik .
" Kenapa babe ? " aku bertanya . Dia menunjukkan hidungku . Berdarah ? Gosh .
" Babe muka kau dah pucat . Are you okay ? Come lets go to the kitchen . " lalu Lisa membawa ku ke dapur . Dia menolong ku membersihkan hidungku yang berdarah .
" Dahlah babe . Dah okay dah ni . Chill lah . " aku berkata sambil tersenyum .
" Okay kau cakap ? Muka kau pucat semacam tu kau cakap okay ? You cant lie a doctor babe . " dia menjawab . Aku tersenyum . Sedang dia menolong membersihkan hidungku, Dzul datang ke arahku bersama Puteri . Puteri berlari memaut kakiku .
" Mama kenapa ? Mama sick ? Mummy help mama please . Puteri sayang mama . Puteri tak nak mama leave Puteri " Puteri yang sudah mengalirkan airmata . Aku mengusap-usap kepalanya lalu duduk melutut ke arahnya .
" Baby .. mama Okay sayang . Mama wont leave you sayang . Mama love you so much " aku berkata lalu mencium pipinya. Aku memeluknya dengan erat . Aku mengalirkan airmataku .
' Aku tahu ya allah . Aku tahu aku sudah tiada banyak masa . Namun hapuskan lah airmata anak ku nanti jika aku sudah tiada di dunia ini . Janganlah biarkan dia begini . Aku tidak sanggup ya allah . ' aku merintih di hati .
Aku terbatuk kuat saat berada di pelukannya . Batuk menutup mulutku .
" Puteri . Come to Uncle come . Ira . Are you okay ? " Dzul bertanya . Kini aku berdiri dan memaut bahu Lisa . Tanganku berdarah akibat batukku . Aku mengangguk .
Lisa , Dzul dan Puteri kini melihatku . Ada perasaan malu tetapi kalau dah sakit nak buat ape ? Hmm .
" Dahlah tak ape babe . Aku naek ke bilik eh . " aku berjalan menuju ke bilik . Tanganku akan memaut setiap benda yang ku berjalan dekat dengannya .
" Its okay . Let me . " ku dengar Dzul memberitahu Lisa . Apa pun aku tak tahu lah . Namun tiba-tiba ku rasa badanku di awangan . Ehhh aku didukung oleh dia rupanya . Aku hanya melihat mukanya .
Sungguh aku merindui raut wajahnya . Wajah ini yang ku ingin bangun di setiap tidur pagiku dan wajah inilah yang ku ingin tidur di setiap malamku . Mengalir airmataku tatkala teringatkan kejadian yang seakan-akan semalam baru terjadi .
" Sayang .. Sayang .. Okay tak ni ? " dia menghentikan lamunanku . Aku lihat aku kini sudah berada di bilik dan aku sekarang di atas katil . Dia sedang duduk di tepiku . Aku hanya mengangguk . Dia tersenyum lalu mencuit daguku .
" Abang tahu abang bodoh dan abang terlalu rugi membiarkan sayang macam ni . Maafkan abang sebab abang tak percaya akan sakit sayang . Maafkan abang sebab abang selama ini tiada di sisi sayang bila sayang sakit . Maafkan abang sayang . Abang terlalu cinta dan sayangkan Ira . Malah abang terlalu rindukan belaian sayang . " dia berkata . Aku terpinga-pinga untuk menjawab . Aku hanya menggeleng menidakkan perasaanku . Dia tersenyum .
" Abang faham sayang masih trauma dengan benda yang terjadi dulu . Abang tahu sayang tak mampu maafkan abang sekarang . Namun abang berharap sangat sayang maafkan abang jua . I love you sayang . " lalu dia mengucup tanganku. Dengan cepat ku menarik tanganku kembali . Pandanganku kini beralih ke tingkap . Dia keluar dari bilik dan kini tinggal aku sendiri .
Erghhh ya allah !! Mengapa sekarang setelah hatiku ini hancur dan dilukai baru dia mahu kembali ? Erghh ! Hatiku ini masih lagi tidak mampu menerimanya . Aku masih trauma dengan kejadian yang lalu .
Aku menangis .
YOU ARE READING
Indahnya Cinta
RomanceKahwin tanpa rasa cinta .. Wanita yang menghidapi cancer .. Lelaki yang membenci kannya .. Namun walaubagaimanapun , wanita itu tetap mencintainya walau dicaci , dihina dan dipukul bertalu-talu . Tapi dia tahu , insya'allah suatu hari suaminya pa...